"Kamu dari mana aja, Theo? Kenapa Yansyah ditinggal sendirian?!" bentak Wina. Ia berkacak pinggang sambil menatap Theo marah.
Mereka berdua tengah berada didepan ruang rawat Yansyah. Anak itu sudah ditangani, beruntung lukanya tidak terlalu parah. Ia juga sudah siuman sekitar beberapa jam lalu.
Wina baru datang, ia melihat Yansyah yang merenung seorang diri tanpa siapa-siapa disisinya.
"Theo tadi jagain Reyhan, Bun. Dia pingsan," ujar Theo.
Wina menghela nafas berat. "Reyhan itu pingsan karena dia minum alkohol, Theo. Sedangkan Yansyah, dia habis di begal dan lukanya lebih serius daripada Reyhan. Masa gitu aja kamu gak ngerti. Kasian Yansyah siuman gak ada orang."
Theo menunduk, ia malas juga beradu argumen dengan Wina. Lagian ini situasi yang sulit juga untuknya, ia tadi terlalu mengkhawatirkan Reyhan, jadi untuk sejenak melupakan adiknya yang lain.
"Maaf Bun, Theo lalai."
Wina mengelus pundak Theo. Ia tersenyum tipis. "Gapapa, lain kali, kamu harus tau siapa yang harus di prioritasin."
Tanpa mereka sadari, Reyhan menguping pembicaraan tersebut. Dadanya sesak, Wina ternyata memang sudah berubah. Reyhan bahkan tidak mengenalinya lagi.
Sedih saat mendengar kalimat tersebut. Reyhan ingin egois. Ia menginginkan Wina lebih mengkhawatirkan dirinya. Ia hanya ingin Wina merawatnya bukan Yansyah.
Tapi ternyata, keegoisan dirinya itu tidak akan pernah bisa terwujud. Wina menoleh kearahnya saja mungkin tidak akan mau lagi.
Citra Reyhan di mata Wina sudah buruk.
Kaki Reyhan melangkah melewati keduanya. Ia menatap lurus tanpa menoleh kearah keduanya yang nampaknya terkejut dengan kehadiran Reyhan yang tiba-tiba.
Theo, ia menahan lengan Reyhan.
Langkah Reyhan pun terhenti. Ia berbalik menatap Theo dingin. "Lepas."
"Lo mau kemana? Ini udah tengah malam, dek. Lo juga masih sakit, jangan aneh-aneh."
Reyhan menghempas kasar lengan Theo. "Terserah gue. Ini tubuh gue, lo gak usah ikut campur!"
Hendaklah melangkah kembali, lengan Reyhan lagi-lagi dicegat oleh Theo. Kali ini Theo menariknya lumayan kuat hingga tidak sadar, menekan bagian bekas barcode Reyhan kemarin malam.
Reyhan pasrah. Semakin ia memberontak, lengannya akan mengeluarkan darah. Ia yakin.
"Gue kakak kandung lo, gue berhak ikut campur masalah lo!" murka Theo.
Nada bicara Theo pun telah meninggi. Ia menatap Reyhan dengan penuh intimidasi.
"Kalian bukan siapa-siapa gue lagi. Gue udah gak punya keluarga!" ucap Reyhan penuh penekanan.
"Reyhan!" teriak Wina.
Bisa dilihat kalau Wina marah dengan ucapan yang Reyhan katakan tadi. Ia menatap Reyhan tajam, tidak ada lagi tatapan teduh.
Theo terdiam, ia melirik kearah Wina dan melepaskan tangannya dari Reyhan. Ia terkejut melihat Wina yang berteriak marah pada Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Me Alone | Huang Renjun ✔️
Teen FictionDON'T COPY MY STORY. Tentang dia yang menginginkan keutuhan, di tengah jahatnya takdir. Tentang semesta yang tak pernah memihak nya. Dipaksa menyerah disaat masih ingin bertahan. Lucu memang hidupnya. Lika-liku kehidupan yang memuakkan dengan ras...