"Zombie-zombie itu sudah ada di negara apa saja?"
"Lapor, bos. Berdasarkan pemantauan oleh para petugas, serangan zombie secara mayoritas ada pada negara dengan penduduk terbanyak. Jadi, saat ini, zombie sudah mulai menyebar di Tiongkok, India, dan Indonesia. Ah, zombie-zombie juga ada yang menyebar di beberapa Asia Tengah dan Asia Tenggara."
"Begitu." respons seorang lelaki yang dipanggil "bos" dengan rokok yang menancap di mulutnya. Matanya mengarah pada sebuah negara dengan pulau yang banyak di peta.
"Ah...Indonesia." imbuhnya. "Negara itu memiliki kenangan yang banyak sekali."
Singkat cerita, mereka berempat sudah saling berkenalan.
Sebenarnya, lebih pada Mahen dan yang lainnya sih, karena Sella, Jira, dan Alvaro sendiri hidup dalam fakultas yang sama. Apalagi, Sella dan Alvaro pernah bergabung di UKM Radio Fakultas selama dua tahun.
Sella, yang terkenal pendiam dan galak, masuk UKM Radio? Jangan tanya, Sella sendiri saja tidak tahu.
"Kita mau ngapain ya..." gumam Mahen yang sedang menidurkan kepalanya di atas meja.
"Al, lo nggak punya hp?"
"Nggak." jawab Alvaro sambil meneguk jus stroberinya.
"Huft." Jira menggembungkan pipinya. "Gimana caranya kalau mau cari temen yang lain kalau gitu."
"Dahlah, kita duduk santai aja dulu di sini~" kelakar Alvaro, kakinya ia naikkan di atas meja.
"Gue yakin mereka juga selamat, nggak mungkin polisi itu cuma ambil kalian berdua doang, tempatnya aja kali yang luas jadi nyarinya susah."
Yap, mereka ada di kantin. Alih-alih memberi informasi yang penting, ceramah di aula hanya membuat mereka mengantuk dan hampir tertidur.
"Pertama-tama, kaki lo nggak sopan banget ada di depan kepala orang," ceramah Sella.
"Terus, kalau duduk disini terus mau sampe kapan anjir? Mau neguk jus terus sampe kembung?"
"Ya udah, nunggu aja lah disini. Daripada di aula, sumpek." pungkas Alvaro.
Mereka saling diam tanpa suara. Kebetulan, kantin stasiun lumayan sepi dan mereka tidak suka suasana di aula yang terlalu ramai.
Jira memilih untuk memandangi interior dari kantin, Sella masih menyeruput jus stroberinya, dan Alvaro mencoba untuk tidur. Karena tidak tahu apa yang mau dilakukan, Mahen memutuskan untuk beranjak.
"Kak, gue mau liat-liat dulu ya," pamit Mahen.
"Oh, oke deh. Hati-hati ya," jawab Jira. Mahen mengangguk sesaat lalu berjalan meninggalkan kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Train To Bogor (republished)
Mystery / ThrillerApakah jalan cerita ini sama dengan Train to Busan? BIG NO. Dimulai dari stasiun besar yang sangat terkenal di ibukota, stasiun Manggarai. Lalu, semuanya berlanjut hingga di kota Bogor. Apa yang dapat kalian bayangkan ketika stasiun Manggarai adalah...