Jam dinding kantin sekolah menunjukkan pukul 15.45. Pelanggan di sini tinggal aku, Red, dan dua orang bapak-bapak pekerja bangunan yang tengah beristirahat.
"Aku tak habis pikir dengan mereka," gerutu Red sambil mengaduk-aduk gelas berisi susu soda di atas meja kantin. "Pesta syukuran? Yang benar saja."
Aku menyimak sembari menyeruput es kelapa muda pesananku. Tak lama kemudian, bakso balungan yang kupesan akhirnya datang juga.
"Kau juga," ujarnya padaku. "Jangan terlalu sering berhubungan dengan mereka."
"Kenapa memangnya?"
"Pernah dengar tentang The Dark Triad?"
"Apa itu? Judul novel fantasi yang sedang kautulis?"
"Bukan, semprul. Dark Triad adalah tiga siswa yang punya reputasi paling buruk di antara semua anggota klub Jurik. Sebelum masuk klub, ketiganya masing-masing pernah melakukan tindak kriminal.
"Pertama, Kak Feli, anak kelas XI IPS 3. Jangan tertipu dengan wajah cantik dan tubuh semoknya. Dia adalah mantan ketua Pink Blazer, geng motor cewek paling berpengaruh di kota Petanjungan. Mereka sering memeras dan menindas anak sekolah, khususnya cowok. Singkatnya, Kak Feli bukan tipe cewek yang bisa kaupermainkan.
"Kedua, Lilis, anak kelas X-1. Dia itu stalker. Dia pernah ditangkap polisi gara-gara meneror cewek yang menjadi pacar dari cowok idamannya. Sampai sekarang pun dia masih sering memakai segala bentuk ancaman untuk menyakiti orang-orang yang ia benci. Kau lihat sendiri 'kan tadi? Dia gila.
"Ketiga, Mas Diaz, anak kelas XI IPA 2. Kalau kau pernah masuk ke ruang klub, kemungkinan besar kau pernah bertemu dia. Dia sering menjadi penunggu ruangan itu demi mendapat sinyal wifi. Kurus, gondrong, brewokan, suka main galge di laptopnya, dan terobsesi dengan cewek anime dua dimensi." [*]
[*Galge: game simulator kencan yang menggunakan grafis anime.]
"Oh, si Grandong," gumamku.
"Hah?"
"Bukan apa-apa. Lanjut."
Red pun melanjutkan, "Mas Diaz pernah dipenjara gara-gara meretas sistem keamanan bank dan merampas uang dari sana, namun dibebaskan sebulan kemudian. Kita tak pernah tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
"Tapi selain mereka, kau juga harus mewaspadai Kak Ivan. Dia tak punya catatan kriminal, namun aku tak tahu apa yang membuat Dark Triad menjadi loyal padanya. Ke manapun ia pergi, hampir selalu ada Lilis dan Kak Feli. Ada gosip yang bilang bahwa dia menyewa ketiga orang itu untuk menutup mulut orang-orang yang menentangnya menjadi ketua klub Jurik. Saranku, jangan pernah memercayai kata-kata Kak Ivan. Kau dengar aku?"
Aku mendengarkan Red dengan setengah-setengah. Terakhir kali ia menceritakan gosipnya padaku, aku terjebak dalam klub kampret ini.
Aku telah menghabiskan semua pentol baksoku ketika Red selesai berbicara. Saat aku hendak menikmati sepotong tulang kambing, seorang gadis berbaju silat datang dan membentak kami.
"Eca! Grey! Kok kalian malah di kantin?"
"Eh, A-Alin," ucap Red terbata-bata.
"Kebetulan," kataku. "Kau mau makan juga? Sini duduk. Red yang traktir."
Red menyikut lenganku.
Alin mengernyitkan dahi. "Emang mading udah beres?"
"T-tadi kami ketemu sama Kak Ivan di sana. Lalu madingnya diambil alih sama dia," jawab Red.
"Oh, jadi kamu melemparkan tanggung jawabmu pada orang lain biar kamu bisa malas-malasan di sini?"
"Apa salahnya?" potongku. "Kak Ivan kan anggota jurnalistik juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. I Project: Devil Must Die
Mystery / Thriller[Pemenang Watty Awards 2019 Kategori Mystery & Thriller] Orang bilang Klub Jurnalistik dijuluki "Klub Jurik" karena ruangannya berhantu. Kalau itu benar, sebagai anggota "gaib", aku adalah salah satu hantunya. Namaku Grey. Aku harus mencegah pembub...