Malam ini Asyilaa duduk sendiri di balkon kamarnya. Ditemani dengan susu cokelat
hangat buatan Amel dan beberapa snack.Asyilaa berjalan menuju pagar balkon. Menatap lurus ke arah langit malam. Bulan dan bintang seolah tersenyum melihat gadis itu. Gadis itu memejamkan matanya, semilir angin malam yang tenang membuat dirinya nyaman.
HP Asyilaa berdering menandakan ada telpon masuk. Asyilaa meraih hapenya. Di sana tertera nama seseorang yang ia tunggu-tunggu.
"Halo?" Gadis yang memakai baju tidur warna kuning itu menahan senyum yang akan mengembang.
"Belum tidur?" Sapa seseorang di seberang sana.
Asyilaa melihat jam dinding, "masih jam delapan." Katanya.
Agil di seberang sana tengah duduk di kursi dekat kolam renang rumahnya. Cowok itu tengah menyesap rokok yang membuat pikirannya tenang.
Agil mengepulkan asapnya, "mau tanya,"
Asyilaa berjalan ke kursi balkon rumahnya, kemudian dia duduk di sana. "Tanya apa?"
"Pacaran sama Alfarro?"
Mendengar itu Asyilaa tercekat. Ah dia lupa jika Alfarro tadi mengumumkan hubungannya dengan Asyilaa. Pasti semua orang tahu dan berpikir bahwa Alfarro dan Asyilaa benar pacaran. Padahal Asyilaa tidak mengiyakan. Dan Agil pasti tahu ini dari mulut ke mulut.
"Nggak." Jawab Asyilaa pelan.
Agil mengangguk, "lagi rame loh."
Asyilaa menggigit bibir bawahnya. Duh, rame ya? Batinnya.
"Beneran aku gak pacaran, kak. Itu Alfarro ngomong kayak gitu soalnya dia gak mau aku deket sama kak Agil." Katanya bercerita.
Agil membuang putung rokok dan menginjaknya, "kenapa?" Tanyanya tak terima.
Asyilaa menipiskan bibir. Masa iya dia bilang kalau kata Alfarro, Agil gak baik buat dia? Nanti kalau berantem gimana? Asyilaa gak mau liat muka ganteng Agil tergores sedikit pun. Apalagi karena Alfarro.
"Mungkin, dia cem... Cemburu?" Katanya ragu.
Agil tersenyum miring. Jelas dia tahu bukan itu alasannya. Baiklah jika ini yang Alfarro mau, Agil akan turuti.
"Kamu cantik sih."
Asyilaa diam seketika. Memegangi pipinya yang merona. "Apasih kak." Cicit gadis itu malu.
"Emang iya kan?"
Asyilaa menipiskan bibirnya hingga pipinya mengembang. Semakin terlihat chubby saja. Matanya menatap ke atas langit melihat bintang.
"Duh bintang, Asyilaa baper nih." Katanya tanpa disadari.
Agil mengerutkan dahinya. Jelas dia mendengar ucapan Asyilaa. Baper? Dia ngomong sama bintang? Segampang itu baper? Agil ingin tertawa membayangkan wajah imut gadis ini saat berbicara seperti itu.
Asyilaa ini imut. Pipinya chubby, hidungnya juga tidak terlalu mancung juga tidak pesek. Baby face lah pokoknya. Wajah menggemaskannya membuat siapa pun ingin mencubit pipinya itu.
Agil menggelengkan pikiran konyolnya. Apa ini? Dia membayangkan Asyilaa? Tidak. Agil harus ingat tujuan utamanya mendekati gadis ini.
"Kenapa, Syilaa?" Tanya Agil yang tidak mendengar Asyilaa berbicara apa barusan.
"Telponnya udahan dulu ya?" Kata Asyilaa. Dia sudah tidak kuat. Ah, kenapa hatinya lemah dan mudah ambyar seperti ini?
Ya, meski sebelum Agil sudah banyak yang mendekatinya dan memujinya cantik. Tapi ini beda. Ini Agil. Cowok yang di sukai Asyilaa.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA
Teen FictionSemua berawal dari panggilan nama. Alfarro Aditama yang tidak suka bila dirinya dipanggil 'Adi' Asyilaa Nadira yang tidak suka bila dirinya dipanggil 'Ira' Setiap hari, ada saja yang mereka ributkan. Hal-hal kecil yang dibesar besarkan. Intinya, Asy...