DUA

520 37 4
                                    

Jadi orang itu, harus pinter-pinter bedain. Yang mana perhatian, yang mana pencitraan.

-Alfarro Aditama

Setelah mendapat omelan panjang dari Bu Maya, disinilah mereka berdua. Koridor kelas 10. Asyilaa kesal setengah mati, karena Alfarro malah asyik berpacaran dengan Anya. Gadis sok cantik, super manja, dan mau-an. Bukan, Asyilaa tidak cemburu. Cuma Alfarro gak tau diri. Yang dihukum berdua, yang kerja cuma Asyilaa. Kan gak adil.

Pernah dulu Asyilaa mengintip Anya sedang berciuman dengan kakak kelas. Menjijikkan. Padahal saat itu dia masih berpacaran dengan Alfarro. Tapi sayang. Asyilaa tidak tahu siapa kakak kelas itu.

Asyilaa heran. Kenapa Alfarro mau pacaran sama cewek model Anya seperti ini. Ah iya, perlu kalian ketahui. Bukan Alfarro yang nembak Anya. Tapi sebaliknya. Tahu sebaliknya kan? Dan memaksa.

Asyilaa terus mengumpat dalam hati. Enak saja Alfarro duduk diam sambil menenangkan pacarnya yang sedang mengomel tidak jelas di sepanjang koridor kelas 10. Padahal bel masuk sudah berbunyi 15 menit yang lalu.

"Aku, gak suka ya. Kamu gendong dia tadi." kata Anya melirik tajam Asyilaa dengan nada yang sangat manja. Menjijikkan.

"Iya." jawab Alfarro seadanya.

"Kamu, sayang gak sih. Sama aku?" tanya
Anya.

"Iya, sayang." jawab Alfarro.

Ew. Jijik Asyilaa mendengarnya. Asyilaa terus mengepel lantai, berusaha tidak memperdulikan tidak mendengarkan Alfarro dan Anya. Tapi tetap saja tidak bisa, jarak Asyilaa mengepel dan Alfarro duduk tidak terlalu jauh.

Capek. Sungguh, nanti Asyilaa akan membalas perbuatan Alfarro. Enak saja Asyilaa mengepel lantai sendirian. Sedangkan Alfarro malah pacaran. Lihat saja, tunggu pembalasan Asyilaa nanti.

"Kalo kamu sayang aku, cium bibir aku didepan Asyilaa." perintah Anya tiba-tiba.

Asyilaa membulatkan matanya dan bergidik ngeri. Gila cewek ini. Asyilaa berdoa dalam hati agar Alfarro menolaknya. Bukan apa-apa, kalau Alfarro mengiyakan. Berarti Alfarro gak ada bedanya dengan Anya. Gila.

"Gila, lo. Kalo mau ciuman gak usah didepan, gue. Jijik bodoh." akhirnya Asyilaa membuka suara.

Alfarro menatap Asyilaa sebentar, lalu mengarahkan pandangannya ke arah Anya. "Aku, gak mungkin cium kamu." kata Alfarro.

"Berarti kamu gak sayang, aku." Anya mengerucutkan bibirnya.

"Karena aku sayang kamu. Aku gak mau ngerusak kamu." kata Alfarro lembut.

Manis banget. Cibir Asyilaa dalam hati.

"Ya udah. Kalo gitu, kita putus." kata Anya.

"Lo, minta putus. Cuma gara-gara gue gak mau cium, lo?" Alfarro menggelengkan kepalanya. Tidak habis pikir dengan Anya. Begitupun Asyilaa yang melihat adegan itu.

"Murahan banget. Gue iyain biar lo seneng." kata Alfarro lalu pergi meninggalkan Anya.

Anya diam mamatung menatap kepergian Alfarro. Dia menyesal mengatakan itu. Tadi Alfarro mengatainya apa? Murahan? Sakit hati Anya. Sungguh. Biar bagaimana pun dia perempuan normal yang akan sakit hati jika dikatai seperti itu. Anya mengalihkan pandangannya ke arah Asyilaa yang sedang mengepel lantai. Lalu Anya menghampiri Asyilaa.

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang