BAB TUJUH

583 69 8
                                    

Sepanjang jalan menuju pemakaman, yoona tak berhenti berbicara. Kalaupun berhenti, mungkin karena ia kehabisan napas. Tiffany merutuk dirinya sendiri. Tak ada salahnya ikut dngan yoona? Tidak! Ini salahnya. Seharusnya ia beristirahat hari ini bukan berjalan-jalan menuju pemakaman seperti ini.

Bukit-bukit kecil yang berjejer dihadapan mereka sudah mulai terlihat.. jalanan terasa semakin menanjak. Dan itu membuat tiffany memilih tak menanggapi ucapan yoona, kalau tak ingin semakin kehabisan napas.

"hei" panggil yoona dari samping.

Tiffany berpaling, memasang muka kesal.

Klik.

Suara itu muncul dari ponsel yoona.

"apa yang kau lakukan?!"

Yoona tak mengelak saat tiffany mengambil ponsel dan menghapus fotonya. "aku hanya ingin membandingkan"

Sebelah alis tiffany terangkat.

"tenang saja, aku hanya membandingkan wajahmu di foto dengan aslinya."

"jadi kesimpulannya?"

"kau lebih cantik aslinya" jawabnya menggoda dan karena ucapan itu tiffany turun dari mobil dan melangkah sedikit menjauh dari mobil. Yoona yakin kalau tiffany tersipu mendengar pujiannya tadi. Mugkin ia adalah orang yang pertama yang mengatakan hal itu padanya. Kalaupun tidak, ia orang ketiga setelah ibu dan ayahnya.

"kau sudah mengetahui lokasi pemakaman orang tuaku? Jalanmu cepat juga. Aku sampai kewalahan mengejarmu. Ini." Yoona menyerahkan bunga yang dipetiknya tadi dipinggir jalan tadi dengan napasnya yang agak tersengal. Tiffany menerima bunganya,berjalan ke sisi yoona dan berjalan kearah pemakaman orang tua yuri dan yoona.

" itu bunga untuk siapa lagi? Tanya tiffany yang menyadari ada dua rangkaian bunga lagi di sisi yoona.

Yoona menoleh, lalu mengedikkan dagu kearah bukit yang lebih tinggi " ayo kita kesana"

****

"appa" panggil yoona sambil menatap batu nisan yang ada dihadapannya. "lama tak jumpa" sapanya dengan suara bergetar.

Tiffany ingin menyingkir, tapi yoona menahannya dengan memegang tangannya.

"appa, apa kau sedang bersama eomma? Bagaimana kabarnya? Ah, pasti kalian sangat bahagia bisa bersama." Yoona meletakkan bunganya disisi makam appa dan eommanya. Untuk beberapa saat kemudian, yoona hanya berdiri dalam diam.

Tiffany melirik. Ia mendapati tangannya mengepal kuat-kuat disisi badannya. Pandangan tiffany beralih ke wajah yoona. Entah sejak kapan tiffany paham apa arti tatapan itu. Laki-laki dengan sifat kekanakan dan kepolosan itu sedang berusaha menahan tangisnya. perlahan tiffany menggerakkan tangan, lalu menggapai tangan yoona yang mengepal itu. Tiffany menggenggamnya seakan meminta yoona membagi kesedihannya.

Yoona menoleh dan menatap tiffany, dia sempat melupakan keberadaan wanita itu.

"ah...aku lupa. Appa, eomma perkenalkan, ini tiffany hwang, calon menantu kalian" ucap yoona yang dibalas dengan tiffany yang membungkuk didepan batu nisan kedua orang tua yoona. " bukankah dia cantik. Ku harap kalian merestui hubungan kami. Dan saat ini dia sedang mengandung anak kami. Kuharap kalian bisa menjaga cucu kalian dari sana" ucap yoona yang menoleh menatap tiffany.

Tidak ada lagi kesedihan dimata rusa itu. Kini hanya perasaan bahagia ketika dia menceritakan anak yang dikandung tiffany. Tiffany tersenyum manis, memperlihatkan eye smilenya.

"sudah selesai? Kenapa sebentar sekali? Bicara lah sepuasnya, aku akan menunggu di gubuk itu." Ujar tiffany yang menunjuk gubuk tua di dekat pemakaman.

about you [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang