22- Masa Lalu Albert (2)

2K 96 4
                                    

"Aku bukannya tidak mau membuka hatiku untukmu, namun... cinta tidak bisa dipaksakan walau kita sekarang dekat."
-albert-

******

Albert sibuk membalikkan buku LKS nya . Ia sedang tidak berkonsentrasi untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat di lembaran tersebut.

Albert teringat atas permintaan bantuannya kepada hadi sahabatnya itu. Hadi pun menanggapi permintaan albert dengan baik.

"Ya yang pertama lo harus deketin dia dengan cara memberikan perhatian seorang cowok ke ceweknya, kedua lo harus bisa gombal biar cewek itu ga bosen pas lagi sama lo, yang ketiga lo harus peka karna terkadang cewek itu suka memberikan kode-kode yang sulit dimengerti."ucap hadi antusias.

Albert pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya walau ia sedikit tidak mengerti , mengapa ia harus memberikan gombalan kepada wanita ? Sedangkan albert saja tidak mengerti bagaimana caranya.

"Ah lebih baik gunain cara gue sendiri, solusi hadi terlalu sulit bagi gue.."gumam albert kepada dirinya sendiri.

Ponsel albert kini bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk didalam ponselnya , albert pun langsung membaca pesan tersebut.

0878********
Aku karina..

Albert sedikit mengulas senyum dibibirnya saat ia menerima sebuah pesan singkat yang dikirimkan oleh seseorang yang kini memenuhi pikirannya saat itu.

Albert pun membalas pesan yang karina kirimkan dengan lumayan cepat.

Albert
Ini nomer lo ya , besok mau gak bareng kesekolah sama gue ?

Send-

Sebuah pengiriman pesan yang albert kirimkan untuk karina tersebut mungkin membuat karina membacanya senang.

Mungkin malam ini adalah malam awal mulanya tercipta sebuah ikatan itu, ikatan yang tadinya mereka tidak mengenal satu dengan yang lain . Namun karna ada nya malam ini , mereka jadi lebih mengenal satu dengan yang lain.

Diesok hari nya albert menjemput karina kerumahnya agar bisa bersama-sama pergi kesekolah.

"Selamat pagi..."salam albert yang sedang duduk diatas motornya.

"Pagi..."sambut karina dengan tersenyum senang.

"Udah siap ?"tanya albert dengan nada yang membuat siapa saja mendengarnya meleleh.

Karina pun menganggukan kepalanya , dan segera mendekati sepeda motor albert.

"Pake nih.."ucap albert memberikan karina sebuah helm.

"Makasih.."ucap karina yang kini memakai helm itu

Albert melihat karina yang begitu kesusahan merekatkan tali helmnya saat ini.

"Sini gue pakein helmnya..."ucap albert.

Pipi karina kini bersemu merah, ia malu bila wajah albert kini terlalu dekat dengan wajahnya.

CUPU is strong womenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang