ENAM BELAS

264 15 1
                                    

Alfarro mengendarai motornya, membelah jalan yang mulai sepi. Dengan Dave yang berada di tengah-tengah mereka, sudah dibungkus plastik bening. Sekarang sudah pukul setengah sepuluh kurang. Alfarro harus membawa Asyilaa sampai ke rumah sebelum pukul sepuluh malam.

Gerimis mulai berjatuhan. Alfarro menambah kecepatan motornya. Ditariknya tangan Asyilaa dari belakang, lalu dilingkarkan ke perutnya.

"Pegangan, gue mau ngebut!" Ujar Alfarro sedikit kencang.

Asyilaa mengeratkan pegangannya. Menyandarkan kepalanya di punggung Alfarro. Disini nyaman. Apalagi ada Dave di tengah-tengah mereka. Asyilaa jadi ingin tidur.

"Lo, jangan tidur ya! Nanti jatuh!"

Asyilaa berdecak, "iya, nggak."

Gerimis mulai menjadi hujan. Alfarro segera mencari tempat untuk berteduh. Alfarro segera menepikan motornya.

"Kok, berhenti? Jalan terus aja. Main hujan-hujanan." Ucap Asyilaa.

Alfarro menggelengkan kepalanya, "nanti lo sakit."

"Padahal seru hujan-hujanan." Asyilaa mengerucutkan bibirnya.

Alfarro membuka jok motornya. Mengambil jas hujan yang hanya ada satu disana.

"Pake." Alfarro menyerahkan jas hujan itu kepada Asyilaa.

"Gak ah."

"Lo katanya mau main hujan-hujanan?"

"Tapi, main hujan-hujanan itu gak pake jas hujan." Ucap Asyilaa.

"Kata siapa?"

Flashback on.

Dua anak kecil itu berteriak gembira. Menikmati hujan yang turun dari atas sana. Hujan kali ini tidak begitu deras. Hingga membuat orang tua mereka membolehkan mereka bermain hujan.

"Jas hujan kamu kok warna pink?" Tanya Asyilaa kecil, saat menyadari Alfarro yang memakai jas hujan bewarna pink. Seharusnya, jas hujan itu lebih cocok untuknya. Karena menurut Asyilaa, pink itu warna perempuan. Harusnya Alfarro memakai jas hujan Asyilaa yang bewarna kuning saja. Pikir gadis kecil itu.

"Apa kamu? Jangan ngeledek ya." Ucap Alfarro kesal.

"Siapa yang ngeledek sih Adi!"

"Al-far-ro. Bukan Adi." Kesal Alfarro.

"Susah manggilnya." Ucap Asyilaa polos.

"Terserah, Ira." Ucap Alfarro kesal.

Alfarro mulai membuka jas hujannya. Entah mengapa ia merasa malu memakai jas hujan warna pink ini.

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang