25. hilang momen

12.1K 1.6K 400
                                        

Merinding disko liatnyaaaa 😅
Tante Lane saranin jgn di zoom sampe pollll yakkk, beneran deh suwer, bikin kliyengan 😆

Ben POV

Caranya membalas ciumanku, caranya menyentuh kulitku semakin membuatku meruntuki diri sendiri, kenapa dari dulu kami tidak seperti ini?

Desahannya membuatku semakin bersemangat melumat bibirnya dengan rakus, tubuhku menghimpit tubuhnya di dinding.

Kedua tanganku menautkan telapak tangan kami dan menempel dinding di atas kepalanya.

Srekkk....

Kurasakan hembusan angin dari AC yang menyala kencang menerpa kulit tubuh bagian bawahku.

Gita terkekeh di sela-sela ciuman kami.

"Sarungnya melorot Ben hihihihi" Pangutan bibirnya terlepas.

Aku menunduk ke bawah.

Sarungnya sudah teronggok di atas lantai, aku menatap juniorku yang telah mengeras.

Mataku beralih menatap Gita lalu kembali menunduk ke bawah sambil mengisyaratkan agar Gita melakukan sesuatu.

Kulihat Gita menggigit bibir bawahnya.

Kepalanya menggeleng pelan.

Aku tersenyum.

"Morning kissesnya udahan, kalau di lanjut artinya bukan morning kisses lagi" Katanya pelan dengan wajah bersemburat merah.

Aku terkekeh, tidak memperdulikan perkataannya, tanganku bergerak meraih pergelangan tangannya dan mengarahkan ke juniorku yang meminta perhatian.

Tubuhku ini rasanya mendambakan sentuhannya.

Gita mengusap intiku dengan ragu. Usapannya yang akhirny kian beritme membuat kepalaku mendongak ke belakang.

Erangan keluar dari mulutku.

Sentuhannya membuat kepalaku pusing.

Tangannya mengusap dari bawah sampai ke atas dan sesekali ibu jarinya membelai ujung kepala juniorku.

Aku kembali mengerang.

Dengan cepat aku menempelkan tubuh kami dan melumat bibirnya lagi dengan hisapan-hisapan yang membuat gairahku semakin terbakar.

Ketukan pintu terdengar.

"Ayahh, ayo kita ke apartment ayahhh"

"Darn!" Runtukku kaget.

Lagi-lagi anak perempuanku itu mengganggu kegiatan kami.

Gita terkekeh.

Kakinya yang tadi melilit pahaku turun menginjak lantai.

"Kamu tadi gak naruh obat tidur atau sesuatu yang bisa bikin Riri tidur untuk beberapa jam di sarapannya, Git?" Tanyaku dengan suara memelas.

Keadaan yang tanggung begini, juniorku ini di beri cobaan yang berat berkali-kali.

Sekali-kali kan ingin rasanya meledak di dalam genggaman tangan Gita.

Tapi kesempatan untuk itu tidak pernah tercapai.

Gita kembali terkekeh menanggapi perkataanku.

"Riri itu alarm kita Ben, bagus kita gak keterusan" Gita mengusap dadaku dengan gerakan melingkar.

"Ayahhh" Kembali terdengar suara Riri di balik pintu kamar. Niatku untuk kembali mencium bibir Gita gagal.

Aku membungkuk mengambil sarungnya ke atas dan memakainya secara asal.

back for goodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang