12. First Check Up

5K 131 2
                                    

"Sebelum membaca, absen pakai kota kamu sekarang!"

Setelah menimbang beberapa hal, judul ceritanya aku ubah yaa. Tadinya judulnya The Bad Fate untuk yang nggak tau.

Tolong penuhi komentar di setiap paragraf. Juga vote yang gratis di pojok kiri bawah. Don't be siders. Kalau kalian aktif, aku juga akan aktif update.

• Selamat Membaca •

•••

Arini terlalu sibuk. Sibuk dengan pikirannya, dengan semua yang berhubungan dengan mantan kekasihnya yang brengsek itu.

Cewek itu sampai lupa, kalau dirinya sekarang kemana-mana sudah tidak sendiri. Ada nyawa lain didalam tubuhnya, lebih tepatnya didalam perutnya. Arini lupa kalau dia sedang mengandung.

Terlalu memikirkan banyak hal, membuat pola makan Arini berantakan dengan sangat. Cewek itu jadi jarang makan. Tidak minum susu untuk ibu hamil-hal yang biasanya dilakukan oleh ibu-ibu hamil pada umumnya-juga tidak minum vitamin untuk membuat tubuhnya tetap kuat.

Kandungannya kini sudah berjalan satu bulan lebih. Masih belum ada perubahan pada tubuhnya, terutama pada bagian perutnya. Arini masih bisa tenang untuk pergi sekolah tanpa khawatir dengan kondisi dirinya yang tengah hamil.

Namun karena hidupnya jadi berantakan, akhirnya hari ini, hari Minggu, pagi-pagi sekali Arini sudah muntah-muntah. Perutnya lumayan sakit. Tubuhnya sangat lemas hingga berdiri saja cewek itu harus berpegangan pada tembok kamarnya.

Baru saja cewek itu ingin menghubungi kedua sahabatnya, namun dirinya urungkan. Memikirkan banyak hal, akhirnya Arini memutuskan untuk memesan ojek online. Setelah selesai memesan, cewek itu merapihkan dirinya walaupun masih dalam keadaan lemas tak bertenaga.

Arini termenung melihat dirinya didepan kaca. Tubuhnya rapuh, hatinya patah. Arini memaksakan tersenyum saat rasa sakit pada hatinya terasa begitu kuat kala mengingat bagaimana dirinya dirusak seperti ini tiba-tiba kembali menghantui pikirannya.

Dalam hidupnya, yang apapun dia minta pada orangtuanya pasti selalu dia dapatkan, Arini menatap miris pada dirinya sendiri. Dari kecil sampai sekarang, Ragaz adalah cowok pertama yang masuk dalam kisah percintaannya. Cowok itu cinta pertama Arini-dalam kategori orang asing-tentu saja, Ayah dan Abangnya adalah keluarganya.

Arini hanya tidak pernah menyangka kalau cowok pertamanya, pacar pertamanya, cinta pertamanya, harus berakhir seperti ini. Ia salah menaruh hati pada Ragaz. Semuanya hancur dan rusak hanya karena cowok brengsek itu.

Mengingat kembali bagaimana dirinya bisa termakan dengan mudah oleh semua kalimat cinta dan perlakuan Ragaz terhadapnya, Arini terkekeh didepan cerminnya.

Ragaz.

Entah apa yang Arini pikirkan untuk membalas semua perlakuan serta rasa sakit hatinya pada Ayah dari bayi yang sedang dikandungnya ini.

---

"Tumben pagi-pagi kesini." Suara seorang cewek dengan rambutnya digerai terdengar, yang saat ini sedang membukakan gerbang rumahnya untuk tamu yang baru saja memberitahukannya kalau dirinya berada didepan rumahnya.

Arini hanya nyengir diseberang gerbang yang sedang dibukakan oleh Elena. Cewek itu terlihat menenteng sebuah kantong plastik hitam, berdiri menunggu gerbang yang kini sudah terbuka separuh.

"Habis dari mana, Rin? Masih pagi, weekend lagi, lo udah rapih aja," ujar Elena menatap Arini yang kini sedang berjalan beriringan bersamanya menuju rumahnya.

RAGAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang