25-Acting

1.8K 75 4
                                    

"Sebut namaku jika kamu merasa kesepian, panggil namaku jika kamu merasa butuh pertolongan. Maka aku akan datang bila kamu lebih mementingkan diriku dibandingkan dirinya."
-Raffa Blenda-

*****

Raffa sibuk menatap ponselnya, ia sedang bingung. Bingung apa yang akan dia lakukan sekarang, karna di satu sisi raffa sangat menyukai feroza dan disisi yang lain ia mengkasihani dinda siswi cupu yang berhati baik tersebut

Raffa mencari sebuah nama di aplikasi whatsapp yang ada diponselnya dan menuliskan sebuah pesan untuk seseorang yang ingin ia kirimi apa yang sedang ia pikirkan.

"Albert..."ucap raffa yang masih memandang ponselnya tersebut.

Raffa sedikit menganggukan kepalanya " masih mending albert dibandingkan ivan."

Raffa blenda.
Lo bisa bantu gue ?

-send-

Butuh waktu sekitar 20 menit untuk seorang albert membalas sebuah pesan untuk sahabatnya, karna albert seseorang yang malas dalam pengetikkan sebuah pesan.

Albert adrian.
Bantu apa ?

Raffa blenda.
Gue ada sebuah misi buat lo, tenang gak berbahaya kok. Lo cukup ketemu sama seorang siswi yang ada disekolah kita. Terus lo kasihin apa yang mau gue kasih ke siswi itu.

Albert adrian.
Kenapa gue ? Kasih aja sendiri.

Raffa membulatkan matanya atas pesan yang albert kirimkan untuknya.

"Emang pengen gue telen kunyuk kering ini."hardik raffa saat melihat balasan pesan albert.

Raffa blenda.
Plis bantu gue, nanti gue traktir es kepal milo😙.

Albert adrian.
Najis emot lo, ogah! Udah ga musim,seret tenggorokan gue ntar.

Raffa blenda.
Sok lo ! Pantes ga laku.

Albert adrian.
Anjir, nusuk kedalem jantung gue omongan lo.

Raffa blenda.
Mampus! Jadi gimana? Pance..

Albert adrian.
Emang apa yang mau lo kasih, etan ?

Raffa blenda.
Vidio.

Albert kini berfikir sejenak sebelum membalas pesan sahabatnya itu.

"Vidio ? vidio apaan sampe gue yang disuruh."gumam albert.

Albert adrian.
Vidio apa ? Mesum ?

Raffa blenda.
Ntar malem gue omongin ke lo, gue tunggu ntar malem di kafe ****** jam 8.

Setelah raffa membalas pesan terakhir ke sahabatnya, raffa meletakkan ponsel di samping lengannya dan raffa pun menatap langit-langit kamarnya.

"Semoga gue, gak salah za."gumam raffa .

*******

"Hay dindaa..."sapa nabilla saat melihat dinda sahabatnya yang sedang menatap keluar jendela kamarnya.

Adinda pun menoleh kearah sumber suara yang menyapanya, dan dinda sedikit terkejut karna sahabatnya yang sebelumnya menjauh dari pandangannya kini tiba didalam kamar.

CUPU is strong womenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang