Karena kolor ijo udah punyaan org, jadi mending kolor pink aja 😅😅
Pasti pada balik nge-zoom mastiin beneran pink apa bukan 😂😂🏃
Ben POV
Aku menganggap pembicaraan kami belum sepenuhnya selesai karena terpotong oleh kedatangan Riri.
Kami berjalan beriringan menuju kamar setelah menyantap sarapan. Beberapa kali aku melirik ke arah Gita
Riri menarik lenganku dan berjinjit.
"Ngelirik mama terus yah, Riri masuk kamar duluan ya, biar ayah sama mama ngobrol berdua lagi"
Aku meringis.
Riri sangat peka. Gak habis pikir, umurnya 9 tahun kan? Usahanya untuk menyatukan kami ku beri ancungan 5 jempol, 2 jempol tanganku, 2 jempol kakiku dan 1 lagi?
Bukan jempol sih, sesuatu yang bisa bergerak mengacung karena genggaman tangan Gita.
Aku mengusap wajahku pelan, lagi-lagi pikiranku melayang kemana-mana.
Aku mengamati Riri dari belakang, dengan sedikit lebih cepat dia mengayunkan langkahnya mendahului kami.
"Ma, Riri mau nonton kartun dulu, jangan ganggu, mama ngobrol aja sama ayah di kamar ayah ya" Ucapnya sebelum menempelkan kartu di handle pintu.
Langkah Gita berhenti dan tubuhnya memutar ke arahku, matanya menatapku.
"Kamu yang nyuruh Riri?" Tanyanya curiga.
Aku langsung menggeleng.
"Nggak" Jawabku cepat.
Gita bersedekap,
"Gak percaya banget, tanya Riri aja" Kataku sambil melangkah melewati tubuhnya.
Riri tersenyum ke arahku sebelum menghilang dari balik pintu.
Aku berdiri di depan pintu, Gita masih mematung di tempat.
"Lagian pembicaraan kita tadi belum selesai, omongan kamu tadi keputus kan? Seharusnya kamu berterima kasih Riri ngasih kesempatan untuk ngelanjutin obrolan kita" Tanganku mengulur ke arahnya.
Kulihat wajahnya ragu, lalu Gita perlahan berjalan mendekatiku.
Uluran tanganku tidak di gubris olehnya, daripada tidak memegang tangannya, tanganku bergerak membelai dan mengusap punggungnya sampai ke lekukan bokongnya ketika Gita masuk ke dalam kamar terlebih dahulu.
Tangannya menepis tanganku dengan cepat, matanya melotot menatapku.
Gita berjalan ke arah sofa, menghempaskan bokongnya dan kembali bersedekap.
Aku tersenyum lalu mengambil duduk di sampingnya.
Lutut kami bergesekan.
Gita merapatkan kakinya dengan canggung.
"Kamu kenapa?" Tanyaku bingung melihat gelagatnya yang tiba-tiba berubah.
Gita menatapku lama.
"Ben..." Ucapnya pelan.
Tubuhnya memutar ke arahku dengan pandangan menyelidik.
"Kamu yakin kita balik buat memperbaiki hubungan kita?" Tanyanya kemudian.
Aku mengangguk.
"Kenapa? Kamu keberatan?" Aku balik bertanya.
Gita menunduk.
"Kita sama-sama tau hubungan kita dulu bagaimana, kita pisah karena hal yang...." Gita menyisir rambut panjangnya gusar.
Gita menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
back for good
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 13/5/18 - 7/7/18