"Udah berhasil, ya? Jadi PHO?" kata Anya dengan seringaian mengejek.
Asyilaa bergeming. Moodnya sangat-sangat buruk hari ini. Jadi tolong jangan ganggu Asyilaa.
Asyilaa dengar saat Alfarro mengumumkan bahwa Asyilaa pacarnya. Cuma, Asyilaa diam saja. Karena baginya, musuh adalah musuh. Dan tetap seperti itu. Tidak ada kosa kata benci jadi cinta dalam hidupnya. Sekali lagi, tidak ada.
Tapi, tidak ada yang tahu kedepannya. Dan Asyilaa malas memikirkan itu.
Karena Asyilaa malas sekali meladeni orang seperti Anya. Bawel, sok berani. Jadilah Asyilaa pergi meninggalkan Anya. Tapi langkahnya terhenti karena Anya menarik kasar tangan Asyilaa.
"Lepasin." kata Asyilaa dingin. Sudah diberi tahu kan? Kalau Ira lagi bad mood.
Anya terkejut dan sedikit takut dengan Asyilaa yang tiba-tiba berkata dingin padanya. Tidak seperti biasanya. Walaupun Asyilaa kalau ngomong pedes kayak cabe. Dia tidak pernah dingin sama orang.
Anya menyembunyikan wajah takutnya. Dia semakin mengeratkan cekalan tangannya dan menatap Asyilaa angkuh.
"Gimana? Seneng udah ngerebut pacar orang?" angkuh Anya.
"Gue lebih seneng makan es krim." kata Asyilaa datar.
"Apaan sih lo? Gak nyambung banget jawabannya." kata teman Anya. Asyilaa hanya menatapnya dingin dan sukses membuat nyalinya menciut.
"Dapet bekas orang kok bangga." sindir Anya.
"Yang penting dia gak pernah ciuman sama lo." kata Asyilaa sadis. Jangan ganggu dia please!
"Itu karena dia gak mau ngerusak gue." kata Anya membela diri.
Asyilaa menyeringai, "oh ya? Gak mau ngerusak lo atau–" Asyilaa menggantungkan kalimatnya.
"Jijik sama mulut lo karena, udah pernah dipake orang?"
Jleb.
"Ngelunjak ya lo!" kata Anya murka. Dia akan menampar Asyilaa, tapi Asyilaa menahan tangannya lalu menepisnya kasar.
"Daripada lo nampar gue. Mending lo belajar. Jual mahal dikit lah. Biar gak terkesan murah-murah banget. Ya?" kata Asyilaa sadis. Lalu meninggalkan Anya dan antek-anteknya yang tertohok dengan kata-kata Asyilaa.
Sudah diberi tahu. Jangan ganggu Asyilaa.
Asyilaa menghembuskan nafasnya pelan saat sudah keluar dari toilet. Dalam hatinya, Asyilaa minta maaf sekali dengan Anya karena ucapannya tadi. Dia tidak bermaksud menghina Anya sedikit pun. Tapi, dia tidak mau Anya terus berlaku semena mena padanya.
Maaf, Nya. Maaf. Batin Asyilaa sambil berjalan melewati koridor menuju kelasnya. Karena bel sudah berbunyi sedari tadi.
"Neng Syilaa." panggil Mang Asoi–penjual makanan di kantin.
"Eh, kenapa Mang?" tanya Asyilaa.
"Totalnya, tiga ratus delapan puluh empat ribu, Neng." kata Mang Asoi yang membuat Asyilaa kaget.
"Tiga ratus delapan puluh empat ribu?" bingung Asyilaa.
"Iya, tadi kata Mas Farro."
Flashback on
Alfarro memakan bakso Asyilaa tanpa merasa malu sedikitpun. Anaya yang kesal melihat kaduanya, langsung pergi dari tempat. Tanpa, memperdulikan teriakan Andre yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADIRA
Teen FictionSemua berawal dari panggilan nama. Alfarro Aditama yang tidak suka bila dirinya dipanggil 'Adi' Asyilaa Nadira yang tidak suka bila dirinya dipanggil 'Ira' Setiap hari, ada saja yang mereka ributkan. Hal-hal kecil yang dibesar besarkan. Intinya, Asy...