18. demi apaaaa???

12.2K 1.6K 565
                                    

Mimisan eike cynnnn 😅😆

Gita POV

Aku mengetuk pintu kamar Ben, jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, tetapi Ben belum keluar dari kamarnya, biasanya Ben selalu bangun pagi-pagi untuk pergi berselancar.

Riri memintaku untuk membangunkan ayahnya, alasannya sangat tidak masuk akal, Riri bilang dia tidak kuat berdiri ataupun berjalan menuju kamar sebelah karena belum sarapan.

Ya ampun kemana perginya makanan yang tadi malam aku pesan untuknya ketika Riri bangun beberapa menit setelah aku kembali dari makan malam bersama Ben?

Sekali lagi tanganku mengetuk pintu kamar Ben.

Suara seretan langkah dan pintu terbuka menampakkan tubuh Ben yang hanya berbelitkan duvet cover.

Dengan cepat aku mengalihkan pandanganku.

Tuhannn, godaan apalagi iniiii? Kemarin aja melihatnya shirtless degupan jantungku belum kelar kembali normal.

Sekarang Ben mempertontonkan pahatan tubuhnya yang membuat jantungku kembali berdetak kencang, sangking kencangnya aku bisa mendengarnya dari luar.

"Kenapa?" Tanyanya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

Matanya sedikit terpejam, rambut ikalnya terlihat acak-acakan, demi tuppy yang ada di rumah, rasa-rasanya tangan ini ingin berlarian nyariin makhluk hidup yang mungkin ada di rambut Ben. Sekalian merapikan rambutnya itu.

"Wak...Waktunya sarapan" Akhirnya aku bisa mengeluarkan suara walaupun tersendat.

Ben melebarkan pintu.

Mataku mengerjap, kenapa malah ngebukain pintu lebar-lebar? Bukannya nutup pintu, maksudnya apa nih?

Nyuruh aku masuk?

Terus mandiin dia, gitu?

Ben memutar tubuhnya berjalan melangkah ke arah ranjangnya, aku melongokkan kepalaku mengikuti langkahnya lalu berdeham ketika melihat Ben malah menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.

Lahh??

Dia tidur lagi?

Ini?

Duh,

Bimbang,

Apa nyuruh Riri yang bangunin ayahnya aja ya?

Tapi,

Kakiku yang tadi mau melangkah menuju kamarku mengambang di udara.

Aku kembali memutar tubuhku, meraih handle pintu kamar Ben untuk kembali ku tutup.

Kepalaku kembali menjulur ke arah ranjang dengan sedikit melangkah lebih jauh memasuki kamarnya.

Tubuhnya tidak bergerak.

Langkah kakiku yang tidak sinkron dengan otakku semakin melangkah mendekat ke arah ranjang.

Nafasku tercekat, melihat posisi tubuhnya yang telentang, duvet cover tidak menutupi pinggulnya dengan sempurna.

Ben memang mempunyai kebiasaan tidur telanjang.

Dadaku bergemuruh.

Detakan jantungku berdegup sangat kencang, ini seperti orang yang habis lari sprint dengan berlari sekencang-kencangnya demi menjadi di urutan pertama.

Ben bergerak, duvet covernya semakin tersibak, v linesnya yang kemarin di ributkan oleh 2 perempuan di pantai kemarin terlihat jelas.

back for goodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang