DUA PULUH

239 15 7
                                    

Assalamu'alaikum! Marhaban ya Ramadhan teman-teman. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan:) Semoga Ramadhan tahun ini membawa berkah dan wabah virus Covid-19 segera berakhir. Aamiin. Jangan lupa baca Al-Qur'an ya:)

Dan...

Selamat membaca cerita Adi dan Ira!

*****

Alfarro duduk santai dengan bermain hape di atas motor, berada di depan rumah Asyilaa. Hampir sepuluh menit ia menunggu, tapi Asyilaa belum keluar juga.

Gerbang rumah Asyilaa di buka. Sebuah mobil putih keluar, membuat Alfarro melirik. Kemudian bangkit dari duduknya. Memasukkan hape ke dalam saku celana pramukanya.

Saat kaca mobil di buka terlihat Ajie yang melambaikan tangannya pada cowok itu untuk mendekat. Alfarro berjalan menghampiri Ajie.

"Alfarro masuk sekolah kan? Om boleh minta tolong?" Tanya Ajie di dalam mobil.

"Iya boleh, Om."

"Mana, Bun?" Ajie menoleh ke belakang. Mengambil surat yang diberi oleh Amel.

Alfarro sedikit melihat ke dalam mobil itu. Terlihat Asyilaa yang memakai baju tidur dan jaket biru, tengah tidur di pelukan Bundanya. Wajahnya pucat dengan keringat menetes di dahinya.

"Ira kenapa?" Tanya Alfarro tanpa sadar.

"Alerginya kumat." Jawab Amel sembari tersenyum.

Benar kan feeling Alfaaro.

"Ini ya Alfarro. Nitip surat ijin berikan ke guru BK ya. Nanti surat dokternya nyusul." Ajie memberikan surat yang sudah diberi amplop putih.

Alfarro menerima surat itu, "iya."

"Makasih ya Alfarro." Ucap Amel.

Alfarro mengangguk, "sama-sama Tante."

"Cepet sembuh Ira." Katanya sembari melihat Asyilaa yang terlelap.

*****

Pelajaran fisika sedang berlangsung, tapi dia memilih untuk ijin keluar toilet sebentar. Tujuannya bukan ke sana, Alfarro berjalan cepat menuju lapangan basket. Di sana terlihat tim basket Agil yang sedang berlatih. Alfarro mengepalkan tangannya.

Dia marah.

Saat bola basket melayang akan mengenainya, dengan sigap Alfarro menangkap bola orange itu. Kemudian cowok itu men-drible bola, menghampiri Agil yang berada di dekat ring basket. Melemparkan bola itu ke kepala Agil dengan kerasnya.

Emosi memuncak dalam diri Alfarro.

Teman-teman Agil yang melihat itu hendak menghentikan Alfarro. Dengan napas memburu dan wajah sangarnya, Alfarro menunjuk mereka semua untuk mundur.

"Gak usah ikut campur!"

Agil memegangi kepalanya yang terasa pusing. Untungnya, Agil sempat menghindar sedikit, walau akhirnya kena juga. Menatap Alfarro nyalang. Meminta penjelasan.

"Gak waras ya lo?!" Teriak Agil.

"Lo kenapa kasih Ira makan kepiting?!"

"Apa?" Tanya Agil yang memang tidak tahu.

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang