17.kenyataan

59 16 3
                                    

DORR

Aku tak sanggup melihat,aku menutup mata dan menangis sekencang kencangnya

Kursi roda ku di dorong oleh seseorang sepertinya polisi,kulihat jams diangkat polisi dan papa juga

Pria tua itu di tangkap polisi,tapi itu bukan sesuatu yg melegakan karna aku yakin pria itu akan kabur setelah beberapa hari,dia tersenyum sinis

Aku menangis melihat  luka di perut bagian kiri jams tertancap peluru dan papa belum sadarkan diri

Sampailah kami di rumah sakit,jams dan papa di bawa keruangan darurat,sedangkan aku kembali ke tempat tidur,aku terus memikirkan apakah jams selamat?

Pintu kamar terbuka,tampaklah laki laki bereragam polisi tersenyum kerah ku

"Terimakasih nak,berkatmu kami bisa menangkap buronan pembunuh itu,sangat susah menangkapnya pasti dia akan kabur lagi,kami akan menjaga nya dengan ketat" ucap nya

"Pak saya mohon jangan sampai dia melarikan diri,nyawa saya dan teman saya terancam" kata ku menangis

"Kami akan menjaganya sebaik mungkin,kalau ada apa apa telfon kami,saya permisi" katanya beranjak pergi

Aku hanya mengangguk lemah,sekarang pukul 7:56 tak terasa sudah berapa jam aku menangis,bella dan ethan sedang menuju kesini,aku sudah menceritakan semuanya,mereka bolos sekolah untuk menemaniku,awalnya aku menolak tapi mereka bersikeras ingin kesini

Beberapa menit sampailah bella dan ethan dengan khawatir

"Ya ampun benerkan kata gue,ada aja masalah nimpa lo" kata bella mengomel sambil meletakkan buah di meja

"Trus keadaan lo gimana,udah baikan" ethan berkata khawatir

"Gue sih ga apa apa tapi..."

"JAMS" potong mereka bebarengan

"Iya jams,ama bokap gue" kata ku lemah

"Kasian amat ya si jams korban pembunuhan" ucap bella iba

"APAANSI LO JAMS BELUM MATI" kata ku berteriak tak terima

"Ya ampun lo gitu amat si, iya iya maksud gue dia koma" bella menatap ku takut

"Anterin gue ke kamar jams"

Sekarang aku berada di ruangan di mana jams di rawat,bella dan ethan tunggu di luar karna yg boleh masuk hanya satu orang

Aku mengadahkan pandangan ku di meja yg terdapat surat,aku membukanya'aku tak ingin membunuh anakku terlalu cepat jadi sengaja aku memilih peluru yg ringan agar lukanya tak terlalu dalam kau jangan khawatir dia akan sembuh,setelah itu kita akan bermain lagi'

Tubuhku menegang,secepat itukah pria itu melarikan diri?
Aku menelpon pollisi

"Apa..." kataku lemah,ternyata pria itu kabur padahal penjagaan sangat ketat dia telah membunuh semua penjaga yg mengawasinya

Air mataku keluar,kenapa hidup ku jadi serumit ini?,aku merasakan tangan hangat menyentuh pipi ku lembut mengusap air mataku

"Semuanya akan berakhir,lo gausah khawatir.."katanya lemah

"Jams.."

"Gue udah sembuh" katanya lagi

"Pala lo peang sembuh"kataku mencupit lengannya pelan

Dia hanya terkekeh pelan

"Dokter bilang peluru di tubuh lo gak terlalu parah dan ga terlalu dalam,jadi lo pasti cepat sembuh" kata ku tersenyum manis

"Bokap lo gimana?" Tanya nya

"Udah sadar dan enakan" memang tadi aku menyempatkan diri ke ruangan papa,terdapat mama di sana menanyakan kapan papa pulang,mama masih seperti dulu tak menghiraukanku,mama tak menanyakan kenapa aku menggunakan kursi roda

Terang Yang MalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang