EMPAT

385 22 0
                                    

Asyilaa turun dari mobil Ayahnya dengan malas. Sungguh ia sangat malas hari ini. Bisa Asyilaa bayangkan kalau nanti dia bertemu dengan Alfarro. Alfarro akan meminta uang ganti rugi. Lalu mereka berdebat sepanjang waktu. Asyilaa takut kalau Alfarro akan menjahili Asyilaa nanti.

Asyilaa berjalan pelan menyusuri koridor sekolah yang mulai ramai. Sesekali ia terseyum saat ada orang yang menyapanya.

Asyilaa memasuki kelas, sudah banyak yang datang. Asyilaa menuju tempat duduknya yang sebangku dengan Anaya.

"Katanya gak masuk?" tanya Anaya polos.

Menyebalkan sekali Anaya ini. Dia yang memaksa Asyilaa masuk. Dia yang kemarin marah-marah saat Asyilaa meminta ijin untuk tidak masuk sehari saja. Dan sekarang apa? Dengan polosnya Anaya berkata seperti itu. Menyesal Asyilaa sekolah hari ini.

"Bodo amat, Nay." pasrah Asyilaa.

Anaya tertawa, "lagian, lo. Sama Alfarro aja pake ngehindar. Biasanya juga sering tengkar. Kenapa sekarang ngehindar?"

"Ish! Duit gue habis bodoh. Gue gak mau kalo nanti dia minta uang ganti rugi." jelas Asyilaa.

"Ya udah, sih. Biasanya lo minta sama Bunda atau Ayah lo, kan? Pasti dikasih lah."

"G–gue, gue tadi keceplosan." cicit Asyilaa.

"Maksud, lo?"

Asyilaa menjengir kuda dan menceritakan kejadian tadi pagi.

"Jadi gini..."

Flashback on.

Asyilaa memakan roti dengan sesekali meminum susu buatan Amel. Dia terlihat sangat malas sekolah hari ini. Biasanya, dia tidak seperti ini. Amel yang menyadari perubahan putri bungsunya itu langsung menyerbu beberapa pertanyaan. Biasa.

"Kenapa?" tanya Amel.

Asyilaa menghentikan sejenak aktivitas memakan rotinya lalu menatap Amel. "Gak pa-pa, Bunda."

"Cerita, Syilaa." kata Amel lembut.

"Kenapa? Cerita sama Ayah sama Bunda." ujar Ajie–Ayah Asyilaa.

Asyilaa diam. Dia harus berbohong apalagi kepada Amel dan Ajie. Percuma saja dia berbohong. Karena akan ketahuan meskipun ia berbohong. Asyilaa ini tidak pandai berbohong.

"Emm," Asyilaa memainkan alisnya dengan jari-jari tangannya. Kebiasaan saat sedang gugup dan berpikir keras. Iya berpikir keras untuk berbohong.

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang