22.true

75 17 41
                                    

JASMIN POV'

Siapa orang tua kandungku?apa benar aku pembunuh?jawabannya benar,tak mungkin papa berbohong

Sekarang aku berada di kamar sendirian,aku tak ingin di ganggu,aku sedang meratapi diriku yg lumpuh di buang dan merusak kebahagiaan orang,andai saja aku tak ada mungkin jesika masih hidup dan mungkin keluarga ini aman dan tentram

Tambah lagi aku membunuh kedua orang tua marion dan kakak citra,jadi ini alasan mereka meneror ku?sungguh aku pantas mendapatkannya

Disorder ,ya itu yang kualami,tapi itu dulu tidak sekarang buktinya sekarang aku baik baik saja

Aku memikirkan apa yang dimaksud jams"kita sama"kata itu yg membuat ku penasaran setengah mati

Aku membuka ponsel ku dan menelfonnya

"Halo jams.."

'Ya?"

"Gue mau nanya maksudlo ngomong 'kita sama' itu apa?"

"Ntr gue jelasin di sekolah kepo banget si lo jadi orang"

"Iyadeh"

Tutt..

Telepon ku matikan secara sepihak

Tok..tok..jendela ku di ketuk beberpa kali,aku pun mendorong kursi roda ke arah jendela

Kudapati secarik amplop dan membukanya 'kejutan'
Apa maksud surat ini?

Aku menutup jendela kembali dan menguncinya,aku mendorong kursi roda ku ke kasur dan menaiki kasur perlahan sesaat aku memejamkan mata dan tertidur,aku tak terlalu memikirkannya aku tau itu surat teror lagi,sampai kapan?sampai kapan aku akan terus begini?

***

JAMS POV"

Pagi yang indah aku akan menjemput seseorang yg tak kalah indah dari pagi ini

Tadi malam jasmin menelfon ku menanyakan soal siang tadi yg membuat dia bingung,pasti dia mengira aku sama seperti dia,disorder?yg membuat si pelaku menyangkal apa yg dia perbuat,jawabannya tidak,aku tak mengalami psikis seperti itu,walaupun jasmin mengalaminya aku tetap menyayangi nya apa ada nya,seterah orang mau bilang apa,toh hidup hidup kita yg jalani kenapa harus memikirkan kata orang?

Aku melajukan mobil ku ke rumah jasmin selang beberapa menit sampailah aku di rumahnya,dia telah menunggu di depan pagar,kenapa dia menunggu di luar dengan wajah yg kusut?pasti ada sesuatu

Tin..

Aku membunyikan klakson beberapa kali,sengaja agar dia merasa jengkel

"Apaansi jams,budek telinga gue lama lama"marahnya

Aku hanya terkekeh pelan dan membawanya masuk ke dalam mobilku,di perjalanan aku mencoba membuka percakapan

"Hemm.."aku dan jasmin saling berpandangan karna kami sama sama berdehem

"Apa?"kata kami bebarengan

"Anu.."gugup nya

"Kenapa?"tanyaku

"Lo deluan deh"

"Hmm gue cuma mau bilang kenapa pagi pagi muka lo udah kusut kaya baju ga di setrika aja"

"Emang belum di setrika"katanya singkat

"Garing banget si"

"Yauda si"

Akhirnya aku dan jasmin sampai di sekolah tepat waktu,aku mendorong kursi roda jasmin ke arah kelas,banyak pasang mata memandang kami tak suka,jasmin hanya menundukkan kepalanya takut

Terang Yang MalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang