"Sebelum membaca, absen dulu disini!"
Guys, please bantu aku dengan vote setiap chapter yaa. Aku minta tolong.
Tolong penuhi komentar di setiap paragraf. Juga vote yang gratis di pojok kiri bawah. Don't be siders. Kalau kalian aktif, aku juga akan aktif update.
• Selamat Membaca •
•••
Arini pikir kedatangannya ke ruangan kepala sekolah, membuatnya mendapatkan sesuatu untuk menghancurkan dan menjatuhkan Ragaz.
Perkataannya pun seharusnya mampu untuk membuat Ragaz dicurigai. Setidaknya mereka harus menggeledah cowok brengsek itu.
Arini sudah mengetahui resikonya jika Ragaz benar-benar terbukti. Cewek itu sudah tak peduli lagi jika dirinya juga ikut dalam kasus alat kontrasepsi itu. 'Toh dirinya memang salah satu pelakunya, 'kan? Yang penting mantan kekasihnya itu dapat balasan.
Sanksi sosial.
Untuk saat ini.
Walaupun Arini juga akan terkena sanksi itu, namun cewek itu sudah tak peduli lagi dengan semuanya.
Yah, setidaknya itu lah yang berada dalam bayangannya kala itu.
Namun, ternyata tidak.
Arini keliru. Sangat.
Arini salah memprediksi tentang perbuatannya.
Fatal.
Arini melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan.
Arini terlalu gegabah mengambil keputusan. Pikirannya yang berantakan menjadi salah satu alasan cewek itu mengambil tindakan yang salah.
Entah cewek itu lupa atau mungkin sudah terlalu banyak menimpa rasa sakit, seharusnya Arini ingat segila apa kelakuan mantan kekasihnya itu.
Seharusnya Arini mengingat, bagaimana cowok brengsek itu menghancurkan hidupnya hingga habis tak bersisa.
Kotor dan rusak.
---
DRRTTT...
Suara ponsel diiringi getaran terdengar nyaring di suasana yang cerah pagi ini. Arini langsung mengambil ponselnya yang berada di saku baju seragamnya, saat suara ponselnya menyita perhatian beberapa manusia yang ia lewati.
Cewek itu sedang berjalan kaki setelah turun dari angkutan umum tak jauh dari sekolah. Cuaca yang cerah dengan banyak manusia yang berlalu-lalang karena ingin memulai aktivitas masing-masing, terlihat di sepanjang jalan.
Arini mengernyitkan keningnya saat nomor tak dikenal mencoba menghubunginya. Menimbang beberapa saat, cewek itu akhirnya memutuskan untuk mengangkat panggilan telepon dari nomor asing tersebut.
"Halo?" Arini yang membuka suara terlebih dahulu.
"Nak Arini ya?" Suara perempuan terdengar dari seberang teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGAZ
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Find me on Instagram @yeremisaragih WARNING⚠️ Mengandung adegan dewasa serta bahasa yang kotor dan frontal! _____ "Karena tenang nggak harus mati." Arini tidak tahu, lebih tepatnya tidak sadar, kala...