Tok tok.
"Assalamualaikum, Tante Anik."
"Wa'alaikum salam." jawab Alfarro yang tengah duduk di sofa sambil menonton film, langsung beranjak dari tempatnya. Siapa yang datang siang-siang begini. Mengganggu acaranya saja.
"Tante Anik!" teriak orang itu lagi.
"Bentar!" teriak Alfarro dari dalam.
Alfarro membuka pintu dan melihat Asyilaa datang membawa paper bag. Apa itu isinya makanan? Jika iya berikan kepada Alfarro sekarang. Dari tadi dia belum makan.
Asyilaa masih celingak-celinguk melihat halaman rumah Alfarro yang penuh dengan tanaman dan bunga. Sudah lama dia tidak main kesini. Asyilaa masih belum menyadari kedatangan Alfarro. Asyilaa akan kembali teriak karena ia merasa si empunya rumah masih belum keluar.
"Tante Anik." kata Asyilaa yang masih melihat-lihat halaman rumah Alfarro.
"Woy!"
Asyilaa kaget dan menolehkan pandangannya. Di lihatnya Alfarro dengan pakaian santainya. Baju biru dongker dan celana putih pendek selutut.
"Lo, ngapain keluar? Gue manggil Tante Anik. Bukan, Adi." kata Asyilaa.
"Gak ada orangnya."
"Kemana?"
"Tau." Kata Alfarro cuek.
"Kok gak tau sih? Lo, kan anaknya."
"Emangguemasihdianggapanak?"
"Hah?"
"Ck, udah ah. Ngapain lo?" Tanya Alfarro malas.
"Nih," Asyilaa menyerahkan paper bag kepada Alfarro.
"Ini apa? Makanan?" tanya Alfarro.
"Makanan gundulmu. Hoodie lo, peak."
"Oh, iya. Baru dikembaliin anjir. Udah berapa hari ini?" Alfarro menghitung hari menggunakan jarinya. "Dari hari Selasa. Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu. Lima hari, Neng. Baru lo kembaliin."
"Ya udah sih. Udah gue cuci juga kok, pas pulang sekolah waktu itu langsung gue cuci."
"Kenapa gak langsung dikembaliin?"
"Lupa."
"Perlu sama gue, manggil Mama gue," cibir Alfarro. Alfarro mengendus hoodienya, "ih, bau."
Asyilaa melototkan matanya. Masa iya bau? Sudah dia cuci kok. Sudah dibilas juga. Dijemur juga udah. Disetrika apalagi? Masa bau?
"Yang bener bau?" panik Asyilaa
"Iya, bau wangi. Kayak abis dicuci, dibilas, dijemur, sama disetrika." kata Alfarro polos.
Anjir Alfarro. Asyilaa sudah panik tadi saat Alfarro bilang hoodienya bau. Ah, menyesal Asyilaa panik. Pengen nyakar muka Alfarro.
Asyilaa menghentakkan kakinya kesal dan pergi dari rumah Alfarro. Tapi, langkahnya terhenti karena Alfarro menahan tangannya.
"Mau kemana?" tanya Alfarro.
"Ck, pulang lah. Ngapain gue disini." jawab Asyilaa.
"Lo, pengen tau sesuatu gak?" tanya Alfarro serius.
Sebelah alis Asyilaa terangkat, "apa?"
Alfarro menoleh ke kanan dan ke kiri, "tapi janji ya?"
"Iya."
"Jangan ngomong sama siapa-siapa."
"Ck, iya yang."
Alfarro melototkan matanya, "yang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA
Teen FictionSemua berawal dari panggilan nama. Alfarro Aditama yang tidak suka bila dirinya dipanggil 'Adi' Asyilaa Nadira yang tidak suka bila dirinya dipanggil 'Ira' Setiap hari, ada saja yang mereka ributkan. Hal-hal kecil yang dibesar besarkan. Intinya, Asy...