BAB ENAM

586 69 8
                                    

Hari ini benar-benar hari yang indah.

Setidaknya itulah yang dipikirkan yoona yang sementara berlari ditengah-tengah hujan didepan rumahnya yang juga dilihat semua pembantu dan hyung-nya. Meskipun suhu udara hari itu sangat dingin, meskipun lagit mendung, dan meskipun hujan sudah mulai turun sejak ia pulang dari rumah sakit pagi tadi, hari ini tidak mungkin lebih sempurna lagi

Bagaimana tidak? Hari ini kakinya sudah diajak berjalan dengan lancar, dan bisa berjalan bahkan melompat seperti sedia kala. Ia bisa menggerakkan kembali kakinya sesuai keinginannya tanpa masalah.

Alasan lainnya ialah sebentar lagi pernikahan itu tiba. Tiffany akan menjadi pendampingnya saat pernikahan itu. Tiffany akan bersamanya setiap hari. Tiffany akan bersamanya sampai maut yang memisahkan mereka.

Dan yoona merasa dunianya utuh kembali.

" apa kau akan terus bermain hujan seperti anak kecil, yoona-ah?" teriak yuri yang melihat yoona masih betah bermain hujan dan berlari-lari di tenggah taman rumah mereka.

"tentu. Kenapa hyung tak ikut bersamaku?" teriak yoona yang dibalas gelengan kepala dari yuri.

"kalau aku jadi kau, aku tidak akan membuat malu diriku didepan calon mertuaku sendiri" ucap yuri yang membuat yoona berhenti berlari dan kini menatap hyung nya yang tersenyum jail. "itu memalukan yoona-ah"

"kenapa kau bermain hujan seperti ini". Suara itu. Ini suara tiffany. Segera yoona membalikkan badannya dan melihat bahwa bukan tiffany saja yang berada disana, orang tua tiffany beserta teman-temanya juga berada disana. Hyung benar, ini memalukan, sangat.

"masuklah. Kau akan sakit kembali jika kau bermain seperti anak kecil lagi" teriak daddy hwang yang kini berdiri di depan pintu masuk rumah yuri.

"selamat datang tuan dan nyonya hwang, silahkan masuk. Aku sudah menyiapkan beberapa makanan untuk dimakan bersama malam ini." Ucap yuri yang membuka pintu lebar dan mempersilahkan para tamunya masuk.

"yoona, ajak tiffany masuk. Jangan sampai dia sakit karena ulahmu." Teriak yuri memperingatkan.

"ayo masuk. Kau sudah kedinginan namun tetap bermain seperti anak kecil." Ucap tiffany dibawah payung yang dibawanya. " kau bisa sakit lagi, yoona-ah" ucapnya lagi yang melihat sepertinya tidak mendengarnya.

"aku hanya senang, tidak boleh kah aku bermain hujan sebentar lagi?" Tanya yoona dengan wajah polosnya. Demi apa, tiffany dapat melihat kepolosan diwajah yoona saat itu, dan akhirnya tiffany mengalah dan berjalan kearah rumah dan menunggu calon suaminya itu di teras. Dilihatnya para pembantu sudah siap dengan handuk dan air hangat di wadah berukuran sedang. Kenapa dia sangat kekanakan seperti itu, batin yoona yang melihat yoona berlari dengan senyum diwajahnya.

Yoona yang melihat tiffany masih menunggunya itu mulai menepuk-nepuk lengannya yang mungkin kedinginan. Merasa sudah cukup puas dengan acaranya sendiri, yoona kini menghampiri tiffany dan dengan sigap para pembantu mulai mengelap wajah atau rambut yoona yang basah dan membuka bajunya yang basah, sedangkan kakinya kini sudah nyaman dengan air hangat yang dibawa tadi.

" kau menyusahkan mereka" ucap tiffany. " jangan bermain hujan lagi, atau pernikahan kita akan diundur" ucap tiffany tegas.

Yoona yang mendengar itu hampir mengeluarkan matanya dari tempatnya "baiklah" ucapnya lemah. " aku akan masuk dan berganti pakaian, kau masuk lah dan bergabung dengan yang lain. Jangan sampai kedinginan." Ucap yoona yang masuk dan disambut dengan senyuman dan gelengan kepala dari beberapa orang disana

"cepatlah berganti pakaian, kita akan makan malam. Aku tidak ingin adik iparku akan kelaparan dirumah calon suaminya sendiri" ucap yuri yang membuat yoona berlari dan berhasil mendaratkan bokongnya di lantai.

"ah..." teriak yoona. "kau tidak apa?" tanya tiffany yang tadi berlari melihat yoona terjatuh dan  kini membantu yoona berdiri dan langsung diberi tatapan tak percaya. "kau harus hati-hati. Aku tidak akan kelaparan. Kenapa kau selalu bertingkah seperti anak-anak?" ucap tiffany yang kini memberengut menatap yoona yang hanya menampilkan senyum dengan deretan gigi putihnya.

"baiklah" ucapnya yang kini berjalan pelan, sangat pelan hingga membuat daddy tertawa kecil dengan kelakuan calon menantunya itu. Hatinya sedikit menghangat melihat kepedulian putrinya terhadap laki-laki itu.

"jangan terlalu keras fany-ah. Dia hanya merasa senang. Biarkan dia bebas untuk sebentar sebelum dia mengikat hubungan denganmu" kata mommy yang melihat tiffany duduk disampingnya.

"dia hanya senang fany-ah" ucap yuri dengan senyum jailnya.

Dasar.

****

"yoona...yoona.."

Yoona mendengar suara yang tidak asing itu memanggil namanya dengan pelan. Matanya terasa berat, tetapi ia memaksa diri membuka matanya dan medapati dirinya tidur di sofa ruang TV.

Yoona menegakkan tubuh dan memandang berkeliling, "hyung. Sepertinya aku harus mengunjungi pemakaman orang tua kita." Ucapnya yang kini sudah sadar dari tidurnya.

Yuri yang mendengar itu langsung mendekat kepada yoona. "kau sanggup? Maksudku kenapa?" Tanya yuri yang terkejut mendengar keinginan adiknya itu.

" hanya saja, aku melupakan sendiri wajah orangtuaku. Sudah seharusnya aku mendatangi mereka, dan juga aku akan memperkenalkan tiffany kepada mereka. Dan meminta izin mereka." Tanya yoona yang kini bersiap untuk ke kamarnya.

" duduklah sebentar. Ada yang ingin aku perbincangkan denganmu. Hanya perbincangan antara laki-laki, kau tahu itu" ucap yuri

" baiklah" jawab yoona dan berbalik untuk mendekat kepada hyungnya. " apa yang ingin hyung bicarakan?"

"hanya, kau tau. Kau memiliki pekerjaan sebelum kau mengalami kecelakaan itu." Ucap yuri yang membuat kening yoona berkerut dalam.

"pekerjaan? Apa? Apa yang kulakukan?" Tanya yoona antusias dengan wajah sumringah.

" kau harus menyiapkan tesis untuk gelar magister mu. Hanya tinggal melakukan sidang dan kau akan siap untuk wisuda kelulusan strata-2 mu. Dan kau bisa bekerja diperusahaan ayah setelah kau mendapatkan kelulusan itu" Ucap yuri yang membuat yoona tersenyum senang.

" baiklah. Dalam dua minggu ini, aku akan mempersiapkannya. Hyung jangan ragu dengan kemampuan otakku. Kau harus yakin hyung." Ucap yoona yang kini berdiri untuk ke kamar "siapkan posisi yang bagus untuk ku hyung" ucapnya lagi sebelum berlari ke kamarnya.

Yuri tersenyum dan berdiri "semoga hidupmu selalu bahagia seperti saat ini" ucap yuri yang melihat pintu kamar yoona yang tertutup.

****

about you [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang