twenty two : body and soul

2.3K 281 106
                                    

By the way, aku bikin writing account di Instagram aku. Di sana, aku bakal promosi sekaligus kasih info kalau ada cerita yang update. Jika kalian mau mendukung aku, boleh langsung klik link yang ada di bio aku, ya! atau boleh kunjungi langsung ig : ilmas_writings

Dan ya, salam kenal! Hehehe

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, Pa?"

"Papa mau jemput aku? Tapi aku masih ada pelajaran..."

"Siapa tadi nama lo?"

Sang gadis mengerjapkan mata. Suara-suara tadi terdengar samar di telinganya, membangunkan gadis itu. Yang ia jumpai pertama kali adalah dua orang laki-laki yang sedang duduk di dekatnya—satu terbangun dan satunya lagi tertidur—serta seorang perempuan dengan telepon genggam di telinganya.


"Eh, Jira sadar! Jen, panggilin dokter!"

Apa yang terjadi sebenarnya?









Setelah diperiksa dokter, ternyata Jira mengalami gejala kurang darah, sesuai dugaannya. Kini dokter sedang memberinya resep obat dan beberapa pertanyaan.

"Kamu kemarin cukup tidur?" tanya dokter yang dijawab oleh Jira dengan diam.

Sang Dokter tersenyum.
"Ini obat penambah darah. Sebisa mungkin jangan ngelakuin kegiatan yang aneh-aneh dulu, kalau misalnya nggak kuat nggak usah masuk sekolah, ya?"

Jira tersenyum getir, "i-iya dok, terima kasih."

Dokter itu mengangguk. "Baiklah, kalau ada apa-apa bisa cari saya ya. Saya permisi dulu." ujarnya, beringsut dari sana.

Keadaan kembali hening. Saat ini posisi Jira masih tertidur di kasur UKS. Dua laki-laki yang ada di sana diam bagaikan patung sedangkan sang perempuan yang bernama lengkap Agatha Jennie tersebut sedang mondar-mandir gelisah.

"Ji."

"Hm?"

"Lo nggak papa?" tanya Tristan, ada nada kekhawatiran di dalamnya.

"Nggak papa kok," Jira tersenyum tipis.


Tristan menghela napas. "Syukurlah."

Bagaimana tidak panik? Setelah ia dikejutkan dengan suasana perjalanan waktu yang cukup menguras tenaga, ia tiba di tempat yang sama dan beberapa detik kemudian Jira berada tak jauh darinya dengan wajah pucat.

Kemudian, gadis itu pingsan. Satu hal yang membuat Tristan spontan berlari ke arah gadis itu, tapi ia dikejutkan dengan perihal lain.

Jennie.

"Jennie?"

"Loh, Tristan?"

"Anjir, jangan reunian dulu, buruan bawa dia ke UKS!"

Train To Bogor (republished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang