13 - Rencana

2.8K 134 4
                                    

Setelah menerima kotak makan yang berisi roti tawar dari seorang dimas, kini dinda  memandangi kotak makan tersebut di dalam kelas .

Deg.deg...

Jantung dinda merasa berdenyut lebih cepat saat ditatapnya kotak makan itu , karna setiap kali menatap kotak makan itu wajah dimas yang muncul dalam angan dinda.

"Kenapa jantung gue kayak gini ? Kenapa setiap gue natap kotak makan ini, wajah playboy muncul ? Gue kenapa ?"gumam dinda histeris.

Kini dinda beranjak dari tempat duduknya , dan melangkahkan kaki nya menuju luar kelas , ia ingin menuju kekantin untuk membeli air mineral karna dinda tiba-tiba haus .

Dinda adalah siswi yang setiap melangkah matanya tidak pernah menghadap jalan , mata dinda selalu menghadap kebawah . Bukan takut , namun dinda nyaman atas apa yang dilakukan.

"Eh saudara TIRI gue .." ucap feroza yang lagi- lagi menekankan ucapannya di bagian TIRI.

Dinda yang sangat paham dengan suara itu, kini mendongakkan kepala nya untuk menatap orang tersebut.

"Masih pagi .." ucap dinda datar.

"Yang bilang udah malem siapa ?" Tanya feroza lagi.

Dinda kini menatap feroza dalam-dalam.

"lo mau apasi sama gue ? Belum puas sama tonjokkan gue waktu itu ?" Ucap dinda yang kini menahan emosinya.

"Gue ga mau apa-apa sih.." ucap feroza yang kini melipatkan tangannya di depan dada .

"Terus ? Kenapa masih ganggu gue ?" Tanya dinda geram.

"Beasiswa lo di cabut ya ?" tanya feroza lagi.

"Iya, dan ini pasti rencana lo" Ucap dinda kepada feroza.

"Ada bukti ?".

"Maksud lo ?"

"Ya lo tuduh gue yang buat rencana itu , emangnya lo ada bukti ?"ucap feroza lagi.

"Gue bakalan cari bukti, dan menyeret lo ke ruang kepala sekolah. Gue bakalan kembaliin beasiswa gue .."ucap dinda penuh keyakinan.

"Cari aja bukti sesuka lo, semakin lo cari bukti itu semakin lo menyesal karna mengetahui kebenarannya.."ucap feroza yang kini mendekatkan mata nya ke mata dinda , dan mengembangkan senyum kemenangan.

"Feroza lo ngapain gangguin dinda lagi sih ?!" Bentak dimas yang sejak tadi memperhatikan feroza serta dinda.

Feroza membalikkan tubuhnya, dan kini menatap sosok pria berbadan bidang itu.

"Aku ga ngapa-ngapain kok sayang..." ucap feroza menunjukkan senyumnya.

"Gue bukan pacar lo, berhenti panggil gue sayang !!!" Bentak dimas lagi.

Feroza tidak menanggapi perkataan dimas ,ia malah membalikkan tubuh nya , dan menghadap kedepan dinda.

"Oh iya kita belum cerita ya sama dimas kalo kita ini punya ikatan ?" Ucap feroza yang kini menatap dinda .

"Ikatan apa maksud lo ?" Tanya dimas yang tidak mengerti ucapan feroza.

Dinda langsung menarik tangan dimas untuk segera pergi dari situ , sebelum feroza menjelaskan semuanya ke dimas .karna dinda tidak ingin aib keluarga nya tersebar dari mulut saudara tiri nya tersebut.

*****

"Lo mau narik gue kemana din...?" Tanya dimas yang kini pasrah .

"Kantin.."ucap dinda singkat.

Sejak berada dikantin , dinda tidak mengatakan satu kata pun . Itu membuat dimas menjadi penasaran atas ucapan feroza tadi.

"Din...."panggil dimas dengan suara lembutnya .

"Hm..."

" lo kenapa ?" Tanya dimas yang kini menatap dinda.

"Gue gakpapa ..."ucap dinda yang kini menundukkan kepalanya.

"Cerita aja din...kalo lo butuh temen curhat."ucap dimas lagi.

"Lo pernah gak merasa kesal saat sesuatu yang penting buat hidup lo tapi ilang gitu aja ?"tanya dinda yang kini menegakkan kepalanya untuk menatap dimas.

"Pernah kok, dan itu rasanya sakit.."ucap dimas.

"Itu yang gue rasain saat kepala sekolah gue cabut beasiswa gue.."ucap dinda lagi.

"Emang sepenting apa beasiswa lo dind..?"tanya dimas .

"Beasiswa gue itu ibarat oksigen buat gue dim, jadi tanpa beasiswa itu gue jadi sulit bernafas."ucap dinda menghela nafasnya, ia tidak mau

"Loh ? terus kenapa bisa dicabut ?"tanya dimas heran.

"Gara-gara vidio gue berantem sama feroza diliat sama kepala sekolah, lo tau kan kepala sekolah kita gimana."  Ucap dinda yang kini menegukkan air mineral ke dalam mulut  kecilnya.

Dimas kini menganggukkan kepalanya .

"Gue bakalan cari tau kalo semua ini adalah rencana feroza, dan gue bakalan nyeret feroza ke kepala sekolah."ucap dinda lagi.

"Ada bukti ?"

Kini dinda menggelengkan kepalanya .

Dimas pun menghela nafas panjang , dan menatap wajah dinda dengan tatapan serius.

"Gue bantu.."ucap dimas singkat

"Maksudnya ?" Tanya dinda yang tidak mengerti perkataan dimas.

"Ya gue bantu lo buat cari bukti." Ucap dimas yang kini melebarkan senyumnya.

Bel masuk sekolah pun berbunyi , membuat para siswa berjalan untuk menuju kelasnya. Sama seperti dinda, dan dimas kini beranjak dari kursi kantin untuk menuju kekelas masing-masing.

Tetapi saa mereka berdua berjalan berdampingan , tangan dimas meraih tangan dinda dan menggengam nya.

"Dim ...tangan lo.."

Dinda yang melihat tangan nya di genggam oleh dimas kini mata nya membulat tak berkedip.

"Gakpapa, anggep aja latihan." Ucap dimas mengembangkan senyum manisnya.

Bersambung...

Padahal aku udah up tadi pagi, tapi karna lagi gangguan terus ilang datanya .

Padahal tadi pagi otaknya lagi encer kayak aer , eh mesti diulang lagi .syedih yaaa 😂

Sorry ya kalo agak gak nyambung . Yang penting isi cerita yang pengen aku sampein nyampe 😢😢

Uhhh cedih senior , ijin up 🙇

Jangan lupa vote dan comentarnya❤

CUPU is strong womenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang