"Sebelum membaca, spam emoji warna biru disini!"
• Selamat Membaca •
•••
Ulangan tengah semester ganjil akhirnya selesai. Semua berjalan dengan lancar. Hari ini hari Senin, hari pertama setelah ulangan selesai dilaksanakan. Tidak ada libur atau jam kosong, kegiatan belajar mengajar kembali dilaksanakan.
"Ngantuk banget kayaknya, Mba." Jemi menolehkan wajahnya saat mendengar suara seseorang yang terdengar disampingnya. Ia tertawa pelan karena ketahuan baru saja menguap.
"Kelamaan anjir, dikata kagak panas kali ya kita," ujar Jemi kesal. Cewek itu akhirnya memilih untuk berjongkok, membuat Arini yang tadi berbicara padanya hanya tersenyum melihatnya.
"Ya coba lo tanya sama gurunya sana," timpal Elena. Cewek itu dan Arini memang terlihat santai, hanya berdiri menatap beberapa guru yang sedang berlalu-lalang kesana-kemari.
"Ayo anak-anak, baris yang rapih!"
Seruan itu membuat suasana lapangan yang memang sudah berisik dari awal, menjadi tambah berisik. Ramai oleh suara-suara yang mengatur barisan.
"Jem, buruan ah. Diliat guru mampus, lo," ucap Elena menunduk, menatap Jemi yang dengan malas-malasan berdiri.
"Heboh. Liat 'noh, guru-gurunya. Masih pada bercanda, belum rapih. Minimal rapihin dulu guru-gurunya, baru anak murid. Udah ditunggu lama, bukannya langsung baris malah ngobrol." Jemi kalau sedang kesal memang tidak pernah memfilter mulutnya.
Elena hanya menghela nafasnya mendengar ucapan Jemi. Sedangkan Arini tertawa pelan, mengacungkan kedua jempolnya pada Jemi, tanda setuju dengan ucapan sahabatnya itu.
---
"Pengumuman-pengumuman!"
Suara dari mikrofon yang berasal dari pembawa acara upacara hari ini, membuat suasana lapangan menjadi ricuh. Kesal karena tidak langsung dibubarkan lalu masuk kelas.
"Hadeh, udah jam berapa ini."
"Kebanyakan pengumuman, bacot banget."
"Yaelah, tinggal suruh masuk kelas, terus ngomong dah, 'tuh, dari speaker sekolah. Ribet."
Ucapan yang terakhir itu berasal dari mulut Jemi. Cewek itu sepertinya sudah sangat kesal. Sudah senang karena upacara berakhir, dan sudah berniat untuk pergi ke kantin sebentar membeli minuman dingin, namun terhambat karena Kepala sekolah yang saat ini sudah kembali lagi naik keatas panggung kecil dengan memegang mikrofon.
"Maaf, anak-anak. Bapak minta waktunya sebentar." Suara sorakan protes terdengar memenuhi lapangan. Hingga membuat beberapa guru laki-laki akhirnya turun ke lapangan, menertibkan murid-murid yang berisik.
"Iya, Bapak tau kalian sudah kepanasan."
"Tau gitu, kenapa masih minta waktu kita? Ish untung dia orang tua," gumam Jemi gregetan ditempatnya.
"Dengerin aja kenapa si, Jem. Bentar doang kok itu," ujar Elena saat mendengar Jemi mendumel ditempatnya.
"Setelah kalian kembali ke kelas. Akan ada pemeriksaan atau razia dadakan. Kali ini hanya guru-guru yang memeriksa setiap kelas, bukan anak-anak OSIS." Ucapan Kepala sekolah itu membuat lapangan menjadi lebih berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGAZ
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Find me on Instagram @yeremisaragih WARNING⚠️ Mengandung adegan dewasa serta bahasa yang kotor dan frontal! _____ "Karena tenang nggak harus mati." Arini tidak tahu, lebih tepatnya tidak sadar, kala...