DUA PULUH DUA

208 10 0
                                    

Bubur sum sum di kunya kunya
Assalamu'alaikum semua💕

Selamat membaca cerita Adi dan Ira!

*****

Alfarro menepikan motornya di samping gerbang sekolah. Cowok itu tengah menunggu Asyilaa pulang. Ya Alfarro menjemput Asyilaa. Masih ada waktu sepuluh menit gerbang akan di buka. Alfarro kemudian membuka hapenya untuk bermain game.

Cowok yang memakai topi hitam itu sudah asyik sendiri. Beberapa kali ia mengumpat saat lawannya hampir membuatnya kalah. Sialan emang.

Tidak jauh di depannya, Agil duduk di atas motor besarnya. Tersenyum miring melihat Alfarro yang ia anggap seperti bocah yang tengah bermain-main dengannya.

Baik, Agil rasa ini sudah terlalu jauh Alfarro ikut campur urusannya.

Gerbang sekolah di buka. Tapi Alfarro belum menghentikan permainannya, nanggung katanya. Cowok itu masih belum sadar dengan keberdaan Agil.

"Woi, Ro!" Seseorang menepuk bahunya.

"Eh, elo." Kata cowok itu, masih fokus dengan gamenya. Dia juga tidak tahu siapa yang menyapanya karena matanya fokus pada hape. Jadi Alfarro menyahut saja.

"Lo nggak sekolah tapi di depan gerbang tiap hari, ngapain lo?"  Alfarro kenal dengan suara menyebalkan ini. Ini Aqil–ketua kelasnya.

"Jemput Ira lah." Jawab cowok itu.

Aqil tampak mengerutkan kening, "lah? Emang pacaran beneran?"

"Ya menurut lo aja!" Sewot Alfarro. Cowok itu mematikan hapenya kesal.

Aqil tertawa, "haha iya-iya gitu aja sewot lo."

"Ira mana sih lama banget?"

"Piket kan dia hari ini."

"Oh iya, Kamis ya."

"Pikun lo belum tua." Ejek Aqil.

"Sialan lo!" Ucap Alfarro sembari tertawa.

"Dah gue balik dulu. Males gue ladenin aki-aki." Kata Aqil tertawa kemudian pergi meninggalkan Alfarro dengan motornya.

"Kalo gue aki-aki, lo adalah aki-akinya aki-aki!!!" Umpat cowok itu.

Dari kejauhan terlihat Asyilaa yang berjalan menuju gerbang. Gadis itu memegang tali tasnya erat. Alfarro akan memanggilnya, namun urung. Karena Asyilaa terlihat senang melangkah, tapi bukan ke arahnya.

Alfarro mengikuti arah pandang Asyilaa. Pandangannya jatuh pada Agil yang tengah tersenyum miring ke arahnya.

Sial.

Kenapa Alfarro tidak sadar Agil ada di sini.

Tanpa kata lagi, Alfarro turun menghampiri Asyilaa yang belum sampai tempat Agil. Cowok itu kemudian menggandeng pergelangan tangan Asyilaa untuk pergi ke motornya.

Asyilaa?

Jelas tidak terima.

"Eh woi apa sih lepas!"

"Lo pulang sama gue." Kata Alfarro tak menggubris ucapan Asyilaa.

"Gak mau gue ada janji sama kak Agil!" Tangan Asyilaa yang bebas, memukul tangan Alfarro.

"Tiap hari kok ada janji mulu?! Pulang sama gue!" Kesal Alfarro.

Asyilaa terus berontak, memukul telapak tangan pemuda itu. Berharap tangan kekar itu lepas dari tangan mungilnya.

ADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang