24. mengenalnya

12.3K 1.6K 414
                                        

Machooo, mantan chooovettt, chovet hati kuuu.
Buahahaaha amit2 gak sih eike indanggg 😅😂😂

Gita POV

Fix, aku sudah yakin akan kesungguhan pria yang dulu pernah menduakanku dengan papan selancarnya.

Kalian percaya gak? Selama kami menikah dulu, Ben hanya sekali menyatakan perasaannya.

Itupun aku rasa tidak sungguh-sungguh, bagaimana aku bisa yakin dia mencintaiku kalau Ben lebih sering menciumi papan selancarnya ketimbang aku.

Jadi ketika tadi malam dia berkata mencintaiku, rasanya hati ini berkembang-kembang bukan berbunga-bunga lagi.

Tubuhku meliuk mengikuti alunan lagu milik Two Feet - Go Fu*k Yourself, sentuhan di pinggul membuatku memutar tubuh ke belakang, Ben memberikan senyuman terbaiknya pagi ini dengan rambut basah dan tubuhnya yang shirtless.

Aku terkikik melihat ke arah bawah, Ben baru memakai sarung yang semalam aku berikan.

"Gak pake celana?" Tanyaku dengan sebelah alis terangkat.

Ben mengecup bibirku cepat lalu mengambil duduk di kursi bar, kepalanya menggeleng pelan.

"Ternyata lebih enak pakai sarung ya, bebas, ada angin-angin yang masuk, rasanya sejuk" Katanya sambil mengibas-ibaskan sarungnya lalu tangannya meraih gelas kosong dan menuangkan teh hangat yang telah aku sediakan di teko tuppy.

Aku kembali terkikik.

Walaupun memakai sarung, Ben tetap terlihat menggiurkan. Tubuhnya yang berotot tidak terlihat aneh walaupun Ben memakai sarungnya asal-asalan.

"Riri belum bangun?" Tanyanya.

Aku memunggungi Ben, membalik telur ceplok di atas wajan.

"Biasanya sih kalau libur Riri ba..."

"Pagi ayahhh" Suara riang milik Riri memotong perkataanku.

Aku memutar tubuhku.

"Tumben bangun pagi Ri" Kataku, kulihat Riri mencium pipi Ben lalu mengambil duduk di samping ayahnya.

"Kan ada ayah, kita jogging yuk yah, eh ayah beneran pake sarung hahaha" Riri tergelak, tangannya menutup mulutnya dengan bahu yang berguncang.

Aku meletakkan 2 piring berisikan masing-masing telur ceplok, sosis goreng, roti panggang, 2 iris daging asap, tumisan jamur, tomat dan baked red beans ke hadapan mereka.

Riri menatap piring penuh di depannya.

"Udah lama baru makan full english breakfast lagi" Katanya dengan mata berbinar.

Ben menoleh ke arah Riri.

"Memangnya biasa sarapan apa?" Tanya Ben sambil menyomot roti dan mencocol red beans sebelum memasukkan ke dalam mulutnya.

"Roti tawar pake olesan selai aja, ini kayanya mama bikin sarapan begini karena ada ayah deh, ayah musti sering-sering nginap di sini ya, biar Riri dapat asupan gizi yang bagus buat otak Riri, Riri kan lagi masa pertumbu...."

"Ri, brisik deh, kapan mulai sarapannya? Telurnya keburu dingin" Kataku memotong perkataan anak perempuanku yang terdengar seperti sedang mengadukan aku yang tidak layak menjadi seorang ibu.

Tanganku mengecilkan volume speaker JBL dari layar handphone dan ikut duduk di depan mereka sambil menyesap teh manis hangat dari mug besar.

"Kamu gak sarapan?" Tanya Ben.

back for goodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang