DUA PULUH TIGA

211 12 0
                                    

Minal Aidzin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir Batin semuanya!

Tak terasa ramadhan udah berakhir huhu sedih:(( Semoga kita diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan ramadhan tahun depan ya! Aamiin!

Semoga pandemi ini segera berakhir dan semua bisa berjalan seperti semula. Aamiin!

Selamat membaca...

*****

Suasana kelas XI Mipa 1 saat ini sedang tenang, tidak ramai seperti biasanya. Mereka disibukkan menyalin catatan kimia di buku tulis. Bu Mita tengah bergulat dengan laptopnya, sedang mendata nilai siswa kelas dua belas.

Asyilaa tengah menulis di papan, karena itu memang sudah tugasnya sebagai sekretaris kelas. Tulisan Asyilaa sudah ketiga kalinya mengisi satu papan penuh yang dibagi menjadi dua bagian.

"Yang sebelah sini udah belum?" Tanya Asyilaa pada teman-temanya, sembari menunjuk papan bagian kiri.

"Udah."

"Belum."

"Udah apa belum?" Tanya Asyilaa sedikit lelah. Ini sudah kali sekian dia bertanya pada teman-temannya.

"Masih banyak, Syilaa? Gak mau gantian aja?" Tanya Ana, sekretaris dua.

"Dikit lagi selesai."

"Lo duduk aja, gantian gue yang nulis." Ana berdiri menghampiri Asyilaa.

Asyilaa menyerahkan buku paket tebal itu pada Ana. Ia berjalan menuju mejanya. Sempat ia melirik lelaki di sebelahnya sebelum duduk. Lelaki itu sibuk menyalin catatan.

Asyilaa menghela napas lelah. Dilihat dan digerakkan telapak kakinya yang tertutup sepatu. Merasa bosan, ia menidurkan kepalanya di atas meja, dengan tangan yang ditumpu sebagai bantal.

Sudah hampir dua minggu ini Asyilaa dan Alfarro tidak bertegur sapa. Alfarro juga tidak lagi mengganggu Asyilaa. Tidak pernah mengejek Asyilaa, mengajak gadis itu berdebat, dan menjahili Asyilaa. Asyilaa juga tidak ada niatan menyapa Alfarro.

Sebenarnya tidak ada masalah diantara keduanya. Mereka hanya beranggapan bahwa, mereka tidak saling membutuhkan satu sama lain. Jadi gak ngaruh buat kehidupan mereka jika salah satu diantaranya tidak ada.

Mereka mikirnya sih begitu.

Alfarro melirik gadis di sebelahnya melalui ekor matanya. Jujur saja lelaki itu diam-diam memerhatikan Asyilaa sedari tadi.

Walaupun mereka tidak ada bicara, Alfarro tidak pernah lupa jika dia harus menjaga Asyilaa. Alfarro tidak pernah melepas gadis itu begitu saja, dia melakukan tugasnya diam-diam.

Jujur Alfarro ingin marah saat ia membuntuti Asyilaa dan Agil waktu itu. Agil membentak Asyilaa, Alfarro melihat dengan matanya sendiri.

Kalian tahu kan jika Asyilaa ini gadis yang sedikit manja? Asyilaa saat itu hanya ingin menunjukkan sifatnya yang sedikit manja pada Agil. Asyilaa sedang mencoba menjadi diri sendiri di depan Agil, seperti kata Anaya waktu itu.

Tapi Asyilaa tak apa, gadis itu berpikir bahwa Agil tidak sengaja dan kelepasan. Buktinya Agil langsung meminta maaf padanya. Mungkin Agil ada masalah saat itu.

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang