BAB ENAM BELAS

588 70 6
                                    

DOUBLE UP YEAY.....

Sudah dua minggu Irene dan seulgi dirawat di rumah sakit. Mereka semakin membaik. Tidak terjadi yang buruk dengan mereka. Irene sekarang berumur dua tahun. Dia terpaksa merayakan hari ulang tahunnya di rumah sakit, walaupun begitu, dia tetap senang karena yoona, tiffany dan seulgi terus berada bersamanya.

"oppa" panggil Irene ke arah seulgi yang terlihat sibuk bermain dengan game-ya. "aku bosan. Apa daddy belum datang?" Tanya Irene dengan wajah kesalnya.

"belum. Sebentar lagi daddy akan datang. Mommy sedang membeli keperluan untuk kita. Kau harus bersabar sedikit" ucap seulgi yang masih focus kepada gamenya.

Merasa tidak dipedulikan, Irene mulai terisak di tempat tidurnya sebelum akhirnya berteriak kencang dan menangis. Seulgi yang mendengar itu terkejut dan langsung menghampiri adik perempuannya itu.

"bukankah sudah kubilang kau harus bersabar? Kenapa kau harus menangis?" Tanya seulgi yang heran melihat Irene yang terus menangis.

"aku tidak suka..tidak suka game." Ucapnya sambil terisak. Seulgi yang mendengar itu menatap bingung kearah Irene. Maksudnya?

"oppa lebih sayang kepada game dari padaku. Oppa tidak melihatku saat berbicara tadi. Aku tidak suka game. Tidak suka" teriaknya lagi sehingga para suster yang berjaga diluar berlari masuk karena mendengar teriakan Irene yang kencang.

"apa terjadi sesuatu tuan muda?" Tanya salah satu suster.

"tidak ada. Dia hanya sedikit manja. Kalian bisa keluar. Tidak akan terjadi apa-apa" ucap seulgi menenangkan para suster yang wajahnya sudah pucat ketika berlari masuk keruangan mereka.

"lihat? Kau membuat cemas orang lain Irene. Tenanglah. Oppa disini. Kita bisa bermain bersama." Ucap seulgi sambil memberikan permainan yang dimainkannya tadi. "ini menyenangkan" ucapnya lagi.

irene akhirnya duduk disebelah seulgi dan ikut bermain hingga tidak menyadari tiffany yang masuk kamar dengan membawa peralatan yang mereka butuhkan.

"kalian sedang bermain?" Tanya tiffany yang menghampiri keduanya. Tidak lupa dengan ciuman di kening masing-masing anaknya.

"daddy kapan datang? Aku merindukannya mom" ucap Irene yang bergerak mendekati tiffany, bermaksud meminta gendongan dari sang mommy.

"malam nanti sayang. Kau bisa bersama oppa jika merindukannya. Bukan begitu sayang?" tanyanya kearah seulgi yang dibalas dengan anggukan cepat darinya.

"mom...kami bosan berada di rumah sakit. Kapan kami bisa pulang?" taya seulgi pelan.

"dokter akan memberi tahu kalian jika sudah waktunya. Mommy tidak ingin kalian kenapa-kenapa jika memaksa haru keluar secepatnya. Kalian harus sembuh total. Cukup waktu itu mommy merasa hancur melihat kalian terluka" ucap tiffany sambil menggengam tangan seulgi dan Irene.

"jangan khawatir mom, kami akan saling menjaga. Bahkan hingga kami besar nanti" ucap seulgi yang merangkak mendekati tiffany untuk memeluknya "mommy tidak usah khawatir, seulgi janji." ucap seulgi lagi ketika memeluk tiffany.

****

Yoona baru saja duduk didepan meja kerjanya ketika yuri datang mengambur masuk ke ruangan.

"kau datang?" Tanya yuri sambil berdiri dihadapannya.

Yoona memanang yuri dengan bingung. "bukankah memang seharusnya?"

Yuri tersenyum " bagaimana kabar anak-anak? Mereka baik?. Maaf aku jarang menjenguk mereka. Kau tahu pekerjaan ku sangat banyak."

Yoona menyadarkan tubuh dan mendengarkan.

"kejadian waktu itu dan fakta itu. Aku minta maaf untuk semuanya. Bahkan aku terlalu takut untuk menemuimu" kata yuri yang kini berdiri sambil menunduk didepan meja yoona.

Yoona mengangguk sekali " ya benar. Hyung berbohong. Dan aku tidak menyukainya." Sahut yoona.

Yuri mendongak dan menatap yoona dengan wajah memelas. "maaf" ucapnya lagi.

Yoona menarik napas panjang. Hanya untuk sekali saja. pikirnya. "baiklah" ucapnya yang membuat yuri memandangnya dengan tatapan berbinar. "jenguklah mereka. Aku takut mereka lupa bahwa mereka memiliki paman yang hitam seperti ini"

Yuri memandang yoona dengan tatapan jengah sambil berkacak pinggang. "baiklah. Aku bukan hitam yoona. Terlalu banyak pekerjaan di luar sehingga membuat kulitku sedikit kecoklatan, ingat itu." Ucapnya panjang lebar. "ah..tiffany?" tanyanya tiba-tiba.

"dia belum mengetahuinya. Biarkan hyung. Biar kita saja yang mengetahuinya. Aku tidak ingin membuat ini menjadi beban pikiran untuknya." Ucap yoona sambil memeriksa berkas-berkas tentang perkembangan perusahaan.

"jika itu keinginanmu. Aku hanya bisa diam. Namun kuharap, kau bahagia yoona. Terlepas apapun beban yang menimpamu" ucap yuri yang kini beranjak keluar ruangan.

"tentu hyung. Aku akan bahagia" ucap yoona yang memandang pintu setelah yuri keluar dari ruangannya.

Dan pada saat itu ponselnya bordering. Yoona mengangkat ponselnya. Dan langsung mendengar rengekan anak-anak nya dari sebrang ponselnya.

"daddy...kapan pulang? Apa daddy tidak merindukanku?" ucap Irene mengawali pembicaraan dengan teriakannya.

"tentu. Daddy akan pulang malam nanti. Apa kalian sudah meminum obat kalian?" Tanya yoona dengan sabar.

" seulgi sudah, namun Irene belum. Dia merengek meminta daddy yang menyuapkannya" ucap seulgi yang ketika ponsel berada di tangannya.

"oppa..jangan menggangguku. Bukankah oppa sudah berjanji untuk tidak mengadu kepada daddy?" ucap Irene dari seberang ponsel yang merengek karena seulgi mengadu kepada yoona.

"Irene belum meminum obatnya? Bagaimana ini? Bukankah kita sudah berjanji bahwa Irene harus meminum obat secara teratur dan tepat waktu? Jika seperti ini, daddy tidak yakin apakah bisa datang atau tidak?" pancing yoona.

"AAHHHHH...DADDY..!!!! BUKANKAH DADDY TELAH BERJANJI BAHWA MALAM INI DATANG?" teriak Irene dengan tangisnya.

"namun Irene belum meminum obat. Daddy ragu harus datang atau tidak?" ucap yoona lagi yang sepertinya berhasil menjahili anak perempuannya.

Seulgi yang mendengar itu hanya tertawa mendengarnya. Tiffany? Dia hanya mengawasi mereka dan tersenyum mendengar pembicaraan anak dengan daddy nya

""HWAA..MOMMY..DADDY TIDAK AKAN DATANG MALAM INI." Adunya kepada tiffany.

"benar kata daddy. Irene harus minum obat dulu sebelum daddy datang. Bagaimana?" Tanya tiffany yang kini menggendong anaknya yang sedang terisak dengan kerasnya.

"obat? Pahit. Irene tidak suka. Irene suka ice cream. Itu manis." Ucapnya dengan isaknya yang mulai pelan.

"daddy akan membelikan Irene ice cream jika Irene meminum obatnya sekarang. Setuju?" ucap yoona yang membuat persetujuan.

"SETUJU!!" teriak seulgi ketika mendengar ucapan yoona. "seulgi sudah meminum obat. Berarti seulgi bisa mendapatkan ice creamnya. Horeee" ucapnya lagi yang membuat Irene mulai terisak lagi.

"baiklah. Irene akan meminum obat. Daddy datang malam mini?' tanyanya

"tentu. Daddy akan datang malam ini" ucap yoona dengan riangnya.

"baklah. Karena sudah siang dan waktunya istirahat. Kalian harus istirahat, dan untuk Irene jangan lupa meminum obatnya." Ucap yoona memperingatkan.

"baik dad. Bye..kami menyayangimu" teriak mereka berdua.

"bye..daddy menyayangi kalian" ucapnya dengan memutuskan ambungan telepon itu.

"benar bukan? Aku akan bahagia dengan mereka." Ucap yoona sendiri sambil memadangi ponselnya dengan wallpaper mereka berempat.

****


ya lord...masak aku bayangin irene merengek kayak tadi (?),, imut banget pastinya

about you [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang