Sudah seminggu sejak yoona dirawat di rumah sakit pasca operasi setelah kecelakaan itu, namun sejak itu sepertinya yoona masih belum mau bangun untuk menenangkan kekhawatiran yuri yang selama ini merawatnya.
Hari sudah sore ketika yuri keluar dari ruangan dokter yang menangani adiknya yang terbaring itu. Bahwa belum ada tanda-tanda untuk bangunnya yoona dari tidur panjangnya. Yuri tahu adiknya kuat dan ia tidak akan kehilangannya, tetapi seorang hyung tetap merasa khawatir ketika melihat adiknya yang terbaring seperti tertidur dengan gips di kakinya.
Ia membuka pintu dan melangkah masuk. Bau rumah sakit tidak pernah menyenangkan, bahkan adiknya sangat tidak menyukainya, tetapi kenapa di sekarang sepertinya betah tinggal disini?. Ia melihat adiknya yang terbaring tak bergerak diranjang, berbagai selang dan kabel yang menghubungkan tubuh yoona ke semua mesin dan peralatan yang ada disekitar ranjang. Mesin-mesin itu menunjukkan kondisi yoona, salah satunya yang menunjukkan detak jantung yoona.
Monitor itu masih menampilkan garis tidak teratur. Jantung yoona masih berdetak, ia masih hidup...
" bangunlah....apa kau sangat suka dengan rumah sakit? Namun seingat hyung, kau sangat membencinya. Benar bukan?" tanyanya, suaranya menunjukkan kekhawatiran
" apa kau tidak merindukannya? Dia meminta maaf karena tidak bisa datang untuk menjengukmu hari ini."
Yuri menatap yoona dan matanya melebar. Apakah ia salah lihat? Tidak.. mata yoona bergerak dan terbuka, dia telah sadar.
Yoona sadar...! Yoona bangunn dari tidur panjangnya...!
Air mata yuri tak terbendung lagi. Dengan cepat dia menekan tombol merah di samping tempat tidur yoona.
" yoona-ya, kau baik-baik saja? aku hyung mu" ucapnya sambil menggenggam tangan yoona yang masih terdiam.
Dokter sudah datang dan segera mengambil aih tubuh yoona untuk diperiksa kondisi vitalnya. Tidak ada yang yang buruk selama pemeriksaan dan itu membuat yuri senang mendengar itu, namun itu tidak berlangsung lama ketika yoona menanyakan dirinya siapa.
"kau mengenalku? Anda siapa?" Tanya yoona dengan ekspresi bingung di wajah tampannya.
" aku..aku hyung mu, kau tak mengingatku? Dok? Ada apa dengan adikku?" ucap yuri yang kini mulai bingung dengan ingatan yoona yang seperti tidak mengenalnya.
" sepertinya ada rasa trauma akibat kecelakaan dan itu menyebabkan adik anda amnesia untuk sementara, walaupun hanya sementara, saya belum tau pasti kapan ingatannya akan kembali. Kita doakan saja untuk yang terbaik bagi saudara kwon, saya akan memberinya obat untuk penghilang rasa sakit ketika ingatan nya yang terkadang muncul, selama penyembuhan ini jangan terlalu memaksanya untuk mengingat ingatannya yang hilang, itu tidak baik bagi saudara kwon, kalau begitu saya permisi" ucap dokter yang segera di iyakan oleh anak tertua dari keluarga kwon itu.
Yuri memegang tangan yoona yang diikuti dengan tatapan yoona yang bingung enga tidakan orang yang tak dikenalnya itu, " jangan marah, aku hyung mu. Aku..aku tidak akan memaksamu untuk mengingat masa lalu yang kita lalui" ia menggeleng " tapi bagaimana dengan kekasihmu? Seohyun? Bagaimana jika ia mendengar kabarmu sekarang?"
Ia menarik napas dengan susah payah " dengarkan hyung. Tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Semua akan baik-baik saja. kau akan memulai terapimu selama kau berada di rumah sakit. Kau mengerti yoona-ya? Semua akan baik-baik saja, walaupun membutuhkan waktu, tapi semua akan baik-baik saja. kau bisa melaksanakannya dan melihatnya nanti, hanya ingat, jika kau membutuhkan bantuan, kau bisa memakaiku karena aku hyung mu."
Tangan itu menggenggam kembali tangan yuri, " kau hyung ku? Bagaimana hyung ku memiliki kulit gelap seperti ini?" ucapnya dengan sedikit candaan di dalamnya.
Yuri yang mendengar itu menatap yoona tak percaya, ini adikku..! walalaupun dia amnesia tetapi sifat jahilnya tak pernah hilang bahkan setelah dia sadar dari tidur panjangnya. " kau. Walaupun kau hilang ingatan, bagaimana sifat mu yang sepertimu itu tak pernah hilang? Hah.." ucap yuri yang langsung memeluk adiknya itu yang kini tersenyum.
****
"Jadi maksudmu kau mau menjadikan adikku sebagai mainan temanmu itu? Kau gila?" ucap yuri emosi dengan lawan bicaranya di telpon, kini ia berada di luar ruangan terapi, hari ini jadwal yoona untk terapi agar bisa berjalan normal kembali.
" bukan mainan yuri. Hanya membantu dia dari amukan ayahnya, dan ini hanya pura-pura. Soal administrasi dan surat-suratnya biar kami yang mengatur, ku mohon. Toh...yoona yang tak ingat masa lalunya juga sepertinya bagus untuk peran ini. Bantu aku sekali ini saja, kumohon" mohon orang itu dari seberang telpon.
" tapi, yoona sudah memiliki kekasih, bagaimanapun itu tidak bisa terjadi. apa yang harus kukatakan kepadanya.?"
" katakan yang sebenarnya, dan juga, setelah ingatan yoona telah kembali, dia juga tidak akan mengingat kejadian yang terjadi selama dia amnesia. Jadi kumohon."
"lebih baik kita bertemu. Aku akan menemui besok. Hari ini aku sedang menemani yoona terapi."
" terapi? Terapi apa?"
" kakinya lumpuh sementara, sehingga dokter menyarankan untuk mengikuti terapi untuk kenormalan kakinya"
" omo...apa segitu parah kecelakaannya? Temanku itu juga baru kecelakaan seminggu lalu namun sekarang dia baik-baik saja"
"baguslah, baiklah sampai jumpa besok" yuri pun menutup smartphone nya yang langsung dipanggil oleh yoona yang berada diatas kursi roda.
" hyung! siapa? Kekasihmu?" Tanya yoona dengan senyuman jahilnya.
" aku tidak mempunyainya. Itu hanya temanku. Sudah siap terapinya?" Tanya yuri yang berjongkok untuk menyamakan posisinya dengan yoona.
" sudah, ternyata cukup menyakitkan. Hyung kita kembali ke kamar sekarang, aku sedikit lelah"
" ok bos. Kita berangkat sekarang" ucap yuri yang mulai mendorong kursi roda kearah kamar tempat yoona dirawat.
****
Tiffany mendengar sooyoung menghela napas dan berkata dengan nada pelan, "dia meminta bertemu denganku. Sudah kukatakan untuk berhati-hati fany-ah. Kau selalu tidak mendengar apa yang temanmu katakana"
"aku terlalu mabuk malam itu, sehingga aku tidak sadar apa yang kulakukan. Apa kau pernah bertemu dengannya?" Tanya tiffany.
" pernah. Namanya kwon yoona, laki-laki berprestasi dengan segudang ilmu, tampan dan juga baik hati, jangan lupa dia juga humoris dan menyenangkan. Saat seingatku saat ini dia sedang mengejar gelar magisternya, namun kecelakaan itu terjadi."
Tiffany terdiam. Dia akan menikahi orang yang baik, maksudnya dia akan menipu laki-laki seperti itu, walaupun dia adalah seorang desainer terkenal namun dia tetap menyukai dunia malam, sangat berbanding terbalik dengan laki-laki bernama kwon yoona itu.
"oh ya, ngomong-ngomong soal kecelakaan, apa kau tau siapa yang juga mengalami kecelakaan saat itu?"
Tiffany hanya menggeleng. Dia tidak tahu siapa pemilik lawan mobilnya saat itu. Tiffany baru akan berdiri dan membereskan makanan yang berada di meja ketika gerakannya terhenti.
Kecelakaan?
Tiffany mengerjap-ngerjapkan mata.
Kwon yoona....kecelakaan....apa mungkin? Kwon yoona?
Tiffany mengerutkan kening dan berpikir. Mungkinkah? Mungkin saja. namun di hari itu bisa saja tidak mereka berdua yang mengalami kecelakaan, ataupun mereka mengalami kecelakaan dengan beda hari.
Sebenarnya tiffany penasaran dengan laki-laki bernama kwon yoona. Separah apa kecelakaannya sehingga dia mengalami amnesia dan juga terapi. Bukankah dia sangat egois menyeret paksa seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya, untuk memperbaiki kesalahannya? Itu benar, dia sangat egois.
![](https://img.wattpad.com/cover/148142292-288-k117500.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
about you [✔]
Fanfictionsemua penuh kepalsuan. cinta? lupakan itu. berapa yang kau mau? berapa yang harus kusiapkan untuk semuanya. karena ada saatnya kita akan saling melepaskan, karena ada saatnya janji tak ditepati, dan juga, ada saatnya perasaan itu membuatnya merasak...