Chapter 10

1.4K 176 4
                                    

Selama hampir 2 minggu, Reyhan lebih sering melakukan pekerjaan tambahannya dibanding bermain bersama Chandra dan Shaka.

Ya, Reyhan memutuskan untuk bekerja. Ia tidak mau merepotkan Bobby yang memiliki tanggung jawab banyak terhadap kakak-kakaknya.

Sembari menyibukkan diri agar tidak memikirkan hal-hal apapun yang akan membuat dirinya sedih.

Ia melakukan pekerjaan sehabis pulang sekolah. Jadi, ia tak cukup waktu untuk memikirkan takdirnya. Lebih baik bukan? Daripada di rumah tambah tertekan.

Orang rumah tak ada yang mengetahui pekerjaannya. Ia menyembunyikannya, kalau tau bisa-bisa ia disuruh untuk berhenti sekarang juga.

Bobby tidak di rumah, ia sibuk dengan bisnisnya di Amerika. Kakak tertua, Theo sibuk mengurusi kuliahnya, ia lumayan jarang pulang. Sedangkan Yansyah, ia sibuk berpacaran pada Karina.

Dan Bunda, sampai sekarang belum bisa dihubungi oleh Reyhan. Semua orang bungkam saat ditanyai soal Bunda. Tak habis pikir dengan semua orang, padahal ia hanya menanyakan kabar Bunda saja, masa tak boleh.

Tidak ada yang memperdulikan Reyhan akhir-akhir ini, ia seakan terbebas dari mereka bertiga.

Entah harus senang atau sedih.

"Rey, ini anterin minuman ke meja nomor 7," ujar seorang pemuda yang memakai seragam sama sepertinya.

"Ohiya bang."

Diambil alih olehnya nampan berisi minuman itu, ia celingukan mencari meja tersebut. Saat ia melihat kearah pojok sana, senyum Reyhan muncul. Ia pun segera kesana mengantarkannya.

"Ini minumannya, Mba."

Wanita itu seumuran Reyhan, ia mengangguk sambil menata minuman itu tanpa menoleh kearah Reyhan, ia menghiraukan Reyhan yang menatapnya dalam.

"Tumben sendirian, biasanya sama kak Yansyah mulu."

Ucapan Reyhan itu membuat wanita itu menoleh padanya, ia tersenyum seperti biasa.

"Eh Reyhan."

Reyhan terkekeh pelan, wajah Karina lucu kalau lagi bingung seperti tadi.

"Kak Yansyah mana?"

"Dia lagi nugas."

Wajah Reyhan tak bisa membohongi orang-orang, ia terlihat antusias saat melihat sang pujaan hati berada di dekatnya.

"Lo kerja disini, Rey? Sejak kapan?"

Damn. Reyhan bodoh! Kenapa bisa lupa! Ia tak seharusnya menghampiri Karina seperti ini. Bisa-bisa Yansyah akan mengetahui itu.

Inilah bodohnya Reyhan, hanya melihat Karina saja membuat dirinya jadi lupa tentang apa yang harus ia lakukan.

'Reyhan bego! Bisa-bisanya lupa!' maki Reyhan dalam hati.

Reyhan gugup, ia tidak lagi menatap Karina. Apa yang harus ia katakan pada Karina supaya ia tidak curiga.

"Reyhan! Ini anterin pesanan!" teriak seseorang.

Leave Me Alone | Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang