26

8.9K 531 43
                                    

Typo typonya bertebaran
Jangan salahkan aku salahkan typingnya yang ngotot

Plak!!!

Suara tamparan itu terdengar melengking dari dalam ruangan kedap suara ini, julie dengan beraninya menampar keras pipi daisy, yang mengakibatkan luka robekan di sudut bibirnya.

Daisy memejamkan matanya kala rasa perih dan asin terasa di ujung lidahnya, jarinya bergerak mengusap sudut bibirnya yang terluka, dengan gerakan lambat gadis itu mengangkat kepalanya, lalu matanya terbuka bola mata berwarna merah darah itu kembali terlihat di setiap kedipan matanya,matanya menatap julie nyalang, mata merah darah itu berkobar seperti api, wolf di dalam dirinya benar-benar sedang marah besar, tubuh julie mendadak mundur takut melihat mata daisy yang mengerikan itu

Alex cukup terkejut dengan perubahan mata daisy yang terjadi secara tiba tiba,

"Mate!!" Teriak sam, sam merasakan sesuatu hal buruk akan terjadi jika alex atau dirinya tidak menenangkan daisy dan wolfnya

"Sialan!! Biarkan aku keluar!!" bentak sam pada alex yang masih duduk diam saja

"Diam lah, aku ingin melihat seberapa keberanian sisialan itu" alex tetap menahan wolfnya

"Ruby jangan macam-macam" daisy terus saja memperingati wolf yang sedang mengendalikan dirinya saat ini

Ruby berdecis dan mengeram tidak suka, daisy selalu saja membela dan menbiarkan jalang sialan didepanya ini melukai dirinya,

"Kau" geram ruby kedua tanganya terkepal di sisi tubuhnya, sekuat tenaga daisy menahan ledakan emosi wolfnya itu, iblis di dalam dirinya sedang berusaha mengendalikannya

Kenapa suara sialan itu terdengar berbeda, pikir alex

"Itu wolfnya bodoh"ketus sam

Alex mengeram ketika ia melihat daisy menekan kuat pergelangan tangan julie, alhasil membuat julie memekik kesakitan dan meronta meminta di lepaskan

"Hentikan" suara alex mengalihakan perhatian ruby pada kegiatanya menyakiti julie si jalang bodoh ini

Beberapa saat tatapannya bertemu dengan alex , ruby dapat melihat rahang alex yang mengeras pertanda tidak suka jika dirinya menyakiti julie seperti ini, membuat ruby memasang senyum liciknya ia semakin bersemangat menekankan tenaganya untuk meremas pergelangan tangan julie yang awalnya berwarna merah dan kini sudah mulai berganti berwarna biru

"Sudah ku bilang berhenti brengsek!!" Bentak alex mengema, alex berjalan cepat mendekatinya

"DIAM!!". Teriak ruby tak kalah keras matanya semakin menajam menatap langkah kaki alex, seketika membuat alex tak bisa bergerak, tubuhnya mendadak kaku seperti batu, alex cukup terkejut dengan kekuatan daisy yang tidak pernah diketahuinya selama ini.

Ruby tertawa jahat,ketika melihat eksperesi panik alex dan kaku alex , pria itu tidak berhasil melepaskan jeratannya

Diseretnya julie mendekati tubuh kaku alex, ruby tersenyum puas menatap ekspresi jukie yang kesakitan teriakan melengking darinya bagaikan alunan musik yang indah di telinga ruby

" Ruby cukup" pinta daisy lemah, daisy benar- benar syok dengan apa yang baru saja di lakukan wolfnya, wolfnya benar benar kejam dan sangat jahat, berbanding terbalik denganya yang selalu saja merasakan sakit sebelum menyakiti orang lain

Ruby tak menghiraukan daisy yang memohon-mohon padanya

" Jangan bermain-main dengan ku sialan" geram alex

"Namaku ruby mate, bukan sialan" ketus ruby, di hempaskannya tangan julie kasar ketika ia merasa sudah cukup puas menyakiti pergelangan tangan yang malang itu

Alex tetap berusaha meronta agar bisa terlepas dari tali yang tak kasat mata yang sedang menggikatnya kuat

"Senang bertemu dengan mu mate" tangan ruby terangkat menyentuh rahang yang mengeras pertanda pria itu sedang dalam mode emosi

Alex terdiam kaku ada sesuatu hal aneh yang tidak dapat dijelaskan, ketika kulitnya bersentuhan dengan tangan dingin nan halus milik daisy, ada getaran halus yang menjalar keseluruh tubuhnya " perasaan apa ini??" Gumamnya sendiri tanpa terdengar oleh ruby, ia tak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya

Sedetik kemudian ruby bersedekap dada lagi" walau pertemuan kita tak seenak mate pada umumnya" suara itu terdengar sedih mata merahnya meredup menatap tepat pada bola mata alex yang tercekat, tiba tiba alex merasakan kesedihan yang mendalam di hatinya, seolah tercubit oleh sesuatu yang tak jelas asalnya,

ruby menunduk beberapa saat setelah itu mengangkat kepalanya kembali" ck, aku tidak suka acara melow begini" decisnya, mata itu kembali berkilat tajam menatap bola mata alex

Tangan daisy kembali terulur menarik kasar julie, julie yang masih terduduk mengelus pergelangan tanganya yang masih sakit, terpekik dan berdiri sempoyongan , ia terus meronta berusaha melepaskan jeratan tangan daisy pada rambutnya, membuat alex mengeram tak suka dan terus berusaha meronta lebih keras agar terlepas dari ikatan yang di ciptakan daisy.

"Shit!!" Umpat alex pada dirinya sendiri, kenapa menghadapi daisy yang lemah rasanya begitu susah, di tambah wolfnya tidak ingin membantunya sama sekali

" Aku percaya daisy dan ruby tak akan melukaimu" suara sam memenuhi kepala alex

"Kau tahu, aku dalam mode cemburu" bentak ruby didepan wajah julie yang menengadah menghadap alex, seringai licik terbit di wajah ruby, ruby menoleh kekiri menatap ekspresi alex melihat julie yang berteriak kesakitan di depan matanya

"Apa yang akan kau lakukan jika aku membunuhnya disini??"

" Sebelum itu terjadi, kau akan mati terlebih dahulu di tangan ku" jawab alex dengan seringai jahatnya mengancam berharap daisy menghentikan aksi mengerikannya

Mendadak tangan ruby melepaskan cengkramanya di rambut julie, ia benar benar terkejut atas jawaban alex, matanya mengabur keristal bening itu telah menetes dari kelopak matanya yang terpejam, hatinya mendadak sakit dengan perkataan alex.

semudah itukah alex mengatakan kata-kata itu padanya,

apa memang ia tak berharga bagi alex??

Apa wolfnya juga sependapat dengan alex??

"Bawa aku pergi" pinta daisy pada wolfnya, ia sudah menangis mendengar perkataan alex yang menusuk tepat di jantungnya berada

Semudah itukah alex membunuh dirinya dan daisy, ruby berlari keluar memasuki toilet terdekat, ia menangis tergugu kenapa alex begitu kejam padanya

Matanya sudah berubah seperti semula, daisy juga ikut menangis pilu

Alex melihat ekspersi daisy yang meredup mendadak merasa bersalah, secara tak langsung hatinya juga merasakan sakit yang sama, tapi ego mengalahkannya ia tak ingin diracuni oleh kata kata sam yang mengatakannya bajingan, keparat karena sudah melukai perasaan matenya dengan mengatakan hal yang tidak seharusnya ia ucapkan

Tapi egonya selalu mengatakan, itu adalah salah sialan itu, sudah berani bermain-main dengannya

Alex dapat menyimpulkan ia bisa menyakiti daisy tanpa melakukan kekerasan, hanya dengan mengatakan kata kata yang dapat menyakiti hati gadis itu daisy akan takut padanya

Ikatan kasat mata itu sudah terlepas dari semenjak kepergian daisy dari ruanganya

Next,,,

Gimana kurang kejam apalagi daisy coba??

Jangan lupa comment dan bintangnya ya

Spesial hari ini aku up 2 part heheh

Help Me Mate  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang