BAB SEPULUH

630 71 8
                                    

Yoona malam itu terlihat membujuk istrinya yang sedang membelakangi dirinya. " hyung juga ikut. Tidak hanya aku berdua dengan seohyun yang akan pergi. Jadi kumohon ijinkan aku" ucap yoona yang kini memohon untuk diberikan izin pergi. Pasalnya yoona harus menghadiri rapat di cina, bertujuan membangun kerjasama dengan Negara seberang untuk membangun perusahaan semakin besar. Namun kendala ada di istrinya.

" minggu-minggu ini adalah saatnya aku melahirkan. Aku tidak tahu pasti, dan kau ingin pergi ke cina untuk mengurus pekerjaan. Bagaimana jika aku melahirkan saat kau berada disana?" ucap tiffany yang kini mulai bergetar. Yoona mendengar getaran di suara tiffany langsung memeluknya dari belakang.

"hanya satu malam, aku akan menyelesaikannya satu malam, aku janji. Saat kau bangun besok aku sudah ada disampingmu." Ucap yoona melemah, tak tahu harus apa jika masih tetap tak dikasih izin.

Tiffany luluh jika yoona seperti ini. Hanya satu malam. Itu akan sebentar. Tiffany akhirnya tersenyum, mengangguk. Dan yoona akhirnya tersenyum dan memeluknya erat.

"janji jangan bermain belakang dengan seohyun." Ucap tiffany tetap dengan kecemburuannya.

"ada hyung. Aku tidak akan main-main dengannya. Janji" ucap yoona diiringi dengan kecupan kecil di bibir tiffany. "sudah malam, kau harus istirahat sekarang. Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa" ucap yoona yang membantu tiffany berbaring di tempat tidur mereka. Malam itu mereka tidur dengan yoona memeluk tiffany dari belakang. Menghangatkan tubuh mereka dengan pelukan tidur.

****

Seperti biasa jika pagi menjelang, yoona dan tiffany berdiri di lantai atas berdua menyapa matahari yang masih malu-malu untuk terbit dari ufuk timur.

"hari ini Jessica dan yang lainnya akan datang. Untuk menemaniku karena kau pergi. Tidak apa kan?"

Yoona tersenyum, mengangguk.

Matahari semakin tinggi. yoona melihat jam dinding di dalam kamar mereka. Mendesah pelan, " aku malas sekali harus berangkat cina hari ini.."

Istrinya tertawa menimpali "tadi malam siapa yang memohon untuk pergi ke cina?" itu kalimat sindiran agar yoona segera bersiap untuk pergi ke bandara. Menutup kebersamaan mereka pagi ini.

Setengah jam kemudian, setelah memeluk, mencium perut tiffany, mobil hitam metalik yoona meluncur dari halaman rumah. Sibuk melambaikan tangan dengan ekspresi seperti tidak akan bertemu berpuluh-puluh tahun lagi.

****

"jadi? Bagaimana kehidupanmu selama tinggal bersamanya?" Tanya Jessica yang kini mengambil sebotol minuman di dalam kulkas milik tiffany.

Tiffany yang mendengar pertanyaan itu, hanya bisa terdiam . kehidupannya? Bagaimana perasaannya selama ini?

"kau melamun? Apa dia menyusahkanmu?" Tanya sunny yang ikut bergabung bersama mereka di ruang tamu setelah membuat coffee untuk dirinya.

"tidak. Hanya saja. aku lupa kalau kami menikah hanya berpura-pura" ucap tiffany pelan

"sunny, itu menjijikkan" teriak Jessica yang melihat sunny menyemburkan minumannya di wajahnya.

Bagaimana tidak? Kata-kata tiffany seperti menyiratkan bahwa dia memang menginginkan pernikahan itu. Dia lupa tujuan awal mereka untuk menyeret yoona masuk kedalam kehidupannya.

"kau tidak lupa bukan untuk mencari ayah kandung dari bayi yang sedang kau kandung?" Tanya sunny setelah membersihkan mulutnya dengan tisu.

"aku tidak lupa. Hanya saja..."

"stop tiffany...sadarlah...ini sudah Sembilan bulan semenjak kau menyetujui kontrak itu. Bukan hanya karena yuri mendiamkan adiknya yang belum kembali ingatannya. Jika yuri mau, yoona sudah mendapatkan perawatan dan sudah mendapatkan ingatannya kembali" ucap sooyoung yang masuk setelah memarkirkan mobilnya didepan rumah tiffany.

about you [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang