Step Brother : 04

3.6K 506 80
                                    

''Begitu juga aku...Belum tentu aku menganggapmu sebagaimana kau mengaggapku.''


___

Kang Seulgi-Gadis yang masih menatap Jimin dengan bingung itu makin mengerutkan alisnya tanda bahwa ia makin tidak mengerti atas kalimat yang terlontar dari mulut Jimin.

''Maksudmu?'' Seulgi menatap Jimin dalam.

Jimin tersenyum penuh arti.''Aku yakin kau mengerti apa Maksudku?''Ujarnya.

Dalam kondisi seperti ini Seulgi harus dibuat makin kebingungan atas maksud yang ada di dalam isi fikiran Jimin.''Maksudmu kau tidak sama sekali menganggupku sebagai Noona mu? ''

Pria itu menganggukkan kepalanya tanda sebagai jawaban.Satu bibirnya tertarik membentuk senyuman. Namun,hanya di satu sudut.

''Bukankah sejak awal aku sudah mengatakannya padamu...Jangan pernah meminta sesuatu yang tidak aku inginkan.''Ujarnya sambil menyalakan mesin mobil kemudian menoleh menatap Seulgi yang masih Menatapnya.

''Kau hanya orang asing yang tiba-tiba datang dalam hidupku.Aku menganggapmu hanya sebatas itu.Tidak lebih.'' Kemudian Jimin memutar setir mobil dan memilih fokus kedepan menatap jalanan.

Kesal.Ya,Sangat.Seharusnya yang mengatakan kalimat itu adalah Seulgi. Karena sedari awal dialah yang merasa tertekan.Saat dia mencoba menerima segalanya dan ingin mencoba semuanya dari awal justru pria yang menjadi saudara kandungnya tidak menerimanya sama sekali.

Bukankah itu menyakitkan?

Jimin itu baik.Seulgi tahu itu.Namun,Dia memiliki sifat tidak terduga yang mampu mengombang-ambing perasaannya.Kadang dia membuat Seulgi merasa disayangi sebagai seorang Kakak. kadang juga dia bagaikan orang yang tidak memiliki arti dimata Jimin. Untuk pertama kalinya Kang Seulgi merasa bahwa takdir itu jahat padanya.

Mengapa dia menjadi orang yang tidak mengetahui apapun.Ya, benar Seulgi memang tidak mengetahui apapun yang berhubungan dengan adiknya-Jimin.

Kedua mata Seulgi lebih memilih menatap Jalanan sore yang agak macet dengan tatapan kosong.Helaan nafas lelah kini mulai terdengar.Ada rasa pusing yang membuat kepalanya terasa seperti tengah tertiban benda berat.Tangan kirinya menyentuh kepalanya yang makin terasa pening.

''Kau lapar? '' Seulgi menoleh saat Jimin bertanya padanya.

''Tidak juga'' balasnya singkat.

Kedua mata Seulgi melirik ke arah Jimin yang terlihat tidak suka atas jawaban Seulgi.Lagi-lagi secara mendadak pria itu menghentikan mobilnya.Membuat Seulgi refleks memegang bahu Jimin dengan erat.Jantung Seulgi rasanya hampir copot setiap Jimin menghentikan mobil secara mendadak seperti ini.

Seulgi mendesah lega.Namun,Dia tiba-tiba menatap kedua tangannya yang berada di bahu Jimin.Dengan cepat dia melepaskan cengkeraman tangannya pada bahu Jimin dan bergumam singkat.''Maaf.''Ujarnya.

Pria itu menatap tajam dirinya seolah-olah dia tengah melakukan sebuah kesalahan besar.''Aku tidak sengaja.''Tambah Seulgi.

''Tidak bukan itu.Kau...'' Jimin menggantungkan kalimatnya sembari mengernyit heran.

''A-aku kenapa? '' Seulgi gelagapan saat Jimin mendekatkan wajahnya.

Jarak antara keduanya hampir terhapus membuat Seulgi menelan ludahnya gugup setengah mati.

Step Brother[SeulMin] End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang