16. makan malam

11.3K 1.7K 413
                                    

Silau krn pesona inner beauty tante Lane yg memancar ya omm? 😅🏃🏃🏃

Ben POV

Aku mengajak Riri untuk surfing sekali lagi, lebih baik melebur dengan ombak, daripada merasakan jantungku berdetak tidak karuan melihat tubuh Gita yang memakai swimsuit one piece dan kain Bali yang melilit pinggulnya itu.

Aku sengaja memutar tubuhku menghadap ke arah lautan sedari tadi, tetapi otak ini tidak bisa di ajak kompromi memikirkan tubuh indahnya yang terpampang.

Ketika Gita duduk di depanku, kain balinya tersibak sehingga pahanya yang mulus terlihat jelas.

10 tahun berlalu, tubuhnya semakin terlihat menggiurkan.

Jujur saja, sejak kami berpisah, aku tidak mempunyai sex partner, bagiku terlibat dalam hubungan asmara hanya menambah beban hidup saja.

One night stand tidak berlaku di kamusku, perempuan yang bertemu di club atau di mana pun itu, kita tidak mengetahui background mereka, apakah mereka sehat? Apakah mereka memiliki penyakit?

Ok, aku tahu, tidak semua orang-orang yang berada di club itu orang tidak benar atau pun mempunyai penyakit, tetapi untuk berhati-hati lebih penting, kan?

Satu-satunya cara ya memakai pengaman, tetapi aku termasuk dari salah satu pria yang tidak menyukai memakai pengaman.

Lebih memilih skin to skin.

Jadi, nop, no girl, no women setelah Gita.

Gita adalah satu-satunya perempuan di dalam hidupku, walaupun ku akui, sepanjang pernikahan kami, kehidupan sex kami tidak begitu bergelora.

Mungkin karena aku yang fokus dengan hobiku.

Tidak memperdulikan Gita, perkataan Riri tempo hari membuat pikiranku terbuka.

Makanya kenapa jantungku belakangan ini berdegup kencang, sedikit sentuhan dari Gita saja bisa membuat nafasku tercekat.

Melihat tubuhnya yang memakai swimsuit one piece bisa membuatku menelan ludah banyak-banyak dan jantung berdetak tidak karuan.

Aku merasa darahku mengalir ke satu tempat, ke pangkal pahaku.

Tangan ini rasanya ingin membuka belitan kain lilit dari pinggulnya.

Aku mengetuk-ngetuk keningku membentur surfboardku, berharap bisa menghilangkan pikiran kotor yang tiba-tiba muncul di benakku.

"Ayah sehat?"

Suara anak perempuan yang berdiri sambil memegang surfboard di tangannya membuatku menghentikan gerakan benturan kepalaku.

"Ayah pusing ya?" Tanyanya lagi.

Aku menoleh ke belakang, ke arah Gita yang sedang memandang ke arah kami dari balik pundakku.

"Ri" Aku mengusap wajahku pelan.

"Kenapa yah?" Riri mendekatiku.

"Selama ini, kamu pernah liat ada lelaki yang dekat sama mama kamu gak?" Tanyaku.

Riri mendongak menatapku bingung.

Aku berdeham membersihkan kerongkonganku yang tiba-tiba terasa kering.

"Ehem, maksud ayah, kamu pernah lihat ada lelaki yang menjemput atau mengantarkan mama ke tempat kerjanya?"

Ok, sesuatu yang muncul sejak entah kapan aku sadari, sangat mengusikku, memikirkan Gita ketika kami bertemu kembali, apakah dia menikah lagi setelah perceraian kami, ataukah masih sendiri?

back for goodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang