DUA PULUH EMPAT

216 12 2
                                    

"Anterin ke rumah Alfarro ya? Biar dia sama Papanya nyobain."

Amel menyerahkan kotak berisi kue pada anak gadisnya yang tengah duduk bersila sembari ngemil kacang mede dan menonton televisi.

Asyilaa yang sudah memakai piyama kuningnya itu menghembuskan napas. Harus Asyilaa yang antar ya? Ke rumah Adi?

"Duh, Syilaa gak bisa deh kayaknya Bunda. Mau ngerjain pr ini, besok dikumpulin. Bentar ya aku ke kamar dulu." Ucap gadis itu beranjak.

"Besok Minggu lho, kalau kamu lupa."

Asyilaa menghentikan langkahnya.

"Ayo anterin sekarang. Keburu kemalaman."

Dengan berat hati gadis itu mengiyakan perintah Bundanya. Biar saja nanti gadis itu titipkan pada satpam yang berjaga di rumah Alfarro.

"Jangan dititipin satpam ya. Dikasih ke orangnya langsung!" Ucap Amel seolah mengerti isi pikiran Asyilaa. Membuat gadis itu mendatarkan wajah imutnya sembari beranjak.

Asyilaa membuka sedikit gerbangnya setelah tadi meminta kunci pada Pak Ahmad–satpam rumahnya– tubuhnya yang kurus tidak perlu membuka gerbang ini lebar-lebar.

Asyilaa dibuat terkejut, hampir saja menabok seseorang di depannya yang sama terkejutnya dengan dia.

Ini si Adi ngapain di depan rumah?! Bikin kaget aja!

"Gue, disuruh Tante Amel ke sini." Katanya sembari memperlihatkan roomchatnya dengan Amel.

Asyilaa menipiskan bibirnya. Tanpa banyak kata, gadis itu memberikan kotak berisi kue pada Alfarro. Berbalik masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Alfarro yang hanya diam melihat tingkahnya.

Kenapa gadis itu menjauhi Alfarro?

Ah, tidak. Mereka sama-sama menjauh.

Alfarro menggigit bibir bawahnya, berbalik menuju rumahnya.

Sementara itu di dalam rumah, Asyilaa menghentakkan kakinya sebal, sembari ngomel-ngomel.

"Dia itu kenapa sih ha?! Kenapa nyebelin banget jadi cowok?!" Ucapnya sembari memukul bantal sofa.

Asyilaa menjambak rambutnya frustasi, "ini gue juga ngapain sih kepikiran sama cowok tengil itu! Biarin aja sih kan enak gue gak ada yang gangguin!!!"

"Kamu kenapa?"

"Umm, Bunda," ucap gadis itu merengek manja. "Bunda ngapain sih nyuruh Asyilaa nganterin kalau orangnya ada di depan?"

"Oh, Alfarro di depan tadi? Bunda kira dia masih di rumah soalnya chat Bunda cuma dibaca sama dia."

'Gak sopan banget chat Bunda gue gak dibales!' Batin cewek itu.

Asyilaa kembali duduk di sofa, kembali menonton televisi sembari makan kacang mede dengan kesal.

Tangan gadis itu terulur membuka hapenya yang berisik sedari tadi. Perhatiannnya tertuju pada grup kelas yang biasanya sepi, tapi mendadak ramai. Ada tugas ya?

XIPATU

Aqil: @Asyilaa @Alfarro @Azam @Agam jangan lupa latihan promnight setiap hari Senin

Azam: Kok ada gue?

Agam: Gue juga?

Aqil: Disuruh Bu Melinda

Ade: @Agam jangan malu-maluin

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang