Akhir.

2.4K 203 15
                                    

Semuanya akan terus berlanjut, dan semua orang mungkin akan terbiasa nantinya.

________

"Reyhan!" pekik pemuda berjas putih.

Segera ia masuk ke dalam kamar mandi saat Reyhan sudah setengah sadar dibawah guyuran shower. Ia mematikan shower tersebut lalu menepuk pipi Reyhan pelan.

"Hey, Reyhan? Are u okay?" tanya Jefri.

Jefri ditugaskan disini dan itu memudahkan untuk dirinya menengok keadaan Reyhan. Hatinya sakit ketika melihat tubuh itu bergetar hebat dan sangat pucat.

"No, i'm not," jawab Reyhan pelan dan hampir tidak terdengar.

Buru-buru Jefri membawa tubuh Reyhan keluar kamar mandi itu. Dengan perlahan Jefri menaruh tubuh kurus itu ke kasur.

"Kak, to--long... ja---ngan... hub--ungin sia--papun. Gu--e gak ma--u mereka kha-awatir."

Jefri menggeleng. "Tapi dek, mereka harus tau keadaan lo."

"Kak, gue minta tolong..." rengeknya. Jefri pun pasrah, ia mengangguk. Setelah itu, mata Reyhan tertutup.

Tanpa sadar, air mata Jefri meluncur dikala memperhatikan kondisi Reyhan yang mengenaskan. Ia menyelimuti Reyhan terlebih dahulu lalu duduk di sebelah Reyhan dengan tangannya menggenggam milik Reyhan.

"Dek, istirahat dulu ya. Nanti cerita sama kakak kenapa, okay."

Terlalu beresiko kalau ia menyuruh Reyhan bercerita sekarang, lebih baik ia menganti pakaian Reyhan terlebih dahulu lalu membiarkan Reyhan mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya.

Jika dipikir-pikir, pasti ada yang menganggu pikiran Reyhan. Ia tidak mungkin melakukan hal tadi kalau dirinya tidak merasa tertekan.

"Astaga, dek."

Saat Jefri membuka baju Reyhan, barulah ia melihat betapa banyaknya bekas lebam dan luka yang ada di sekitar perut anak itu. Jefri meringis, ia harus hati-hati agar Reyhan tidak merasa kesakitan.

"Gue gak pernah tau kalo lo juga barcode di perut," ujar Jefri lirih.

Bila dilihat dari dekat, luka hasil goresan Reyhan telah kering. Jefri tau kalau anak itu tak lagi melakukannya hanya saja, bekasnya terlihat jelas. Reyhan pasti tidak pernah mengobatinya, Jefri tau betul, dilihat dari bekas itu.

Itu jelas luka yang disengaja atau istilahnya selfharm yang Reyhan lakukan. Lukanya lumayan dalam, bukan seperti goresan biasa.

Bagian perut Reyhan juga sama mengerikan dari lengannya. Itu tertutup tapi lukanya malah paling serius.

Alhasil Jefri mengobati bagian-bagian yang menjadi korban pelampiasan Reyhan. Tangannya bergetar kala mengobatinya.

Demi apapun, hati Jefri sakit. Ia tidak sanggup melihat kehidupan pahit Reyhan yang berakibat dengan kesehatan tubuh serta mentalnya.

Selesai mengobati serta menganti pakaian Reyhan. Jefri duduk kembali. Ia sebenarnya bisa menyuruh orang lain untuk menggantikan pakaian Reyhan, namun karena ini Reyhan, ia akan dengan senang hati.

Leave Me Alone | Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang