"Bundaaa, kak Yan jahat huaaaa," rengek seorang anak kecil yang sedang memegang eskrim di salah satu tangannya.
"Kenapa sayang? Cup cup sini Bunda peluk," ujar seorang wanita yang dipanggil Bunda.
Reyhan kecil, ia menangis sesenggukan sambil menunjuk kearah eskrimnya yang tinggal setengah.
"Kak Yan ma-kan es-krim a-ku," ujar Reyhan seraya mengusap matanya.
"Kak Yan nya mana sayang? Nanti Bunda marahin kakaknya." Wina merasa gemes saat melihat Reyhan yang sangat imut ketika menangis. "Hapus dulu air matanya, nanti Bunda beliin yang banyak," bujuknya.
Reyhan menurut, ia mengangguk lucu.
Yansyah si pelaku pun datang menghampiri Wina dan Reyhan, ia terkekeh saat melihat sang adik menangis karenanya. Ia tanpa rasa bersalah pun mencubit pipi Reyhan karena gemes.
"Bunda huaaaaaaaa!!" teriak Reyhan histeris, ia kembali menangis.
Wina terkekeh, ia melirik Yansyah untuk mengisyaratkannya meminta maaf.
"Maaf adek, nih kakak kasih eskrim banyak, tapi berhenti nangisnya."
Seketika Reyhan menghentikan tangisannya, ia melirik Yansyah lalu matanya berbinar saat melihat ditangan Yansyah sudah ada banyak sekali jenis eskrim.
Dengan antusias ia menarik kantong plastik tersebut lalu berlari masuk ke dalam rumah.
"Ini punya Reyhan semua! Gak ada yang boleh minta!!"
Wina dan Yansyah saling tatap lalu tertawa melihat tingkah lucu Reyhan kecil itu. Ia mudah sekali ngambek, tapi untuk membujuknya tinggal kasih eskrim saja, selesai.
"Kamu ini hobi banget jahilin adeknya."
Yansyah terkekeh. "Lagian adek lucu."
_________
Kini Reyhan berakhir di jalanan sepi, ia terduduk sambil bersandar di pohon besar. Sebenarnya ini belum jauh dari tempat dimana ia dihajar tadi, tapi dikarenakan tubuhnya yang lemas, ia pun sudah merasa lelah.
Salah satu tangan mencengkram kuat perutnya guna menghambat darah yang keluar. Bahkan ia baru menyadari bahwa darah dari perutnya lumayan banyak.
Reyhan mengambil benda pipih di sakunya, ia menekan sesuatu di sana.
"Halo, kenapa Rey?" tanya seseorang dari balik sambungan itu.
"Kak, to--long..." ujar Reyhan, ia mengigit bibirnya sampai kembali mengeluarkan darah.
Sementara itu, Theo kebingungan. Ia bisa merasakan bahwa Reyhan tengah menahan rasa sakit, ia juga mendengar rintihan dari adiknya itu.
"Lo dimana Rey? Cepat kasih tau gue!" ujar Theo panik.
"Gu----"
Reyhan tiba-tiba terduduk, ia tidak tahan sungguh. Semuanya sangat menyiksa baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Me Alone | Huang Renjun ✔️
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. Tentang dia yang menginginkan keutuhan, di tengah jahatnya takdir. Tentang semesta yang tak pernah memihak nya. Dipaksa menyerah disaat masih ingin bertahan. Lucu memang hidupnya. Lika-liku kehidupan yang memuakkan dengan ras...