Pose glantungan aja ketceh badai om Bennnn 😍
Gita POV
Ben menarik kursi untuk mempersilahkan aku duduk, kami di areal restoran yang berada di luar.
Minim akan penerangan, menciptakan suasana semakin romantis hanya dengan cahaya-cahaya kecil yang berasal dari lilin di atas tiap-tiap meja.
Tanganku membuka menu makanan dengan gugup.
Gimana tidak gugup, perkataan Ben di kamar tadi terus-terusan berputar ulang di benakku.
Baru kali ini mendengar Ben berkata-kata romantis.
Ben memang lebay, tetapi perkataannya barusan terdengar tulus, apalagi caranya memegang tengkukku.
Bikin merinding semua bulu-bulu yang aku punya.
"Udah siap memesan?"
Aku berjengit kaget mendengar suara berat milik Ben.
Tanganku yang dari tadi membolak-balikkan buku menu terhenti, padahal mataku tidak fokus melihat daftar menu makanan yang tertera.
"Steak aja deh" Kataku akhirnya setelah berpikir lama menunjuk ke sebuah photo steak wagyu.
Mataku melotot ngeri begitu melihat harga yang tertera, demi koleksian tuppy di rumah, ya ampun, salah pesan deh, harganya bisa ngeborong tuppy yang lagi promo.
Aduhhh, duhh...
"Ok, minumnya?" Tanya Ben lagi.
"Ng... Equil sparkling" Jawabku lalu menutup menu makanan, kulihat Ben memanggil pelayan untuk memesan orderan kami.
Ben tersenyum ke arahku setelah memesan orderan kami.
Punggungnya menegak dengan kedua sikunya menumpu di atas meja.
"Apa kabarnya?" Tanyanya dengan suara pelan.
Aku tahu, Ben pasti sama gugupnya denganku, pertanyaan barusan terdengar sangat basa-basi mengingat kami yang sudah seharian bersama dan dia baru menanyakan kabarku.
Aku tersenyum tipis.
Mengamati wajahnya dari dagunya yang belah menuju rahangnya yang tegas, dan tatapanku berhenti di kedua matanya.
"Kabar baik, kamu apa kabarnya?" Terserahlah kalian mau bilang kami apa, saling menanyakan kabar masing-masing padahal sudah jelas-jelas kami sehat, segar, bugar, tetapi dengan detak jantung yang berdegup lebih kencang dari standar normal.
Ok, kami tidak baik-baik saja, khususnya aku yang tidak baik-baik mengingat hormonku meletup-letup sejak tadi pagi sampai sekarang, apalagi melihat Ben berdiri di ambang pintu tadi, mataku mengerjap beberapa kali.
Siapa yang tahu kalau kami malah memakai baju kaus dengan warna yang sama, putih, Ben memakai celana pendek warna khaki. Rambutnya yang ikal terlihat basah dan di sengaja tidak di rapikan.
Kesan acak-acakan tetapi macho sangat terlihat jelas.
Ben tampak menggiurkan, padahal tampilannya biasa saja, mungkin karena efek melihatnya shirtless dan kelamaan memandangi tubuhnya yang berotot membuat pikiranku melayang kemana-mana.
Apalagi ketika mata ini mengikuti gerakan tangannya yang bergerak memegang juniornya dan berbicara dengan gamblangnya kalau dia sedang membetulkan letak juniornya yang bangun ke tempat semula.
'bangun'?
Junior Been 'bangun' ketika melihatku?
Aku tidak salah dengar kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
back for good
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 13/5/18 - 7/7/18