EMPAT BELAS

285 16 1
                                    

"Syilaa!!"

Amel berteriak sembari menaiki tangga. Wanita cantik itu sedari tadi memanggil putrinya yang manja itu. Tapi Asyilaa tidak menyahut. Pasti ini Asyilaa masih tidur.

Amel membuka pintu kamar Asyilaa yang tidak dikunci. Kamarnya minim pencahayaan karena tirai belum dibuka dan lampu masih dimatikan. Asyilaa memang tidak bisa tidur jika lampu menyala.

Saat Amel menyalakan lampu, Asyilaa tidak ada di tempat tidurnya yang tidak terlalu berantakan. Hanya selimut dan boneka minions saja yang berserakan di atas kasur. Asyilaa punya banyak boneka minions kecil untuk menemaninya tidur.

Entahlah, suka sekali gadis ini dengan hal berbau boneka kuning itu.

Tangan Amel tergerak untuk membersihkan kasur Asyilaa. Setelah selesai ia membuka tirai kamar Asyilaa yang bewarna cokelat. Cahaya matahari langsung menyapa bunda Asyilaa. Di meja balkon ada camilan semalam yang belum dibereskan.

Kemana putrinya?

Amel beralih ke kamar mandi. Dia mengetuk pintu bewarna putih itu.

"Syilaa! Lagi mandi ya?"

Tak ada jawaban.

"Syilaa! Syilaa mandi ya?"

Karena masih tak ada jawaban, Amel membuka pintu.

Kosong.

Wanita itu kemudian pergi keluar kamar Asyilaa dengan cemas. Kakinya menuruni tangga dengan cepat. Menghampiri suaminya yang sedang ngopi di teras sembari membaca koran.

"Ayah Asyilaa gak ada di kamarnya." Katanya dengan cemas.

"Mungkin di taman belakang, Bun. Coba cari di sana." Jawab Ajie sembari membenarkan kacamata bacanya.

Tanpa babibu lagi, Amel menuju taman belakang rumah, di sana ada kolam renang. Amel berharap Asyilaa ada di sana.

"Syilaa!!"

Amel melihat sekeliling. Tidak ada. Kemana anak ini pergi? Rasa cemas semakin menjadi dalam diri Amel. Kemudian ia pergi ke tempat yang biasa di kunjungi Asyilaa. Setelah lelah mencari dan hasilnya nihil. Amel kembali menghampiri suaminya.

"Ayah gak ada anaknya." Katanya cemas.

"Mungkin dia jogging kan?" Kata Ajie yang masih berusaha tenang.

"Nggak mungkin. Mimpi apa dia jogging? Lagian ini udah mau jam tujuh, Ayah."

Asyilaa memang tidak suka olahraga. Setiap diajak jogging pasti ada saja alasannya. Dia suka berenang. Ah bukan berenang, lebih tepatnya bermain air. Asyilaa tidak bisa berenang.

"Bunda udah cari di semua tempat?" Tanya Ajie melihat istrinya.

"Udah. Di kamarnya, kamar tamu, taman belakang, dapur, ruang kerja ayah, kamar Angga, tempat biasa Bunda nyimpen stok belanjaan, perpustakaan. Semua udah." Kata Amel menyebutkan tempat yang biasa dikunjungi Asyilaa.

Ajie menutup korannya. Dia kemudian berdiri. "Bunda lupa satu tempat. Ayo." Ajie menggandeng tangan istrinya.

Amel ikut saja di belakang Ajie. Menaiki lantai dua. Masuk ke sebuah ruangan tanpa pintu itu.

Dan benar saja. Asyilaa tidur di sana. Di atas sajadah, masih memakai mukenah. Asyilaa ada di musholah rumah.

Amel mendesah lega.

"Asyilaa." Amel menggoyangkan pundak Asyilaa.

"Hm." Katanya terusik.

"Sayang, kebiasaan kan habis subuhan tidur." Kata Amel.

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang