"Ayo dong, Ro. Lo bantuin gue kek. Lo temen gue bukan sih?"
Alfarro menghela napasnya berat, mendengar ocehan Andre sepanjang koridor membuatnya semakin mengantuk saja.
Sedikit cerita.
Kemarin malam, Anya meminta tolong pada Alfarro untuk menjemputnya les. Kebetulan saat itu Alfarro sedang tidak ada kegiatan. Jadilah pemuda itu mengiyakan permintaan Anya.
Saat perjalanan pulang, Anya mengajak Alfarro ngopi di sebuah kedai kopi ternama. Awalnya Alfarro menolak, tapi Anya terus memaksanya, jadi Alfarro iyakan saja. Sudah lama juga mereka tidak menghabiskan waktu bersama.
Sesampainya Alfarro di rumah. Pemuda itu dibuat terkejut dengan adanya Asyilaa yang duduk menangis di depan gerbang. Pemuda itu dibuat naik darah saat mengetahui siapa pelakunya.
Dan saat Alfarro sampai di kamar, pemuda itu tidak bisa tidur. Sungguh sangat susah memejamkan matanya. Jadilah cowok itu bermain game. Harap-harap kantuk segera datang.
Tapi sampai subuh, dia belum juga mengantuk. Alfarro menjambak rambutnya frustrasi. Bagaimana kalau dia mengantuk di sekolah? Akhirnya cowok itu bangkit, lebih baik dia sholat subuh dulu. Siapa tau setelah itu kantuknya datang.
Tak sesuai perkiraannya, Alfarro masih belum ngantuk. Jadilah cowok itu bisa tidur jam setengah enam. Tapi dia tidak benar-benar tidur. Suara ketukan pintu membuatnya terbangun dengan matanya yang sayu itu.
"Ndre, lo dengerin gue ya?" Ucapnya dengan suara parau, kemudian cowok itu menguap. "Hooaa–"
Tangan Andre terulur menutup mulut pemuda itu, "tutup bego! Di koridor ini!"
"Gue bego banget ya kemarin malam malah ngopi sama Anya. Gue jadi gak bisa tidur. Sekarang jadi ngantuk." Alfarro tak kuasa menahan matanya yang berat.
"Oh lo jalan sama mantan semalam?" Tanya Andre penuh selidik.
"Nggak. Kita ngopi-ngopi cantik." Jawab Alfarro dengan nada yang dibuat-buat.
Dengan gemas, Andre memukulkan kado yang ia bawa ke kepala Alfarro. Harap-harap kantuk yang pemuda ini rasakan hilang.
Biar sadar!
"Gue aduin Syilaa asik kali ya? War gitu rumah tangga gonjang ganjing." Ceplos Andre.
"Aduin aja, hooaaamm..."
"Tutup woi!"
Alfarro menyingkirkan tangan Andre, "Ck, dia gak bakal peduli. Bikin cape mulut lo aja." Katanya.
Andre mencibir, "ngapain lo gak libur aja kalau ngantuk?"
Alfarro menggeleng, "nanti gak bisa jagain Ira." Ucapnya dengan suara serak.
"Emang Syilaa sekolah?" Tanya Andre. Alfarro mengangkat bahunya, tak tahu.
Andre mendengus.
"Bawa sini, nanti gue kasih. Gue tidur di UKS bentar gak papa kali ya?"
Andre jadi tak tega melihat Alfarro. Cowok itu membuka lebar matanya menggunakan jari, kemudian mengerjapkan mata yang sayu itu.
"Gak usah deh, besok aja. Sana lo tidur di UKS."
Alfarro menguap lagi, "hak fafa sini."
Andre merenyit tak paham, "apa sih?"
Alfarro berdecak, "gak papa sini! Lo bilang aja ke Aqil gue lagi di UKS. Gak enak badan, istirahat bentar."
"Lo gak enak badan emang? Sakit?" Beo Andre.
"Ck! Ngantuk itu bikin badan jadi gak enak! Udah lah lama lo. Mana barangnya?" Alfarro sudah sangat mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA
Fiksi RemajaSemua berawal dari panggilan nama. Alfarro Aditama yang tidak suka bila dirinya dipanggil 'Adi' Asyilaa Nadira yang tidak suka bila dirinya dipanggil 'Ira' Setiap hari, ada saja yang mereka ributkan. Hal-hal kecil yang dibesar besarkan. Intinya, Asy...