Chapter 3

1.9K 215 20
                                    

Sinar matahari pagi menembus sela-sela jendela membuat pemilik kamar itu sedikit terganggu dari tidurnya. Sinar tersebut menyinari wajah tampan nya dengan sangat sempurna.

Indah sekali bila di pandang.

Reyhan, ia menggeliat di atas kasurnya. Selimut yang semalam menutupi dirinya pun telah jatuh di lantai. Ia masih belum berniat untuk membuka mata.

Drt... Drt...

Ponselnya berbunyi, dengan gerakan malas Reyhan mencoba mencari keberadaannya. Ia meraba-raba meja di samping tempat tidur, tempat ia selalu menaruh ponsel.

Setelah dapat merasakan ponselnya, ia yang masih sangat mengantuk pun mau tak mau membuka mata untuk mencari ikon berwarna hijau.

Di tekannya ikon tersebut lalu menempelkan ponsel itu tepat di telinganya.

"Rey, kamu baru bangun?" Suara lembut itu sontak membuat mata Reyhan terbuka sempurna.

Tangannya mengucek kedua matanya secara bergantian sambil terus menguap. Ia berdehem sebagai jawaban.

"Ini udah jam 7 nak, kamu telat loh." Wanita itu kembali berujar.

Reyhan yang masih setengah sadar pun mengangguk, ia belum menyadari keadaan.

"Mandi buruan. Udah jam 7 gini baru bangun, mau jadi apa kamu, nak?" Nada bicaranya terdengar lelah mengurusi Reyhan yang kebo.

"Bentar bunda, 5 menit lagi. Ngumpulin nyawa dulu." Ia menguap lagi lalu berbaring kembali.

"Ga keburu, kamu udah telat. Buruan mandi," ujar Bunda.

Sontak dengan malasnya, Reyhan mengambil posisi duduk. Ia mengusap wajahnya kasar sambil melirik kearah jam dinding kamar.

"What the..."

"Arcelio Reyhan!"

Reyhan tersadar, bola matanya membulat sempurna dan langsung bangkit dari duduknya, mencari handuk dan seragam sekolahnya.

"Ih bunda. Kenapa baru bangunin Rey, sih?!" Gerutunya.

Di sana Bunda menggeleng, beginilah setiap membangunkan anaknya yang satu ini. Padahal sudah beberapa kali ia mencoba menelpon si bungsu, tapi belum juga diangkat-angkat.

"Ga usah banyak bicara. Mandi buruan. Bunda tutup dulu teleponnya," Ujar Bunda sebelum mematikan sambungannya.

Reyhan buru-buru masuk kedalam kamar mandi, dengan cepat membersihkan tubuhnya hingga gemercik air terdengar sangat tak beraturan.

-

Pagi ini, Reyhan cukup dibuat kewalahan karena ulahnya sendiri. Ia memasuki kelas dengan jalan terseok-seok. Habis di hukum karena telat, mencabut rumput di sekitar lapangan upacara.

Bayangkan betapa luasnya.

"Enak banget lo. Pagi-pagi dah skip pelajaran matikan aja."

FYI, Matikan itu sebutan pelajaran matematika dari ketiga cecunguk itu.

Menghiraukan ucapan Chandra, Reyhan telentang di atas meja. Dadanya naik-turun tak teratur karena kelelahan.

Leave Me Alone | Huang Renjun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang