Autumn Anterograde 27: Way Back Home

2.6K 493 54
                                    

Nyonya Kim mengusap permukaan marmer hitam dingin yang terukir nama cucu satu-satunya. Satu buket besar bunga lily putih bercorak merah muda itu diletakkannya dengan hati-hati. Tangis Wonwoo sudah bisa dikendalikan dengan baik. Tidak ada lagi suara sedu sedan yang menyayat hati, ia hanya mengeluarkan tetes demi tetes air mata yang mengalir di pipinya. Menghirup udara dalam-dalam dan mengembuskannya dengan perlahan. Wonwoo mulai menerima semuanya. Perlahan tangannya yang bergetar berusaha untuk mengambil kamera polaroid dari dalam tas selempang hitam miliknya. Ia akan mengabadikan gambar pemakaman Minwoo dalam catatannya, mencoba berdamai dengan kenyataan bahwa tak akan ada lagi sosok Minwoo pada hari esok dan selanjutnya.

"Kau yakin?" Mingyu menghentikan tangan Wonwoo yang bergetar ketika mengangkat kameranya.

Wonwoo balas menatap Mingyu, ia menemukan sebuah tatap khawatir namun terkesan menguatkan. Seakan-akan tertulis dengan gamblang bahwa Mingyu selalu ada untuknya dan semua akan baik-baik saja.

"Minkyung-noona berkata semua akan baik-baik saja. Kita, ah tidak maksudku, aku akan tetap bisa berkunjung kemari setiap hari dan mengganti bunga untuk Minwoo." Mencoba meyakinkan Mingyu dengan memposisikan matanya pada lensa kamera untuk siap membidik objek di depannya.

"Tidak ada yang salah dari kalimatmu. Kau benar, kita akan kemari setiap hari. Bukan hanya kau. Aku juga. Ayah, ibu, bahkan Bibi Shin. Benar begitu bukan?" Mingyu merengkuh Wonwoo, telapak tangannya ia usapkan pada lengan adik kesayangannya itu. Sedangkan tangan lain yang bebas, ia posisikan untuk membantu Wonwoo memperkuat pegangan pada kameranya karena Mingyu tahu tubuh Wonwoo masih gemetar tak karuan.

Bayangan pada kamera telah berhasil ditangkap, Wonwoo sedikit mengoyang-goyangkan kertas foto itu agar keluar gambarnya. Setelahnya ia menuliskan sesuatu pada belakang lembar foto polaroid makam Minwoo.

🍂🍂🍂

Kenangan akan selalu ada, meski kita memilih menyelesaikannya.
Begitu pun Minwoo, selalu ada dalam hati Appa dan Eomma meski Minwoo telah selesai menemani Appa dan Eomma di sini.
Berbahagialah di sisi Tuhan, sayang.
Karena Eomma akan turut berbahagia.

-Appa dan Eomma-
Pada musim gugur ketiga

🍂🍂🍂

Hati Mingyu menghangat melihat tulisan Wonwoo di balik lembar foto polaroid itu. Setidaknya Wonwoo tak melupakan peran Mingyu terhadap Minwoo meski dunia tahu bahwa Mingyu tidak sempat menjadi ayah yang baik bagi buah hatinya. Ia mengeratkan rengkuhannya pada Wonwoo, mencuri sebuah kecupan kecil pada rambut hitam pekat milik Wonwoo. Nyonya Kim yang melihat interaksi itu hanya bisa meneteskan air mata sambil merapal segala kalimat rasa syukur dalam hatinya.

Perjalanan kembali ke apartemen kali ini menjadi sebuah perjalanan yang paling menyenangkan untuk Mingyu. Bagaimana tidak, Wonwoo duduk manis di sampingnya dengan semua ingatan yang telah kembali, dengan sebuah penerimaan tulus yang telah ia beri untuk Mingyu layaknya hadiah terindah. Ibunya duduk di kursi belakang, tak henti tersenyum seperti senyuman delapan tahun yang lalu saat Mingyu dan Wonwoo mengikat sebuah janji suci di atas altar. Hari ini Wonwoo akan pulang dan tinggal bersama keluarga Kim lagi, hanya mampir sebentar ke apartemen untuk membawa beberapa barang penting milik Wonwoo dan Mingyu.

Sebuah sedan hitam yang familiar telah terparkir dengan angkuh di basement gedung apartemen yang ditempati Mingyu dan Wonwoo. Pria manis di sampingnya sedikit memfokuskan pandangan, memperhatikan dengan saksama mobil itu.

"Oh, Seungcheol-hyung sudah tiba di sini. Aku harus cepat memberitahunya bahwa aku akan pindah, hyung." Wonwoo membuka sabuk pengamannya dengan tergesa dan turun lebih dulu dari mobil Mingyu.

Autumn Anterograde [Meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang