BAB LIMA BELAS

525 65 5
                                    

Pagi pukul 05.00 setempat, operasi yang dijalani oleh Irene dan seulgi berjalan lancar. Namun kondisi seulgi yang paling parah. Dia masih dalam keadaan koma. Tiffany sudah siuman, memaksa kerumah sakit namun mommy hwang melarangnya. Lebih baik yoona dan tiffany jangan dipertemukan dulu. Yoona sudah mengetahuinya. Namun tiffany belum mengetahui fakta bahwa yoona telah mengetahui Irene bukanlah anak kandungnya. Hingga yoona memasuki kamar rawat Irene dan seulgi.

"daddy menyayangimu, jadi tolong cepatlah sadar. Dan hibur daddy. Daddy merindukan senyuman Irene." Ucap yoona yang menggenggam tangan kecil Irene yang tertidur di ranjang besar itu.

Yoona menaiki ranjang itu dan memeluk anak kecil itu dengan kelembutan seorang daddy terhadap anak kandungnya. "walau kau bukan anak kandung daddy, namun daddy akan mengganggap sebaliknya. Maka dari itu cepatlah sadar. Dan jangan buat mommy khawatir, sayang" ucapnya lagi dengan linangan air mata yang melwati pipi tirus nya.

"yoona-ya" panggil seseorang dengan lembut. Seohyun. Yoona tidak merespon kehadiran seohyun dikamar itu. Namun dia tetap menghargainya. Dia berdiri menghampiri seohyun dan pelukan itu, membuat yoona terisak didalamnya. namun ada seseorang yang lebih hancur lagi di balik pintu luar itu. Tiffany yang memaksa untuk melihat keadaan Irene dan seulgi kini melihat yoona dan seohyun sedang berpelukan. Dan yoona menangis di pelukan itu. Mata yang biasanya hanya memancarkan ketenangan baginya kini terlihat begitu rapuh. Dan yang lebih menyakitkan lagi adalah bukan lah dirinya yang memberikan kekuatan terhadap lelaki itu.

" kau harus kuat. Itu sudah sepantasnya." Ucap sunny yang berdiri di belakang tiffany dan melihat apa yang dilihat tiffany. "sudah kukatakan agar kau istirahat. Ada yoona yang menjaga Irene dan seulgi" ucapnya lagi.

"tidak apa. Aku sudah terlalu lama tidak mendampinginya. Aku akan masuk untuk menemui Irene dan yoona" dengan itu tiffany membuka pintu dan mendapati yoona yang kini duduk bersebelahan dengan seohyun.

"kau sudah datang?" Tanya yoona yang langsung menghampiri tiffany. "kau kelihatan pucat. Seharusnya kau istirahat dirumah saja. mereka biar aku yang urus" ucap yoona yang kini mengelus pipi tirus tiffany.

"aku terlalu merindukan anak-anak kita dan merindukanmu" ucap tiffany yang kini menatap yoona. "kau sudah merawat mereka dengan baik, kau juga harus istirahat" ucapnya lagi.

Yoona menatap mata tiffany, ada rasa bersalah yang besar didalam mata itu namun ada rasa rindu untuknya. Biarlah. Biar kali ini dia menjalani kehidupan seperti sebelumnya. Pernikahan yang dilakukannya dengan wanita yang dicintainya itu harus tetap berjalan. Urusan bahwa Irene bukan anak kandungnya itu urusan paling akhir. Biar kali ini dia mengalah dan membuatnya kembali seperti dia tidak mengetahui apa-apa.

"seulgi masih di ruang ICU. Tapi kau harus tenang. Dia anak yang kuat. Dia telah menolong Irene dan mengorbankan tubuhnya untuk Irene. Dia oppa yang baik buat anak kita" ucap yoona. Anak kita.

Seohyun yang melihat kemesraan yang ditunjukkan pasangan didepannya membuatnya tak bisa menahan cemburu. " aku permisi pamit. Ada yang harus ku kerjakan di kantor" ucapnya yang hanya mendapatkan anggukan oleh yoona dan tiffany.

"aku sudah membawa baju untukmu. Bersiaplah. Setidaknya kau harus terlihat bersih untuk menjaga Irene." Ucap tiffany yang mengecup ringan bibir yoona. Yoona tersenyum dan masuk kedalam kamar mandi. Rasa itu masih sama. Debaran jantung itu tak pernah hilang. Namun kenyataan bahwa Irene bukan anak kandungnya membuat dia menangis kembali. Itu menyakitkan. Sangat.

****

Tiffany menunggu yoona sembari membasuh tubuh Irene dengan air hangat. Makanan untuknya telah disiapkan. Tiffany yakin pasti lelaki itu belum makan semenjak kejadian sore itu sehingga dia terlihat kurus tadi.

Yoona tersenyum saat di meja sudah tersedia makanan ketika dia keluar dari kamar mandi. Bukan waktunya makan. Seulgi hari ini keluar dari ruangan ICU maka dia harus menyiapakan semuanya. " aku akan pergi untuk menemui dokter yang menangani seulgi. Kau bisa menjaga Irene sebentar?" Tanya yoona kini mengenakan kemeja birunya.

"tentu saja. setelah itu kau harus makan sayang. Kau terlihat kurus dan aku tidak ingin jika kau juga sakit dan bergabung dengan anak-anak kita" ucap tiffany yang membantu yoona memasang kancing atas kemeja.

"baiklah. Aku pergi sebentar" ucap yoona yang berjalan kearah luar. Menemui dokter yang menagani anak sulungnya saat ini. Semoga perkembangannya baik-baik saja. semoga.

****

"jika bukan yoona ayah kandung dari cucuku, jadi siapa? Kenapa bisa yoona yang menjadi sasaran kalian?" Tanya daddy hwang berhadapan dengan yuri, sooyoung, Jessica, dan sunny.

Mereka terdiam. Bingung harus menjawab apa.

"apa perlu aku menyeret tiffany dan yoona untuk menjelaskan semua ini. Dan ku yakin yoona juga semulanya tidak tahu rencana kalian. Katakan padaku." Ucap daddy hwang lagi.

Maka terucaplah semua renacana itu. Mulai dari perjanjian hingga pernikahan palsu itu. Semuanya, percuma untuk ditutupi lagi. Daddy hwang sudah tahu. Dan perbuatan anaknya membuatnya menunduk malu. Bagaimana bisa, bagaimana bisa mereka merencanakan perjanjian seperti itu terhadap seseorang seperti yoona. Terutama kepada kwon yuri, hyung dari yoona sendiri. Seharusnya dia melarang.

Apa yang harus dilakukannya sekarang?

Ia kini duduk di ruang kerjanya sendirian, sepanjang malam, tanpa bergerak, sampai langit berubah warna dari hitam menjadi biru, lalu biru muda. Saat itulah daddy hwang sadar bahwa dia harus membicarakan ini dengan menantu nya itu.

Ia mengeluarkan ponsel dari saku celana dan melirik layar ponsel. Yoona.

"halo" kata daddy hwang ketika ponsel sudah ditempelkan ketelinga.

"dad" terdengar suara rendah yoona diseberang sana.

"ya yoona." Sahut daddy hwang datar.

"bisakah kita bicara. Kurasa kita harus." Jelas yoona " tentang penjelasan yang terjadi semalam"

Daddy hwang mengehela napas berat. Merasa malu terhadap menantunya. " baiklah yoona. Kita bertemu siang ini?"

Yoona terdiam. Cepat atau lambat hal ini harus dihadapi. Yoona harus meluruskan masalah ini. " tidak masalah" kata yoona akhirnya. "kataka dimana dan jam berapa. daddy akan datang"

****

"daddy sudah mengetahuinya?" Tanya yoona yang kini memandang terkejut kearah daddy hwang yang duduk dihadapannya.

"semuanya..namun tiffany belum mengetahuinya" sahut daddy hwang.

Mereka bertemu di restoran tempat biasa mereka makan. Mereka berdua sama sama hanya meminum karena tidak lapar. Yoona merasa nafsu makannya hilang entah kemana. Ia tidak bisa makan ataupun tidur.

Daddy hwang terlihat yang erada dihadapannya sepertinya bertambah kurus dalam dua malam. Wajahnya terlihat lelah dan pucat. Ia pasti juga mencemaskan keadaan ini.

"dad" panggil yoona pelan. "aku akan berpura-pura tidak mengetahui apa yang telah terjadi. masalah Irene, itu urusan paling akhir. Seperti janjiku, aku akan menjaga mereka" ucapnya yang kini menatap daddy hwang yang sepertinya terkejut dengan penuturan laki-laki didepannya.

Dady hwang terdiam sejenak, lalu mengehela napas. "Dia belum mengetahui bahwa pernikahan itu palsu? Bagaimana bisa mereka menipunya seperti ini?" batin daddy hwang yang masih memandangi telapak tangannya. "aku hanya berterima kasih karena kau memilih berada disisi anakku. Dan juga menjaga cucuku." Ucap daddy sambil menatap yoona.

"fakta bahwa aku mencintai anakmu, dan itu tidak akan berubah" ucap yoona dengan senyuman diwajahnya.

about you [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang