HALO SEMUANYA, I'M BACK!!!!
Tetap nekat nulis genre ini, di era gempuran cerita Transmigrasi di berbagai highest rank on tagar!
But, sstt, kadang aku juga kalau bosen baca cerita Transmigrasi kok, haha penasaran aja.
•••
⚠️ WARNING ⚠️
Cerita ini terinspirasi dari beberapa kisah nyata yang pernah aku dengar. Dari sosial media, real life ku sendiri, dan masih banyak lagi. Tentu ditambah bumbu-bumbu fiksi agar cerita ini lebih seru dan kalian bisa mengambil banyak pelajaran dari cerita ini.
Aku ingatkan sekali lagi, kalau cerita ini mengandung kata-kata kotor dan frontal yang tidak pantas dibaca oleh orang dengan umur 17 tahun kebawah.
Ada beberapa adegan hubungan orang dewasa di cerita ini, agar kalian mengerti dan tau bagaimana semua itu bisa terjadi. Bagaimana seseorang bisa terjebak dalam hubungan seperti itu.
Aku juga sengaja dan mencoba nulis adegan itu (untuk memperkuat alur cerita), walaupun nggak tau bakal nge-feel apa nggak, karena nggak pernah nulis hal begituan.
Tenang, 'adegannya' juga nggak se-detail itu. Hanya sedikit cuplikan agar kalian mengerti dan punya pandangan.
Jadi, bijak-bijak memilih bacaan.
Terima kasih karena sudah mau membaca cerita ini.
•••
HUAAA, KANGEN BANGET SAMA KALIAN! Kalian apa kabar?
Maaf aku gak update apa-apa 2 tahun lebih. Dan thank you yang masih nunggu aku buat nulis lagi<3
Semoga suka sama cerita baru aku yang ini yaaa. Ini pertama kalinya aku nulis cerita seperti ini. Aku harap cerita ini rame biar aku makin semangat updatenya!
Promosikan cerita ini di semua platform yang ada!!
Call me 'Emi'. I'm a boy!
JANGAN LUPA VOTE-NYA!
Aku akan semangat dan seneng banget kalau vote-nya sejalan sama jumlah pembacanya!
Sebelum itu, jangan lupa follow akun Wattpad aku ya!
Follow juga akun Instagram aku untuk tau informasi (@yeremisaragih).
SEE YOU IN PART 1 GUYS!!!
Tertanda,
Emi
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGAZ
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Find me on Instagram @yeremisaragih WARNING⚠️ Mengandung adegan dewasa serta bahasa yang kotor dan frontal! _____ "Karena tenang nggak harus mati." Arini tidak tahu, lebih tepatnya tidak sadar, kala...
