Reyhan berjalan gontai memasuki rumah, ia menunduk terlalu malas bertatapan dengan orang rumah. Daripada moodnya jelek nantinya.
Saat ia hendak menaiki anak tangga, tangannya tiba-tiba ditarik seseorang dari belakang. Alhasil Reyhan oleng, ia hampir terjatuh kalau tidak dipegang oleh orang itu.
"Ikut gue."
Belum sempat Reyhan menyetujuinya, tangannya sudah ditarik oleh orang itu dengan cepat. Ia hampir hilang keseimbangan akibatnya.
Reyhan hanya diam tak memberontak, ia mungkin terlalu malas untuk beradu mulut dengan Yansyah, siapa lagi kalau bukan dia.
Bruk.
Tubuh Reyhan terbanting, punggungnya sakit sebab membentur dinding dengan sangat kuat. Ia meringis saat rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Puas lo!" ujar Yansyah setengah berteriak.
Bugh.
Pukulan itu mengenai perut Reyhan telak. Ia terbatuk saat perutnya bersentuhan dengan sepatu milik Yansyah. Sangat sakit.
Reyhan memegangi perutnya, keningnya berkerut dalam tanda kalau ia sedang menahan rasa sakit.
"Gara-gara lo, semua orang mojokin gue! Mereka nyalahin gue! Lo buat gue jadi jahat di mata orang-orang! Apa lagi sekarang?! Mau buat Papa marahin gue juga kayak mereka-mereka, hah?!" ujar Yansyah menggebu-gebu.
Bola mata Reyhan melirik Yansyah sejenak, ia tertawa miring. "Marah-marah mulu lo! Heran. Pantes cepet tua tuh muka."
Kepalan ditangan Yansyah menguat, ia memberikan tatapan tajam pada Reyhan yang sedang menatapnya dengan tatapan jijik. Yansyah tau itu.
Yansyah maju selangkah lebih dekat, ia tak mengalihkan pandangannya dari Reyhan sedikitpun.
"Kalo sampe lo macem-macem, gue bisa buat hidup lo lebih hancur dari sekarang," bisik Yansyah. Ia tersenyum menyeringai lalu menepuk lumayan kuat pundak
"Tanpa lo bilang, hidup gue emang udah berantakan. Jadi, kalo lo mau hancurin kehidupan gue, ya silahkan. Gue gak peduli lagi."
Tidak ada tanggapan dari Yansyah, ia memperhatikan Reyhan dari atas hingga bawah dengan tatapan mengintimidasi.
Reyhan berdiri, ia membalas tatapan Yansyah sambil terkekeh. "Kenapa? Kehabisan cara? Mau gue ajarin gak, kak Yansyah?"
Nada bicara Reyhan terdengar menjengkelkan bagi Yansyah. Ia menepuk pelan pundak kakaknya itu sambil tersenyum.
Tepat saat itu, Yansyah hendak memberikan pukulan ke wajah Reyhan. Namun, berhasil ditahan oleh Reyhan, ia malah memutarbalikkan keadaan.
"Jangan buat gue tambah emosi! Lo pikir enak dipukul-pukul gitu?!" hardik Reyhan.
Tangan Yansyah dipelintir oleh Reyhan dengan kuat sampai-sampai Yansyah meringis kesakitan seperti sekarang. Ia memberontak, tapi tenaga Reyhan lebih kuat darinya.
Mungkin Yansyah bisa saja dijadikan bahan pelampiasan oleh emosi Reyhan yang sedang meluap ini.
"Lepas, Reyhan! Lo mau mati, hah?!" teriak Yansyah.
Bibir Reyhan membentuk senyum mengerikan. Ia malah memperkuat kunciannya.
"Gue gak peduli! Lo gak tau seberapa marah dan bencinya gue ke kalian semua! Seberapa pengen gue bunuh kalian! Dan seberapa pengennya gue----"
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Me Alone | Huang Renjun ✔️
Fiksi RemajaDON'T COPY MY STORY. Tentang dia yang menginginkan keutuhan, di tengah jahatnya takdir. Tentang semesta yang tak pernah memihak nya. Dipaksa menyerah disaat masih ingin bertahan. Lucu memang hidupnya. Lika-liku kehidupan yang memuakkan dengan ras...