Aku menyerahkan kursiku pada Deni dan berdiri di belakang Poppy. Lalu kuceritakan rangkuman pembicaraanku dengan Jerry.
"Heh. Sejak kapan bos besar Lor Pasar takluk di tangan cecunguk Smansa?" ejek Jerry.
"Aku sering mendengar reputasi mengerikan tentang ketua Tomcat yang baru, jadi aku datang karena penasaran," balas Deni. "Ternyata kau cuma anak manja."
Jerry beranjak dari tempat duduknya. Anak-anak geng Dinamo turut mendekati gazebo kami dan mengacungkan senjata ke arah Jerry.
"Tahan semuanya," perintahku. "Kak Jerry, Om Deni cuma mau menawarkan kerja sama. Tomcat memang musuh bebuyutan Dinamo, tapi sebenarnya Kakak sendiri juga membenci Tomcat, 'kan? Kalian sama-sama korban. Kenapa kalian malah saling bermusuhan?"
Jerry kembali duduk. Anggota geng Dinamo pun kembali menurunkan senjata mereka.
"Apa mau kalian?" tanya Jerry.
"Suruh anak buahmu agar jangan ganggu kami lagi," balas Deni.
"Cukup adil, 'kan? Tomcat punya segalanya, sementara warga desa Balongan sudah cukup menderita melawan pemerintah dan polisi," tambahku.
"Akan kucoba," kata Jerry.
"Kalau cuma bilang begitu anak TK juga bisa," tukas Deni. "Buktikan."
"Caranya?"
"Serahkan pembunuh Ratna dan Diaz pada kami."
Mata Jerry langsung melotot.
Aku cepat-cepat menyela, "Siapa pun dari Tomcat boleh, 'kan? Serahkan saja orang yang berpotensi mengkhianati Kakak sebagai kambing hitam. Darto, misalnya? Dengar-dengar dia juga mengincar Poppy. Dia mantan napi pemerkosaan, Kak. Kakak pikir itu lelucon?"
Aku beralih ke arah Deni dan para anggota geng Dinamo.
"Bagaimana menurut kalian? Apa itu cukup?"
Deni dan anggota geng Dinamo lainnya mengangguk.
"Tunggu," kata Jerry. "Kalian pikir Darto bakal dengan senang hati kudepak keluar tanpa perlawanan?"
"Lalu? Itu masalah buat Kakak? Bukannya Kakak orang paling ditakuti di Tomcat?" tantangku.
Jerry menggigit bibir. Seorang Jerry pun cemas mendengar nama Darto.
"Kalau Kakak takut Poppy kenapa-kenapa, jangan khawatir. Kami akan melindungi Poppy selama Kakak mau bekerja sama," kataku sembari membisiki Deni, "Poppy teman Gita, tolong jaga dia juga."
Deni membalasku dengan helaan napas panjang.
"Kenapa aku harus percaya kalian?" tanya Jerry.
"Mungkin kita bisa tanya Poppy langsung," ucapku sambil mengelus pundak Poppy. "Kau percaya padaku, 'kan?"
Kutatap matanya yang tampak makin besar gara-gara bingkai kacamatanya. Bibir tipisnya terbuka sedikit dan dahinya mengernyit. Tampaknya ia masih mencerna situasinya sekarang. Kalau sedang begini, dia benar-benar mirip anak SD yang sedang diculik sementara aku sibuk meminta uang tebusan.
Tolong jangan buat rasa bersalahku tambah besar, Poppy.
Poppy tersenyum, seolah membaca pikiranku. "Aku percaya kok."
"Begitu doang mana cukup!" keluh Jerry. "Apa buktinya kalian bakal melindungi Poppy? Apa bedanya kalian dengan pria mata keranjang seperti Darto? Mana mung—"
Deni memukul meja dengan telapak tangannya.
"Lihat posisimu, Nak. Memangnya kau punya hak untuk menawar?" tanya Deni. "Kalau kau tak mau menyerahkan Darto, berarti kau gantinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. I Project: Devil Must Die
Mystery / Thriller[Pemenang Watty Awards 2019 Kategori Mystery & Thriller] Orang bilang Klub Jurnalistik dijuluki "Klub Jurik" karena ruangannya berhantu. Kalau itu benar, sebagai anggota "gaib", aku adalah salah satu hantunya. Namaku Grey. Aku harus mencegah pembub...