Autumn Anterograde 22 : Another Love

2.7K 505 40
                                    

Bibi Shin datang ketika Wonwoo telah benar-benar terlelap di kamar rawat inapnya. Ia membawakan semua barang-barang penting untuk Wonwoo, tas berisi kamera polaroid miliknya serta lembaran foto-foto yang berisi catatan orang-orang yang ditemui Wonwoo. Ia juga menambahkan sebuah catatan tentang Minwoo untuk Wonwoo.

Lekas sembuh Wonwoo-ya.
Jangan khawatirkan Minwoo, ia aman bersama Bibi.

-Bibi Shin-

Sebelum keluar dari ruangan Wonwoo, wanita paruh baya kepercayaan Nyonya Kim itu menyempatkan diri untuk mengusap rambut hitam pekat milik pria manis bermata rubah yang terpejam tenang. Bibi Shin merapal doa dalam hatinya agar kebahagiaan seperti apapun bentuknya selalu menyertai hidup Wonwoo. Anak itu telah mencuri hatinya ketika pertama kali ia mengecap es krim vanilla di kedai miliknya bersama dengan Mingyu dua puluh tahun yang lalu.

Suara pintu terbuka seketika membuat Bibi Shin terlonjak kaget, Kyungsoo terkekeh melihat tingkah laku wanita paruh baya itu.

"Sudah lama Bibi di sini?" Kyungsoo bertanya pelan karena tak ingin membangunkan Wonwoo yang terlelap.

"Hampir satu jam dokter Do, tetapi ini Bibi akan pulang. Hanya membawakan catatan-catatan miliknya. Apa ia baik-baik saja, dokter?" Raut Bibi Shin tampak khawatir ketika ia menanyakan tentang keadaan Wonwoo.

"Ia akan baik-baik saja. Semoga ... Ingatannya telah kembali, ia telah mengingat Mingyu, Bi. Rumit ..." Tatapan Bibi Shin menyendu ketika melihat ekspresi wajah Kyungsoo yang terlihat sangat lelah.

Suara pintu yang terbuka untuk kedua kalinya mengalihkan perhatian dua orang yang sedang berbicara di samping ranjang Wonwoo. Seungcheol tampak khawatir dan tergesa-gesa ketika masuk ke ruangan itu.

"Apa terapinya sudah dimulai?" Ia bertanya tak sabar kepada Kyungsoo. "Ini efek terapinya? Bagaimana keadaannya?" Rentetan pertanyaan yang terbalut kekhawatiran keluar dari mulut Seungcheol.

"Wow, pelan-pelan saja dokter Choi." Kyungsoo mengangkat tangannya sebatas dada, mengisyaratkan Seungcheol untuk tenang. "Sudah sejak siang tadi terapinya dilakukan dan sangat di luar ekspektasi, ingatannya langsung kembali secara utuh membuat psikisnya tidak stabil."

Setelah mendengar penuturan Kyungsoo, Seungcheol langsung berjalan mendekat ke arah ranjang Wonwoo. Menggenggam jemari tangan itu dengan erat seakan memberikan kekuatan untuk pemiliknya yang sedang tertidur. Seungcheol seperti terlempar pada beberapa bulan belakangan ketika ia pertama kali bertemu dan berbicara dengan Wonwoo di rumah sakit ketika pria manis itu melakukan kunjungan pemeriksaan rutin dengan Kyungsoo. Tutur kata Wonwoo yang lembut membuat hari Seungcheol lebih tenang dan sifat ceria Wonwoo dibalik masa lalu yang kelam membuat dunia Seungcheol lebih berwarna. Pertemuan pertama kali mereka, Wonwoo memotret dirinya dan memberikan catatan-catatan kecil pada lembaran belakang fotonya. Ikut tertawa gemas ketika melihat ujung hidung Wonwoo yang mengerut karena tertawa. Pertemuannya dengan Wonwoo terlalu indah, ia tidak ingin menghilangkan senyuman itu dari bibir mungil merah muda milik pria manis yang telah mencuri hatinya begitu saja.

~~~

Mingyu duduk di sofa apartemennya, memandang kembali album foto yang beberapa malam kemarin ia perlihatkan kepada Wonwoo. Melihat lagi catatan-catatan yang ia tulis pada kertas berwarna oranye untuk Wonwoo saat pria manis itu terlelap dalam pelukannya. Rasa-rasanya Mingyu adalah orang paling bahagia ketika membuat Wonwoo nyaman dalam rengkuhannya, meski hanya sebentar dan Mingyu tetap bersyukur. Wonwoo memberi tahu password apartemennya pada Mingyu saat malam setelah mereka berpelukan sebagai pasangan, setelah Wonwoo tahu bahwa Mingyu adalah ayah Minwoo.

Saat ini ia telah berada di depan pintu apartemen Wonwoo, omong kosong dengan segala etika bertamu ketika tak ada pemilik rumahnya, Mingyu memasukkan password apartemen Wonwoo dan bunyi klik setelahnya menandakan bahwa pintu itu benar-benar terbuka. Aroma yang sama menyapa hidung Mingyu, harum khas bayi yang menguar memenuhi ruangan di hadapannya. Kakinya melangkah di atas lantai dingin, yang menandai bahwa tak ada aktivitas apapun untuk beberapa waktu di ruangan itu. Nalurinya membawa ia menuju kamar tidur Wonwoo, sekali lagi abaikan ketidaksopanan Kim Mingyu dalam etika bertamu malam ini. Sprei yang rapi tanpa kerutan, bantal dan guling yang tersusun teratur menyapa penglihatan Mingyu kala ia memutar sakelar lampu hingga menghasilkan cahaya remang yang menenangkan. Mingyu tahu kebiasaan dongsaeng kesayangannya atau istri tercintanya, entahlah bagaimana padanan kata yang tepat untuk menyebut peran pria manis itu dalam hidupnya, bahwa Wonwoo tak akan pernah membiarkan ranjangnya berantakan ketika meninggalkannya.

Kertas catatan berwarna biru muda tertempel rapi pada dinding di atas meja baca dalam kamar itu. Semua tinta dalam catatan itu berwarna biru tua, namun ada beberapa catatan tertulis dalam tinta berwarna magenta yang entah kenapa perpaduan warna itu sangat menggelikan menurut Mingyu disertai dengan tempelan stiker berbentuk bunga-bunga kecil atau hati.

🍂🍂🍂

Hari ini aku pertama kali bertemu dokter Choi ketika menunggu di rumah sakit.
Senyumannya sungguh tampan dengan lesung pipi di kiri kanan.
Kami berkenalan dan bertukar cerita banyak sekali.
Ia menyenangkan dan aku mengambil fotonya diam-diam.

🍂🍂🍂

Pertemuan keduaku dengannya.
Dokter Choi bilang ia sangat suka kimbap dan sandwich isi tuna.
Aku berjanji akan membuatkan bekal makan siang jika kita bertemu lagi.

🍂🍂🍂

Aku tidak lagi mengingatnya ini pertemuan yang keberapa.
Jantungku selalu berdetak lebih cepat dari biasanya jika berada di dekat dokter Choi.
Bibi Shin bilang, aku jatuh cinta.
Dan aku hanya tertawa, mana mungkin lelaki beranak satu ini merasakan lagi jatuh cinta seperti anak remaja.

🍂🍂🍂

Aku tidak lagi memanggilnya dengan sebutan dokter Choi.
Ia memintaku untuk memanggil Seungcheol-hyung.
Dan aku merasa kami menjadi lebih dekat.

🍂🍂🍂

Ketika daun Ginkgo menguning untuk pertama kalinya, Seungcheol-hyung menyatakan perasaannya kepadaku.
Jangan tanya bagaimana rasa senang menyelimuti hatiku di hari pertama musim gugur kali ini.
Aku mengangguk dan kami resmi menjadi sepasang kekasih.

🍂🍂🍂

Kadangkala aku masih sering lupa dan memanggilnya dokter Choi.
Ia hanya akan tertawa dan mengecup keningku setelahnya.
Minwoo harus segera mengenal calon ayahnya, karena ia orang yang menyenangkan.

🍂🍂🍂

Mingyu tersenyum membaca catatan yang Wonwoo tuliskan itu. Menjalankan jari-jarinya di kertas yang tertempel dengan susunan rapi, ciri khas Wonwoo sekali. Sistematis dan teratur. Seharusnya ia tidak kembali, tidak lagi. Logikanya ingin begitu saja melepaskan Wonwoo, tapi seluruh hatinya bilang tidak. Kebahagiaan Wonwoo adalah segalanya bagi Mingyu dan memberikan Wonwoo kebahagiaan adalah kewajibannya yang dulu ia abaikan. Tetapi tanggapan Wonwoo atas kehadirannya menjadi pertanyaan terbesar yang hinggap di benak Mingyu saat ini, masihkah kebahagiaan Wonwoo berpusat padanya atau telah benar-benar berpindah. Mingyu menghela napas panjang dan memejamkan matanya. Ia akan tetap membahagiakan Wonwoo, entah sebagai apa perannya nanti.

To be continued

P.S

Selamat membuka kotak pandora!

Autumn Anterograde [Meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang