Siapkan popcorn dan teh gelas , karena kalian akan membaca chap yang panjangnya lebih dari 2000 kata, yey~
Jangan lupa vote dan comment ya!
Happy reading!
Dua bulan telah berlalu.
Rasa kekeluargaan telah tumbuh di antara mereka, dan ajaibnya tidak ada yang memiliki hubungan serius antara laki-laki dan perempuan.
Apalagi Leon, ia berusaha mati-matian untuk tidak mendekati Windi meskipun kadang ia mencari-cari kesempatan.
Jika kalian bertanya-tanya, bagaimana mereka bisa hidup selama dua bulan ini? Dari mana mereka memperoleh biaya untuk kehidupan sehari-hari mereka? Apakah pemerintah mampu membiayai hidup mereka sepenuhnya selama itu?
Jawabannya adalah tidak. Pemerintah memang memberi danadan bekal untuk masing-masing pengungsi, tapi hanya untuk kebutuhan makan,pakaian, dan air, yang pokok-pokok saja. Mereka pun dihimbau untuk tidak terlalu banyakmenggunakan listrik dan air. Jadi, setiap siang dan malam hari, semua lampudimatikan kecuali ruang tamu dan teras ketika menjelang tidur. Tak jarang pula pemerintah membuka donasi jika ada warga yang "superkaya" untuk membantu warga yang kepunyaannya terbatas.
Sementara itu, untuk keperluan lainnya, mereka harus mengeluarkan uang sendiri, entah tabungan yang dipunya atau apapun itu. Jika ada kesibukan yang bisa menghasilkan uang, lebih baik jangan disia-siakan.
Sella salah satunya. Kadang, gadis itu juga isengmenjual gambarnya di taman kota, pada orang-orang yang lewat. Ia juga mengunggahgambarnya di situs foto berbayar dan ajaibnya, karya-karyanya laku keras.Berkat keahliannya, ia dapat memiliki keuntungan hampir mencapai ratusan ribuperminggunya.
Lalu, ada Lisa dan Rara, dua mahasiswa sosial itu kerap membuat artikel maupun video berbau konspirasi zombie. Ya—seperti yang kalian tahu, masyarakat Indonesia sangat menyukai konspirasi. Mereka pun memperoleh pendapatan yang tak kalah banyak.
Tristan, cowok yang satu ini tidak mencari pekerjaan. Ia memberdayakan diri sebagai volunteer untuk membantu menangani warga yang sedang sakit—berkat latar belakang ilmunya. Hmm, sebenarnya Tristan juga senang sih, apalagi kalau dibilang berkontribusi sesuai dengan bidang keahliannya.
Alvaro jangan ditanya, pekerjaannya tidak ada selain main game.
Jira dan Mahen, yang mereka lakukan selama dua bulan ini adalah mencari keberadaan orang-orang terdekat mereka. Bukan untuk mereka berdua saja, tapi juga orang-orang terdekat Nami, Lisa, Leon, dan yang lainnya. Mereka juga mencari petunjuk tentang Yoan, bahkan waktu selama sepekan penuh mereka pakai untuk menelusuri semua rumah sakit yang ada di Bogor, hanya untuk mencarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Train To Bogor (republished)
Mystery / ThrillerApakah jalan cerita ini sama dengan Train to Busan? BIG NO. Dimulai dari stasiun besar yang sangat terkenal di ibukota, stasiun Manggarai. Lalu, semuanya berlanjut hingga di kota Bogor. Apa yang dapat kalian bayangkan ketika stasiun Manggarai adalah...