Jika pada akhirnya menyerah adalah pilihan terbaik, maka akan aku lakukan.
-Reyhan-"Rey, lo capek ya?" tanya seorang pemuda pada Reyhan yang berdiri diam di pembatas jembatan.
Hening, sosok yang ditanya tak bergeming. Ia menunduk memperhatikan aliran sungai yang tenang tersebut.
Apakah sungai itu dalam? Kalau Reyhan jatuh kesana, apakah ia bisa mati sekarang juga?
Oke, pikiran Reyhan memang serandom itu. Ia juga memikirkan apa yang akan terjadi lagi padanya nanti. Masalah apa lagi yang bakal singgah.
"Rey, gapapa kalo lo capek. Lo juga manusia. Gak harus setiap saat lo pura-pura kuat. Tapi gue mohon, jangan sampai lo ngelakuin hal ini lagi." Pemuda itu Geo, ia menatap sendu kearah Reyhan yang sama sekali tidak beranjak dari tempatnya padahal di sana berbahaya.
Jujur saja, pikiran Reyhan sangat kacau. Hatinya sakit, bahkan sangat. Tubuhnya juga sudah tidak ada tenaga lagi untuk berdiri, alhasil Reyhan memilih untuk duduk.
Geo was-was, ia kira Reyhan akan terjun ke bawah. Namun, untungnya anak itu hanyalah duduk.
"Kenapa hidup gue selalu berantakan? Apa salah gue? Padahal gue udah berusaha untuk buka lembaran baru, tapi kenapa selalu berakhir menyakitkan..." ujar Reyhan terbesit nada putus asa.
Kali pertama Geo mendengar Reyhan seperti ini. Reyhan tanpa dipaksa, ia bercerita sendiri. Meluapkan apa yang ia rasakan.
"Seberapa menyakitkan lagi yang harus gue rasain?" lanjut Reyhan dengan nada pilu. Ia menunduk, menyembunyikan wajahnya.
Geo diam, ia membiarkan Reyhan untuk bercerita. Anak itu butuh didengarkan.
Tadi, Reyhan kembali mengkonsumsi obat-obatan. Ia tidak peduli kalau perutnya kembali memberontak. Alhasil, bukan hanya perutnya saja yang sakit, kepalanya pun ikut merasakannya.
"Kak?" panggil Reyhan.
Geo berdehem, ia menatap kearah Reyhan sepenuhnya.
"Kalo gue bener-bener terjun tadi, apa ada yang bakalan nangisin gue?"
Saat itu juga air mata Geo mengalir. Ia tau bahwa anak ini baru keluar dari rumah sakit setelah pertengkaran besar dengan keluarganya bermula dari kejadian ia kepergok Wina sedang mabuk.
Ya, tepat saat itu. Reyhan tidak pulang, ia pergi ke jembatan seperti biasa, namun kali ini niatnya ingin menjatuhkan diri di sana. Mengakhiri kehidupan yang kian menyiksa dirinya.
Kalau saja Geo tidak mengikuti Reyhan, sudah pasti anak itu telah hilang di telan bumi. Ia menahannya agar tidak terjatuh ke bawah.
Geo tak langsung memaki Reyhan, ia sadar betapa hancur anak itu saat sosok ibu yang ia sayangi, mengatakan kalimat yang sangat menyakitkan bagi seorang anak.
Tanpa siapapun tau, Geo melihat jelas kejadian yang terjadi pada Reyhan di rumah sakit. Ia bisa melihat sorot mata penuh kekecewaan pada mata Reyhan saat itu.
"Rey, lo masih ada gue, Leo dan teman lo yang lain. Kita sayang sama lo, lo sangat berharga bagi kami, dek." Geo ikut duduk di sebelah Reyhan. Ia mengusap pelan pundak itu. "Kalo emang keluarga lo gak bisa nerima lo, ada kita dek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Me Alone | Huang Renjun ✔️
Ficção AdolescenteDON'T COPY MY STORY. Tentang dia yang menginginkan keutuhan, di tengah jahatnya takdir. Tentang semesta yang tak pernah memihak nya. Dipaksa menyerah disaat masih ingin bertahan. Lucu memang hidupnya. Lika-liku kehidupan yang memuakkan dengan ras...