17

8K 433 1
                                    

Perlahan zein melepaskan pelukannya

menggenggam tangan gadis itu kembali, masih terasa oleh zein bahwa gadis di sampingnya ini masih bergetar,,di usapnya pelan punggung tangan gadis itu dengan ibu jarinya, perlahan membawanya masuk dalam pack

"Zein,,,"suara seseorang terdengar dari samping kanan mereka

🔺

Merasa namanya di panggil, zein menoleh

"Mom,,"ucapnya di lepasnya gengaman di tangan daisy, pria itu berjalan mendekati wanita paruh baya yang di panggilnya mom itu, di ciumnya puncak kepala wanita paruh baya itu

"Kenapa kau lama sekali pulang?"tanya wanita itu kesal

"Urusan ku belum selesai mom"ucap zein seadanya

Daisy yang merasa bingung harus melakukan apa, hanya melihat interaksi dari anak dan ibu itu

Zein melupakan keberadaan daisy sampai wanita itu yang menyadari ada orang lain selain dirinya dan putranya itu

"Siapa dia zein??"tanya ibu zein

Tersadar akan kehadiran daisy, zein menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Hmmm dia ke,,,"

"Saya karyawan di kantornya pak zein nyonya"potong daisy cepat

Zein mendengar pengakuan gadis itu,wajahnya mengeras pertanda tidak suka dengan apa yang dikatakan daisy

Daisy melihat perubahan eksperesi zein hanya menunduk takut, tiba tiba sebuah tangan hangat menyentuh bahu daisy yang bergetar

"Oh aku pikir kau adalah matenya putra ku zein,sayang sekali"ucap wanita itu sendu, wanita itu sangat tahu betapa berat perjuangan zein mencari matenya, bahkan zein rela meninggalkan pack untuk mencari seseorang yang bisa membantunya menemukan mate.

"Dia bukan mate ku tapi kekasih ku mom"ucap zein datar terselip nada kecewa di dalamnya

Tubuh daisy menegang bersamaan dengan ibu zein,

Wanita paruh baya itu berbalik menatap zein dan menatap bergantian meminta penjelasan

Zein mengangkat bahunya acuh, daisy hanya bisa mengeleng pelan bingung apa yang harus di lakukannya di satu sisi ia takut melihat kemarahan zein di satu sisi lagi dirinya takut mengahadapi keluarga zein

Zein melangkah cepat mendekati Daisy,menarik gadis itu menuju kamarnya dan mengurungnya di sana sampai acara pertemuannya selesai

*

Hari berganti bulan berlalu,
pagi ini Suara pria itu terdengar memanggil dari balik pintu apartemen daisy, beberapa bulan terakhir ini Zein selalu menjemput gadis itu untuk berangkat bekerja kekantor bersama

Daisy berlari kecil memegang tas Selempangnya menuju pintu dan membukanya dan berbalik menghadap pintu untuk menguncinya kembali

Setelah selesai Daisy tersenyum pada pria yang menunggunya

Zein sedang bersandar di dinding menunggu Daisy sambil memasukan tangan kedalam kantong celana kerjanya hanya berdehem lalu menjangkau tangan Daisy membawanya turun menuju mobilnya

Seperti biasa di dalam mobil mereka hanya diam, Zein yang sibuk dengan menyetir dan Daisy yang sibuk dengan pikirannya

Tanpa terasa mereka sudah sampai di kantor,dan mereka berpisah dari parkiran, tentu saja Zein tidak menyukai keputusan ini, tetapi Daisy memaksanya mengunakan alasan alasan yang membuat zein tidak bisa menolak, mau tidak mau zein harus menurutinya tetapi tentu saja zein memiliki rencana yang lebih menguntungkan dirinya berakhirlah dengan kesepakatan mereka akan berpisah di parkiran dan Daisy harus mengizinkan Zein mencium puncak kepalanya setiap berpisah, keputusan itu lebih baik dari pada setiap hari dia harus mendapat tatapan aneh dari karyawan karyawan Zein

*
Tidak terasa jam kerjanya sudah selesai sekarang daisy berada di dalam mobil siapa lagi,tentu saja mobil Zein

Daisy membulatkan tekadnya untuk berbicara dengan Zein, pikiran ini yang selalu mengganggunya beberapa hari ini

"Zein,,"panggil daisy pelan pada pria yang sedang menyetir itu

Zein hanya berdehem

"Mmm,,apa kau sudah menemukan mate mu??"tanya Daisy hati hati menatap pria itu

"Mate??"beo zein tanpa ekspersi, beberapa saat kemudian wajahnya menjadi datar, Daisy rasa pria itu sedang berbicara dengan wolfnya

"Aku tidak butuh mate"ucap Zein datar

Mendengar perkataan Zein diasy syok bagaimana mungkin pria ini mengatakan begitu "tidak ada satu werewolf pun yang tidak butuh mate Zein,bukan kah dulu kau mengatakan sedang mencari mate, kau harus kembali mencarinya,,"ucap Daisy berusaha tenang, ada rasa sedikit takut jika Daisy menyinggung tentang mate pada zein, setiap kali gadis itu mengatakannya Daisy selalu berakhir dengan bentakan pria itu

"Aku sudah memiliki dirimu, untuk apa mencari mate"ucap Zein lagi

"Tidak,,"

Zein mendadak mengehentikan mobilnya mendengar perkataan daisy, terlihat jelas pria itu sedang menahan amarahnya rahangnya mengeras matanya berkilat marah

"Apa maksud dengan kata 'tidak' mu itu Daisy??!!" Tanya Zein giginya bergemeltuk menahan emosi yang meluap Zein sedang marah besar terlihat dari perubahan iris matanya dari hitam menjadi kuning dan kembali lagi menjadi hitam

"Kau tidak bisa mengklaim kepemilikan atas diriku Zein, aku bukan mate mu"ucap Daisy takut

Pria itu memejamkan matanya mencoba menahan amarahnya

"Kau kekasih ku, jadi aku berhak mengklaim kau milik ku"ucap Zein membuka matanya menatap Daisy tajam

Aku harus mengatakannya,bathin Daisy menguatkan

"Aku bukan kekasih mu Zein, bukan kah aku sudah sering mengingatkan mu,aku hanya menganggap kita hanya sebatas bos dan karyawan atau sahabat," daisy menunduk mendapat tatapan semakin tajam dari Zein "apa kau tidak pernah berfikir mate mu pasti menunggu kau menemukannya, apa kau tidak pernah berfikir juga, aku juga memiliki mate di luar sana??? Ucap Daisy sendu

bahkan aku tidak bisa mencium aroma mate ku sendiri,sambungnya di hati sendu

"Apa yang akan terjadi jika pack mengetahui bahwa aku bukan ma,,,"

"DIAM!!!" bentak Zein dengan alpha tonenya

Daisy terkejut kepalanya menunduk semakin dalam di remasnya ujung roknya kuat, tubuhnya semakin bergetar menahan tangis, selalu berakhir seperti ini jika daisy menyinggung soal mate

"Jika aku bertemu dengan mate ku,aku tinggal merijectnya, bukan kah itu sudah jelas"ucap Zein gampang

Daisy menggeleng kuat tidak percaya dengan ucapan pria itu "kau,,tidak boleh meriject mate mu, apa kau tidak pernah berfikir bagaimana dengan wolf mu, pasti dia tidak menginginkan hal itu"ucap Daisy menahan Isak tangisnya

Zein mengacak rambutnya kasar, pria itu tidak bisa melihat Daisy menangis

gadis di sampingnya itu sepertinya sangat trauma mendapatkan bentakan darinya

Di terengkuhnya tubuh gadis yang menunduk menahan isakan tangisnya itu

"Maaf,,Maaf,,aku membuat mu takut" ucap zein di usapnya pelan puncak kepala gadis itu menenangkan

Daisy hanya diam mendapatkan perlakuan itu, beberapa saat tangisnya reda "aku ingin pulang,,"cicitnya

Semoga suka

Next,,,

Help Me Mate  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang